6. Closer.

89 15 1
                                    

Semalam kami mengakhiri pembicaraan dengan sepakat untuk memulai mencari tahu mengenai noona nya.

Hari ini minggu,jadi aku libur dan punya lebih banyak waktu untuk bersantai sambil memikirkan pemecahan masalahku dan Hyunjin.

Justin sudah tidak kelihatan semenjak aku bangun tidur. Eomma bilang ia main bersama teman teman masa kecilnya. Aku tidak begitu dekat juga dengan mereka. Jadi daripada menyusul, aku lebih memilih berdiam diri di kamar bersama dengan ponsel di genggamanku.

"Lucy!" Suara eomma memanggilku dari luar kamar, membuatku beranjak dari kasur dengan cepat sebelum singa betina itu mengeluarkan omelannya.

"Ne eomma."

Ku lihat eomma sedang berjongkok di depan kulkas, mengecek bahan apa saja yang habis dan harus di beli.

"Tolong beli bahan bahan dapur di minimarket. Nanti eomma beri catatannya."

Ah, sudah kuduga.

Pada akhirnya aku menurut. Berjalan keluar rumah berbekal catatan dari eomma dan uang belanja yang ia berikan. Jalan kaki saja sudah cukup bagiku untuk sampai ke minimarket dekat rumah.

Aku menelusuri deretan bahan makanan yang tertata rapi di atas rak minimarket. Mencari apa saja yang aku butuhkan dengan catatan pemberian eomma.

"Lucy?" Sebuah tepukan ringan bersamaan dengan panggilan dari seorang lelaki ku rasakan di sampingku.

"Eoh? Hendery sunbae!" Aku memekik senang saat
mendapati Hendery sunbae yang tadi menegurku.

Ya tuhan, dia tampan sekali.

Sejujurnya sejak masuk sekolah, Hendery sunbae satu satunya lelaki yang menarik perhatianku. Makannya jangan heran kalau aku senang sekali dapat perlakuan sederhana seperti ini darinya.

Hendery sunbae tersenyum padaku, "Sedang apa di sini?" tanyanya memulai konversasi.

"Belanja keperluan rumah. Sunbae?"

"Sama. Keperluan di rumah habis jadi aku belanja di sini."

Aku baru ingat kalau Hendery sunbae memang tinggal sendirian di daerah sekitar sini juga. Kami kemudian belanja bersama. Hendery sunbae juga dengan senang hati mau mengantarku sampai ke rumah.

Aku kembali naik ke kamarku setelah menyerahkan barang belanjaan pada eomma.

Mendadak teringat oleh ucapan Hyunjin tentang noona nya. Kalau di pikir lagi, selama ini Hyunjin memang terlihat sangat menyayangi keluarganya. Vallery eonnie, Adora Park si siswa pindahan. Sekalipun ia kerap jahil, tapi aku tahu ia selalu menomor satukan mereka.

Anak itu terlihat kesepian.

Siswa tingkat tiga seperti Vallery eonnie pasti sangat sibuk mempersiapkan ujian dan segala macamnya. Wajar saja kalau ia jadi tidak terlalu perduli pada sekitar. Aku juga pasti begitu.

Ting!

Layar ponselku menyala bersamaan dengan suara notifikasi pesan. Membuat tanganku refleks mencari keberadaan benda persegi berwarna hitam yang ternyata sejak tadi tergeletak di samping bantalku.

Ada satu pesan masuk dari Harim. Aku tahu anak itu sedang bosan di rumah makannya mengajakku keluar di hari libur yang damai ini. Aku juga tidak menolak kok. Toh aku tidak ada kegiatan. Jadi apa salahnya meng-iyakan ajakan Harim?

✓ Awake | H.HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang