18

55 1 0
                                    

Rey pun menepati janjinya untuk menemui Hawa ditempat asosiasi, namun Hawa belum juga yang hadir. Setelah Rey menunggu cukup lama, datang seseorang dari arah belakang. Rey yang mengira kalau itu adalah Hawa, segera dirinya membalikkan badan, seraya mengucap nama Hawa dengan lantang.

"Hawa" sahut Rey

Gue kira Hawa" seru Rey

"Gue kira apa, hah" tanya Rizka

"Gue kira lo Hawa, oh iya ngapain kamu disini" jawab Rey

"Aneh kamu Rey, jangan-jangan kamu janjian sama Hawa disini, cie cie" ungkap Rizka

"Kok cie sih aneh, emang ketemuan sama temen salah, kayak lo ketemuan sama dimas, emang gue harus ngecie cie-in lo gitu" ketus Rey

"Yeh kan beda saya sama kamu mah, kalau kamu itu teman tapi menikah" ledek Rizka

"Ngaco lo, ya kali gue sama dia itu cuman temen, lagian kok lo bisa ngomong gitu dah" tanya Rey

"Emangnya kamu gak tau, kirain kamu ngajakin dia ketemuan karena kamu udah tau" jawab Rizka

"Apaan sih jangan bikin gue makin binggung, udah deh to the point aja mendingan, jangan berkelok-kelok kaya jalanan dipegunungan" ucap Rey
"Dia itu suka sama kamu Rey"

"Gak mungkin, masa sih, dia itu udah gue anggap sebagai guru gue sendiri" cakap Rey

"Saya kira kamu udah tau, makanya kamu ngajak ketemuan dia, tapi ternyata kamu hanya sebatas guru dan murid doang"

"Pantes aja, dia sikapnya aneh"

"Astagfirullah, saya kok jadi khilaf sendiri yah, kenapa saya bicara begini ke kamu, saya pikir kamu sudah tau, makanya saya mencoba melanjutkan saja, kalau kayak gini, bisa-bisa Hawa marah sama saya dan gak akan mempercayai saya lagi"

"Udah tenang, biar saya yang urus, saya gak akan bilang ke orangnya lagian, saya akan tetap bersikap biasa aja, malah saya berterima kasih sama kamu, berkat kamu, saya jadi tau lebih jauh tentang Hawa, karena saya pikir saya sudah mulai membuka hati pada guru saya sendiri"

Rizka pun terkejut mendengar jawaban Rey, karena bagaimana pun juga, dia memikirkan nasib temannya. Bagaimana kalau nanti, Fatimah tau yang sebenarnya, ia sangat khawatir dengan perasaan Fatimah. Karena posisinya sekarang, diam-diam Fatimah, memendam rasa kepada Rey. Kalau posisinya seperti ini, Rizka pun binggung, antara mendukung Fatimah atau Hawa. Karena bagaimana pun juga, keduanya adalah teman Rizka, wajar saja, ketika itu, ia menjadi bimbang. Ketika ia sedang melamun, Tiba-tiba saja Rey, meminta pendapat kepada Rizka mengenai pilihannya. Setelah Rizka mendengar pernyataan Rey, sontak saja, Rizka langsung terbatuk sangat keras. Rizka seolah, memberi jawaban yang mengantung.

"Yah menurut saya, hatimu lebih condong ke siapa"

"Jawabanmu gak memberi masukan"

Ckrek...
Bunyi pintu yang terbuka.

Ketika seseorang dibalik pintu itu membukanya, pandangan mereka langsung berpindah arah. Nampaknya, mereka dibuat penasaran, dengan orang, yang dibalik pintu itu, ketika orang itu membukanya, barulah mereka mengetahui siapa sosok manusia, yang membuat mereka penasaran. Ketika mereka tau, keduanya berusaha meyakinkan, bahwa tidak terjadi apa-apa, diantara mereka. Mereka hanya memperlihatkan, seperti orang yang sedang berbicara pada umumnya, tanpa ada sesuatu yang dirahasiakan oleh mereka.

"Eh Hawa, udah datang" tanya Rizka

"Ngapain kamu disini Riz" tanya balik

"Engga, dia lagi mampir aja kesini, kebetulan ada gue, gue ajak ngobrol aja deh, gak apa-apa kan" bela Rey

Ketika ❤ menjemput islamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang