13. Confuse

73 13 0
                                    

Sore ini, aku dan Cheonsa mengunjungi rumah sakit tempat Hyunjin terbaring koma. Tidak ada maksud apapun, aku hanya ingin menjenguk raganya. Bagaimanapun kami teman sekelas, paling tidak aku ingin sekali saja menjenguknya.

Vall dan Mark sunbae juga ada di sana saat kami tiba. Adora dan Alice juga. Jadi intinya, kamar tempat Hyunjin di rawat jadi lumayan ramai.

Sedikit miris saat melihat tubuh Hyunjin yang terbaring tanpa nyawa di ranjang rumah sakit. Apalagi saat telingaku mendengar bunyi alat alat medis yang terhubung ke tubuh Hyunjin.

Hyunjin, bagaimana kalau tubuh ini tidak akan bisa hidup lagi?

Melihat Hyunjin dalam kondisi seperti ini lebih menakutkan di banding melihatnya dalam wujud arwah. Mengingat garis naik turun pada alat berbunyi 'biip' itu bisa kapan saja berubah menjadi lurus.

Rasanya sekarang aku jadi lebih mengkhawatirkan Hyunjin dari pada diriku sendiri.

"Sudah cukup menjenguknya?" Cheonsa bersuara di sampingku.

Aku mengulum senyum, lalu mengangguk pelan di susul dengan Cheonsa yang merangkulku keluar kamar ini.

"Sudah mau pulang?" sambut Vall eonnie saat kami keluar.

"Eoh eonnie. Ini sudah hampir petang dan eomma pasti akan khawatir kalau aku belum pulang."

Vall eonnie mengangguk seraya tersenyum, "Lain kali sering sering lah ke sini. Hyunjin juga pasti akan senang kalau dua gadis cantik seperti kalian menjenguknya," katanya lalu terkekeh.

"Yah, eonnie. Apa kau pikir aku dan Alice tidak cukup cantik untuk membuat Hyunjin senang?" Adora memprotes.

"Tentu saja Alice cantik. Tapi kau lebih mirip seperti malaikat pencabut nyawa. Hyunjin akan ketakutan."

"Eonnie!"

Kami semua tertawa, hingga aku dan Cheonsa nyaris melupakan niat kami untuk pulang.

"Kalau begitu aku dan Cheonsa pulang sekarang ya," pamitku.

Kami langsung pergi setelah mendapat ijin dari yang lain. Karena aku datang bersama Cheonsa, jadi aku juga pulang di antar Cheonsa. 

"Kau sudah menemukan petunjuk?" tanya Cheonsa.

Aku menggeleng pelan. Lalu tiba tiba terbesit sesuatu di benakku, "Hari Minggu yang waktu itu kau janjikan, ingat? Memangnya kau akan membawaku kemana?"

"Well, kalau kau tahu sekarang namanya bukan kejutan."

"Aku tidak ingin kejutan. Tidak bisakah kau mengatakannya sekarang saja?"

Cheonsa terkekeh, "Karena aku yang akan membawamu, jadi itu terserah aku."

"Dan karena aku yang akan kau bawa, tidak bisakah aku tahu?"

"Terserah kalau kau tidak mau ikut," ia menjeda ucapannya. "Tapi jangan menyesal karena melewatkan satu info berharga," lanjutnya.

Heol, Cheonsa memang tidak bisa di lawan.

"Sudah sampai," ucapnya membuyarkan lamunan singkat ku.

Aku langsung turun dari mobilnya setelah mengucapkan terimakasih. Lalu segera masuk ke dalam rumah.

"Aku pulang!" seruku begitu masuk.

"Kemana saja kau?" Tidak ada yang akan bertanya seperti sedang menginterogasi ku kecuali Renjun.

✓ Awake | H.HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang