Semalam aku dan Hyunjin kembali mengakhiri obrolan dengan otak buntu. Aku juga masih belum yakin terhadap petunjuk apa yang saat itu di sebutkan Cheonsa.
Poin buruk berikutnya adalah, hari ini Harim tidak masuk sekolah. Dan aku berakhir sendirian di bangkuku. Mengikuti pelajaran dengan setengah hati.
Bukan berarti aku tidak punya teman lain, okay. Hey, jangan remehkan seorang Lucy Huang. Kalau suatu saat nanti kalian datang ke Hanyoung High School dan bertanya pada anak anak di sini mengenai siapa aku, kurasa hampir seluruh siswa tahu jawabannya.
Well, bukannya aku sombong sih. Tapi prestasiku di sekolah cukup bisa di banggakan. Sering mengikuti lomba dan memenangkan juara, juga menduduki sepuluh besar paralel di sekolah. Menurutmu itu belum cukup untuk di banggakan?
Tapi memang sebenarnya aku kurang puas dengan diriku sendiri. Bagaimana ya? Kalau kalian bagaimana? Bukankah semua orang pasti ingin ada di peringkat pertama? Nah, aku juga termasuk dalam salah satu orang orang itu.
Sebenarnya bukan hanya mengejar kepuasan diri sendiri. Aku hanya ingin benar benar membuat orang tua dan keluarga ku bangga pada putri semata wayangnya ini. Maksudku-bukankah semua orang tua akan senang kalau anaknya menjadi yang terbaik? Paling tidak aku harus bisa berada sekali saja di peringkat satu. Tapi mungkin belum saatnya. Si peringkat satu terlalu sulit di kalahkan. Kadang aku masuk lima besar paralel saja sudah sangat bersyukur.
Dan soal Hyunjin, anak itu mungkin juga akan masuk dalam list rival ku di sekolah. Hyunjin itu selalu masuk lima besar paralel dan yang pasti, ranking satu kelas.
Meski sebenarnya aku juga tidak heran. Bagaimanapun, Hyunjin ada di keluarga yang memang perfeksionis. Dia ada di keluarga yang menjunjung tinggi pendidikan. Dari yang ku tahu, seluruh keluarga Hyunjin juga punya prestasi luar biasa di bidang mereka masing masing.
Ah, atau ambil contoh saja Vall eonnie dan Adora Park. Vallery Hwang, si gadis es yang berhasil menduduki peringkat satu paralel dan kelas. Adora Park, aku tahu ia tidak masuk lima besar paralel, tapi pasti berada di atas ku. Apalagi keluarga Adora lebih menekannya menjadi nomor satu dari keluarga ku dan Hyunjin.
Aku tidak tahu bagaimana gadis itu bisa bertahan berada dalam lingkup keluarga seperti itu.
Oke, kenapa kita jadi membicarakan orang lain?
"Ternyata hidupmu tanpa Harim itu sama dengan bolpoin tanpa tinta ya." Aku menangkap presensi Huang Renjun-si penganggu yang kini beralih duduk di sebelahku.
"Ck, tumben sekali kau perhatian?"
Renjun mengalikan pandangan dari layar ponsel dan berganti menatapku dengan polos, "Apa yang barusan itu terlihat seperti aku sedang memberimu perhatian?"
Menyebalkan.
Aku ingin tahu, apa memang begini rasanya memiliki kakak lelaki? Heol, Renjun sama sekali tidak bisa ku andalkan. Justru Justin yang notabenya lebih muda dari Renjun yang selalu ada di saat aku butuh. Kakak macam apa kau, Huang Renjun?
"Aku tidak tahu kenapa tuhan menciptakan spesies sepertimu di kehidupanku. Musnah saja kau!"
Renjun terkekeh lalu mengacak suraiku. Huft-apa dia pikir itu tindakan manis? Ah, kalau itu Hendery sunbae, mungkin iya. Tapi kalau Renjun yang melakukannya malah berakhir menyebalkan.
"For your information-" Renjun menjeda kalimatnya sebentar.
"-Kau terlihat semakin jelek kalau rambutmu acak acakan. Aku saja tidak yakin kau adikku."
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ Awake | H.Hyunjin
Mystery / Thriller"αωαĸe, αnd мeeт нιм every мιdnιgнт." Di usianya yang baru menginjak delapan belas tahun, Lucy mendadak dapat undangan ke sebuah tempat, sekaligus undangan yang akan merubah hidupnya dan hidup satu orang lagi-teman sekelasnya, Hwang Hyunjin. ©sugarl...