8 | DISTRUST

1.3K 122 3
                                    

Play Music:

Hyorin (Sistar) - 안녕 (Hello, Goodbye)

"Untuk seseorang, itu adalah cinta. Untuk seseorang, itu adalah luka. Untuk orang lain, itu adalah kenangan lama. Tapi untukku, itu adalah mimpi yang tak akan pernah jadi nyata."

Malam ini begitu dingin, seolah mengerti bagaimana hati beku milik gadis beriris hezel itu sedang gundah.

Nayla tengah duduk di kursi kayu balkon kamar milik keluarga Zian. Gadis itu ditemani sepi juga kelabu yang masih setia menutupi rembulan. Pandangannya kosong, entah dimana pikirannya sedang bermain sekarang. Udara dingin yang menusuk tulangnya tak ia hiraukan, angin yang membelai kulit mulus nya pun seolah tak lagi dapat ia rasakan. Nayla rindu. Bukan dengan Ayah atau Kakak nya, Syifa. Melainkan dengan Bunda. Rasanya berat menghabiskan waktu sendiri tanpanya. Walaupun kini Tante Rina amat menyayanginya seperti anaknya sendiri, itu terasa berbeda bagi Nayla.

Perlahan gadis itu beranjak dari duduknya, Ia melangkahkan kakinya menuju ranjang kayu didalam. Entahlah, mungkin tidur sebentar bisa memulihkan keadaannya. Mengingat tadi pagi saja, Nayla tidak masuk Sekolah karena suhu badannya tiba-tiba naik. Mungkin karena acara hujan-hujanannya kemarin. Namun belum juga ia memejamkan mata, suara ketukan pintu memaksa gadis itu untuk bangkit dan membukanya.

"Ternyata belum tidur," seorang laki-laki berujar sembari melangkah masuk ke kamar Nayla.

"Udah mau tidur, tapi gagal gara-gara ada tamu tak diundang." Nayla mendengus seraya meniup sejumput rambut yang jatuh ke dahinya.

Nayla duduk ditepi ranjang, sebelum kemudian Zian ikut duduk di sebelahnya.

"Tadi aku ketemu sama Syifa. Dia nanyain kamu," Ucap Zian mengawali percakapan.

"Terus kamu bilang apa?"

"Ya aku bilang kalau kamu ada dirumah ku."

Mendengar itu Nayla hanya tersenyum kecut sambil mengalihkan pandangan nya pada jendela didepan.

"Apa nggak bisa ya, kalau kamu baikan sama Syifa? Dia nggak pernah ada maksud buat nyakitin kamu Nay," Zian beralih menatap manik hezel milik Nayla sebelum kemudian melanjutkan Kalimat panjangnya.

"Apa yang terjadi dimasa lalu, sama sekali bukan kesalahannya. Dia nggak bisa milih untuk menjadi seperti ini Nay. Mungkin juga sekarang ini Syifa sedang terluka. Masa lalu itu ada untuk menjadi pelajaran Nay, cinta di masa lalu yang nggak kamu dapatkan mungkin bisa kamu dapatkan sekarang. Coba kamu lihat semua keadaan ini dari sudut pandang orang lain." Zian berucap panjang lebar dengan nada yang begitu lembut.

"Untuk seseorang, itu adalah cinta. Untuk seseorang, itu adalah luka. Untuk orang lain, itu adalah kenangan lama. Tapi untukku, itu adalah mimpi yang tak akan pernah jadi nyata." Nayla berucap dingin. Gadis itu seolah tak peduli dengan apapun. Tapi diluar perkiraan, gadis itu perlahan terisak. Air matanya melimpah ruah. Membuat laki-laki didepannya mematung seketika.

"Seberapapun kuat aku berusaha, seberapa banyak pun aku berdoa, tidak ada yang bisa menyangkal bahwa aku bukanlah pemilik apa yang orang lain sebut itu cinta." Nayla berucap pelan ditengah tangisnya.


Perlahan Zian mendekat, tangannya meraih pundak gadis didepan nya itu. Zian memeluk Nayla dengan lembut, merengkuhnya erat, seolah tengah mentransfer kekuatan Untuk Nayla agar lebih tegar menghadapi semuanya. Yang laki-laki itu tau, Nayla begitu kaku diluar, tapi saat seseorang sudah mengenalnya, mereka akan tau bahwa gadis itu butuh sebuah tempat untuk sekedar menguatkan hatinya yang rapuh

Dear Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang