13 | WEEPING

1K 95 0
                                    

Play Music :

Hyolyn (Sistar) - Tears For Each Other

"Jangan menyerah hanya karena sebuah masalah, jangan meragu hanya karena sedikit pilu, biarlah Semua itu mengalir layaknya air, hingga tiba saatnya kamu berhenti pada akhir sebuah takdir."

Hari ini Nayla terbangun pagi-pagi buta. Bahkan, langit masih menampilkan warna pekat dan tanpa ada satupun kokok ayam terdengar di kuping gadis beriris hezel tersebut.

Selepas pergi dengan Zian kemarin, Nayla sedikit merasa aneh pada tubuhnya sendiri. Seperti kali ini misalnya, gadis itu terbangun karena dadanya yang sesak menahan sakit dipinggulnya sejak kemarin malam. Tak ada yang Nayla lakukan saat ini, gadis itu hanya duduk diatas ranjang sembari mengatur nafas guna menormalkan rasa sakit dan pening di kepala nya. Hingga perlahan...matanya kembali terlelap sempurna.

'Tok..tok..tok'

Suara ketukan pintu yang berulang mau tak mau memaksa mata Nayla untuk terbuka. Rasanya berat, bahkan hanya untuk membuka mata saja seakan tak mampu, karena tak memiliki cukup tenaga. Nayla tak tau apa yang sedang terjadi. Yang ia tau, kini kepala nya bagai ditusuk-tusuk benda runcing. Sangat sakit, jauh lebih sakit dari sebelumnya.

"Nay, kamu belum bangun? Ini udah hampir telat, lho. Nay? Nanti gerbangnya keburu ditutup."

Samar Nayla mendengar suara Zian dari pintu yang tertutup itu. Gadis itu berusaha bangun, mengabaikan rasa sakit yang kini ia rasakan di seluruh tubuh, kepalanya semakin berat, dan pening yang ia rasa seolah tambah menjadi jadi.

Dengan susah payah Nayla berhasil mencapai pintu kamarnya, walaupun dengan langkah yang tertatih tatih. Perlahan gadis itu memutar kenop pintu yang ada didepannya.

Bersamaan dengan pintu yang terbuka, gadis itu ambruk ke lantai, tubuhnya telah berada diatas lantai marmer yang dingin. Dan detik berikutnya, yang ia lihat adalah kegelapan.

❣❣❣

Dear Sister,

Aku tau, aku bukanlah sosok malaikat sempurna yang diciptakan tuhan untuk menjagamu. Karena aku cukup tau diri, bahwa kau bahkan tidak membutuhkan sosok sepertiku untuk hadir di hidup mu.

Yang sejatinya benar adalah, aku yang membutuhkan kamu.

Aku tau, aku bukanlah seorang yang mampu menaungimu layaknya awan di langit biru. Karena aku cukup paham, bahwa cinta yang aku beri ini hanya akan menumbuhkan pilu didalam hatimu.

Yang sejatinya benar adalah, aku yang terlalu meragu dan akhirnya kembali meloloskan air matamu.

Dengar, aku bukanlah pesaing yang dengan sengaja menguras air matamu hingga kering.

Bukan pula pencuri yang mengambil segalanya lalu pergi begitu saja dengan menyisahkan perih.

Jadi, kumohon...jangan paksa aku untuk pergi tanpa memberi tau isi dan suara hati ini.

Adikku, bangunlah, karena aku akan selalu setia menunggumu disini.

~Nayla Gymnastiar ~


Syifa menutup buku hariannya, sesaat setelah menuliskan beberapa bait kalimat yang mewakili suasana hatinya. Gadis itu tengah berada diruangan serba putih dengan bau obat yang begitu menyengat. Sudah 3 jam gadis itu terduduk di bangku dingin Rumah Sakit. Menatap sendu pada sosok yang kini tengah terbaring tak sadarkan diri diatas ranjang dari balik pintu kaca.

Dear Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang