❤5

199 6 1
                                    

Lama tak terlihat Rey yang datang kekamar, akhirnya mama memilih untuk shalat sendirian, tanpa imam. Setelah mama selesai shalat, tak henti-hentinya mama mendatangi kamar Rey untuk membangunkan putranya. Rey yang kala itu masih tertidur, ditarik selimutnya oleh mama.

"Rey ayo bangun, kamu tuh dari tadi pagi mama bangunin gak bangun-bangun, udah gitu katanya kamu mau nyusul mama, tapi mana, kamu gak datang juga" bentak mama

"Rey udah shalat"

"Shalat dimana Rey" tanya mama kesal

"Dialam mimpi, udah ah rey mau tidur lagi, mumpung libur, Rey mau tidur seharian"

Mama pasrah menghadapi kelakuan anaknya itu, kemudian mama memilih untuk menutup pintu kamar Rey, dengan perlahan. Diruang tamu yang sepi dan sunyi, disanalah mama memandangi foto almarhum Papa seraya berkata. "Kenapa kamu gak pernah berubah si Rey, mama gak mau ngeliat kamu seperti ini terus, papa kamu pasti sedih ngeliat kamu kaya gini"

Air mata mama saat itu tidak bisa dibendung lagi, ketika mengingat tepat dihari ini mereka ditinggalkan oleh almarhum papanya, pantas saja mama merasakan, rindu yang sangat mendalam kepada suaminya itu. Namun pikir mama tidak baik, kalau dirinya berlarut-larut dalam kesedihan. Setelah mama lelah menitihkan air mata, mama pun akhirnya tertidur, Rey yang baru saja terbangun saat itu, tak sengaja melihat mama tertidur pulas disofa, dengan sigap Rey mendekati mama yang tidur itu. Hati rey serasa teriris kala melihat mamanya bersedih, sambil memegang foto almarhum papa. "Mama kangen ya sama papa, sama Rey juga kangen banget sama papa" hanya sepatah kata yang terlontar dari mulut kecilnya itu. Dengan rasa sedih, Rey langsung menghapus air mata mama, yang tak sempat diusap ketika mama membuka mata.

Ditaruhlah secarik pesan untuk mama yang berisi.
"Mama, Rey pergi dulu yah, nanti Rey balik lagi see you mama, salam sun dari putramu". Rey segera pergi meninggalkan rumah, menuju tempat asosiasi.

Tok tok tok, diketuklah rumah Dimas oleh Rey dengan sangat keras, Dimas yang sedang asik menyeruput kopi sampai tersedak, karena mendengar gebrakkan pintu, yang dibuat oleh Rey. Setelah Dimas membuka pintu rumahnya, Rey pun memberi kesan yang mengagetkan, tiba-tiba saja Rey memeluk dan mencium Dimas. Ditamparlah muka Rey perlahan.

"Eh bencong, lo boleh angep gue ganteng, tapi jangan cium gue juga kali, emangnya gue cowo apaan" sambil melambeikan tangan persis seperti lelaki gemulai

"Jijik gue ngeliatnya, kenapa gue mau yak temenan sama lo" Rey merasa aneh

"Eh curut jangan lo pikir lo itu gak menjijikan yah, asal lo tau, lo itu lebih melambei dari pada gue tau" ucap Dimas

"Enak aja, siapa yang bilang" Rey menyangkal

"Itu ngapain tangan lo" menepuk tangan Rey yang seketika itu sedang melambei

"Reflek cuy, oh iya jadi gak nih kita ketempat, ehmm lo tau lah" ajak Rey

"Iya gue tau kalau lo udah kaya gitu, tunggu gue ganti baju dulu"

***

Sebelum mereka pergi ketempat asosiasi, seperti biasa Dimas mengajak Rey untuk melenceng terlebih dahulu ketempat tongkrongan. Sesampainya ditempat tongkrongan banyak hal yang mereka lakukan disana, salah satu hal yang sering mereka lakukan adalah membicarakan orang. Pembicaraan mereka pun dibuka oleh hal-hal yang tidak penting, seperti membicarakan orang-orang dikelasnya, meledek adik kelas mereka yang cupu, bahkan perempuan-perempuan yang menurut mereka seksi. Tidak seperti biasanya Rey tidak tertarik dengan pembicaraan itu, biasanya Rey yang sangat antusias, bahkan dirinya yang sering melempar candaan. Sontak saja membuat mereka terdiam, suasana kala itu menjadi canggung dan hening. Saat itu temannya, melihat Rey yang nampak sedang menutup rapat-rapat telinganya dengan headset. Pantas saja dirinya tidak merespon dan memperdulikan celotehan temannya. Ketika salah satu temannya melepas headset Rey, ternyata yang ia dengarkan adalah lagu religi. Reaksi teman-teman Rey kala itu tidaklah baik, temannya malah meledek Rey habis-habisan, namun Rey segera memberi penegasan kepada mereka, agar tidak terjadi kesalah pahaman.

"Hmm ini nih yang gue gak suka dari kalian, orang mau berbuat baik diledekin" ujar Rey

"Heh, lagi sejak kapan lo suka lagu-lagu beginian, bukannya lo sukanya lagu metal atau gak rock yang cowo banget, gak kaya gini, cowo kok melow" kata luthfi

Dimas pun membelanya.

"Apa salahnya kalau Rey mau berubah, yang mentingkan gak ngerugiin kita. Lagipula dia gak berubah seutuhnya, buktinya Rey masih mau berteman sama kita ya kan, bahkan kalo kita ngajak lo besok ngeband, lo masih mau kan" bela Dimas

"Iyalah gue mah tetep kayak gini dan gak akan pernah berubah, lagian juga Rock in my lifeeeee" Teriak Rey

"Wuhhh ini yang gue suka dari lo"
Memotong pembicaraan salah satu temannya.

"Mas, jadi gak kita kesono"

"Jadilah yuk" ajak Rey

"Lo mau kemana Mas sama Rey" tanya rasta temannya.

"Ada deh kalian gak boleh tau, kalo kalian pada tau nih, yang ada Rey bakalan ngambek sama gue" ledek Dimas

"Emangnya gue anak kecil, rese lo Mas" sahut Rey

***
Tiba ditempat.
Rey dan Dimas hanya bisa terdiam, seperti orang bodoh yang tidak tau harus berbuat apa. Seperti biasa, Rey selalu mendorong Dimas, untuk masuk terlebih dahulu. Lucunya ketika mereka sedang asik berdorong-dorongan, muncul Rizka yang tampil beda, penampilan Rizka kala itu mampu menyihir hati Dimas, dengan konyolnya ia langsung menampar pipi Rey.

"Hah, gue gak mimpikan"

Plak ....

"Heh gue tau lo lagi ngetes diri lo, tapi gak pipi gue juga kali yang jadi korban"

"Diam lo" bentak Dimas

"Ada apa ini" Tanya Fatimah

"Ini Fat 2 orang aneh datang lagi, kayaknya mereka serius ingin gabung dianggota kita" kata Rizka

"Suruh mereka masuk" perintah Fatimah

Mereka berdua menyelonong masuk, tanpa disuruh terlebih dahulu oleh Rizka.

"Yeee, saya belum nyuruh juga dasar orang aneh" celetuk Rizka

"Hmm, yang menting Fatimahnya sendiri udah ngajak kita masuk duluan" jawab Rey sambil meledek

"Terserah" dengan nada sedikit kesal

Sesampainya didalam, tempat ini sudah dipenuhi oleh khalayak orang, yang sedang melaksanakan diskusi. Ketika itu Fatimah ditunjuk menjadi narasumber oleh Bu lidya, menurut Fatimah ini kali pertama dalam hidup Fatimah, dirinya menjadi pembicara didepan orang yang tidak dikenalnya itu. Siapa lagi kalau bukan Rey, Rey yang mengetahui hal itu, semakin terpukau saja oleh perempuan yang mampu meregut hatinya.

"Fatimah ini waktunya kamu untuk menyampaikan materi pada hari ini" perintah Bu Lidya

"Baik bu lidiya"

Diskusi

F : perkenalkan nama saya Siti Fatimah, bagi yang ingin berkenalan lebih lanjut mengenai saya bisa berkenalan nanti selesai diskusi.

R : perkenalkan saya calon pendamping kamu

Diluar diskusi

"Apaan sih temen kamu norak banget, dia gak tau apa kalau omongannya didenger banyak orang, apalagi dia baru pertama kali masuk" berbisik Rizka kepada Dimas

"Emang dia orangnya kayak gitu, gue pun sama" celetuk Dimas

"Heh gak nyangka sih, orang kamu temennya, pasti kelakuannya sama" ucap Rizka dengan sombongnya

"Enak aja kalo ngomong, lo aja belom dengerkan penjelasan gue. Kita itu emang selalu begitu kalau sama orang yang kita suka. Karena kita gak mau ketinggal momen, dimana kita memperjuangin doi. Kita selalu bertingkah aneh, agar kita selalu diinget sama kalian para wanita hahaha"

"Mana mungkin, ya gak bisalah" heran Rizka

"Kalau gak percaya lihat aja nanti"

Sementara Rizka dan Dimas yang sedang bertengkar, Fatimah masih menerangkan pembahasannya.

F : kemarin kita baru membahas tentang israel dan palestina, sekarang saya akan melanjutkan dan menyimpulkan semua pembahasan kita, dari kemarin hingga sekarang. Jadi saya akan membahas tentang singkat sejarahnya dulu. oke dimulai dengan Bismillah

Semua yang ada disana membuka acaranya dengan Basmallah.

Ketika ❤ menjemput islamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang