Jawaban Tantangan

15.2K 991 9
                                    

Nah ini dia kelanjutan kisah Bara dan Lida, gimana? Apakah Lida menerima tantangan dari Bara? Penasaran?
Just happy reading

"Lihat kan, kamu sendiri saja tidak yakin bisa mengalahkan posisiku sebagai peringkat pertama, jadi, berhenti bermimpi Lida, kamu tidak akan pernah menggantikan posisi ku sebagai pemegang peringkat utama" ujar Bara dengan nada meremehkan, membuat Lida kesal

"Ok! Tapi ingat ya Bara, kalau aku bisa menggeser posisi kamu, kamu harus menepati janji kamu untuk menjadi pembantuku seumur hidup" pinta Lida semangat

"Tentu, dan kamu juga harus begitu Lida, jika kamu tidak berhasil meraih posisi pertama, kamu juga harus menepati janji kamu" ujar Bara sambil tersenyum penuh kemenangan, sengaja menyentuh bibirnya sendiri dengan ibu jari, bertingkah sok seksi

Lida menatap tingkah Bara tersebut dengan jengkel, Lida pun beranjak pergi dengan perasaan kesal setengah mati, Bara menatap kepergian Lida sambil tersenyum penuh meremehkan

"Berusahalah dengan sangat keras Lida, aku sudah tidak sabar menanti hasilnya" ujar Bara setengah berteriak, membuat Lida makin mendengus kesal

Kerumunan siswa yang dari tadi menyaksikan perdebatan mereka, perlahan bubar, hampir semua siswa yang menyaksikan perdebatan itu, semuanya menampilkan wajah kaget dan tidak percaya

bukan rahasia lagi jika Lida selalu berusaha menggeser posisi Bara sebagai peringkat pertama, tapi mereka juga tidak akan pernah menduga, jika perdebatan panjang Bara dan Lida itu berakhir menjadi sebuah tantangan yang menakjubkan, dan mereka pasti sudah bisa menebak siapa yang akan menang, siapa lagi kalau bukan Bara

Bara sudah sangat terkenal dengan kepintarannya, bahkan setiap Bara dikirim untuk menjadi perwakilan sekolah mereka untuk pertandingan olimpiade, sekolah mereka pasti selalu menang, tentu saja, karena belum ada yang bisa mengalahkan Bara soal kepintaran, tidak hanya kepintaran, belum juga ada yang mampu mengalahkan pesona Bara, tapi meskipun Bara di anugerahu penampilan fisik yang sempurna serta kepintaran yang di atas rata-rata

cowok itu tidak pernah menunjukan ketertarikannya terhadap lawan jenis, hal yang membuat cowok itu tertarik adalah semua bidang yang mengandung unsur olah raga, terutama basket, jika itu sudah menyangkut masalah basket, Bara pasti akan melupakan keberadaan orang lain di sekelilingnya.

Raja bergegas menyamai langkah Lida yang menuju ka arah ruangan kelas mereka, Raja adalah sahabat terbaik Lida, cowok gemulai itu sudah bersahabat dengan Lida saat mereka masih kecil, tentu saja karena keduanya kelihatan akrab dan sering bersama, banyak yang mengira bahwa keduanya adalah pasangan kekasih.

"Lida, kamu tidak salah minum obat hari ini kan?" tanya Raja ragu-ragu menatap Lida dengan wajah cemas dan tidak habis pikir

"Memangnya aku sakit apa sehingga harus minum obat?" tanya Lida heran membuat Raja menatap Lida jengkel

"Kamu tidak waras Da!" gerutu Raja membuat Lida menghentikan langkahnya dan menatap Raja dengan kesal, Raja juga menghentikan langkahnya

"Atas dasar apa kamu menuduhku tidak waras? Aku masih waras Ja, buktinya saja, aku masih sekolah sampai sekarang, bahkan bisa berada di peringkat ke 2, kamu mungkin yang sedang tidak waras" omel Lida yang merasa suasana hatinya tambah buruk karena perkataan Raja

"Kamu memang sedang tidak waras Da, kalau kamu waras, bagaimana mungkin kamu menerima tantangan Bara seperti itu, itu sama saja cari mati! Jangankan siswa satu sekolahan ini, semua guru juga sudah sangat yakin, kalau hanya Bara yang pantas di peringkat pertama, level kepintaran Bara itu jauh di atas kita Da!" jelas Raja membuat Lida menghela nafas berat

"Aku tau Ja, cuma orang bodoh yang berani menantang Bara, tapu kamu tau sendiri kan aku itu sangat tidak suka melihat wajah Bara yang selalu menatap orang lain dengan tatapan meremehkan, aku muak dengan tingkah Bara yang sok pintar itu, aku juga sangat jengkel, kenapa Bara bisa santai-santai saja dalam menghadapi semua pelajaran, dan bahkan bisa mendapatkan nilai sempurna dengan mudah, sementara kita yang sudah susah payah belajar dengan giat saja, belum tentu dapat nilai sempurna" gerutu Lida benar-bebar merasa jengkel

"Bara bukannya sok pintar  deh Da, tapi memang benar-benar pintar, hati-hati Da, jangan terlalu membenci Bara, kamu taukan pepatah benci dan cinta itu beda tipis, jangan sampai kamu berubah cinta mati pada Bara" ujar Raja mengingatkan, membuat Lida menatap Raja jengkel

"Aku sama sekali tidak membenci Bara, aku hanya muak dengan tingkahnya, sikapnya yang selalu bertingkah merendahkan orang lain, hanya karena dia dianugerahi kepintaran yang lebih dari orang lain" ujar Lida kembali melanjutkan langkahnya, Raja pun mengikuti

***

Lida bersama ayahnya, Brama, sedang menikmati makan malam di ruang makan dengan suasana yang tenang seperti biasanya

"Papa mendengar, kamu lagi-lagi mendapat peringkat kedua" ujar Brama membuat Lida mendengus pelan, Lida sangat tau kalau ayahnya adalah pria yang menyukai kesempurnaan

bagi ayahnya, Lida harus benar-benar menjadi anak yang sempurna, sehingga dapat dibanggakan di hadapan semua rekan bisnisnya, oleh karena itu, dari kecil semua kegiatan Lida sudah di arahkan, Lida harus menghabiskan 80% dari hidupnya untuk belajar menjadi sempurna seperti versi ayahnya, ayahnya yang merupakan pengusaha yang sukses

"Kamu masih belum bisa menggeser posisi anaknya Mark itu? Kamu yakin kamu sudah benar-benar belajar? Atau selama ini kamu tidak pernah mendengarkan penjelasan dari guru-guru les mu itu? Papa membayar mahal mereka bukan untuk melihat kamu berada di posisi kedua, kali ini belajar dengan giat, jika semester depan, kamu masih belum bisa menggeser posisi anak itu, maka papa akan benar-benar mengirimmu ke asrama, agar kamu tau bahwa yang terbaiklah yang penting, karena yang akan selalu diingat oleh orang lain, adalah si peringkat pertama, tidak akan ada yang mengingat peringkat setelah peringkat pertama, jadi kamu harus menggeser posisi anak itu semester depan, papa tidak ingin dikalahkan lagi oleh Mark" jelas Brama dengan sangat tegas, Lida hanya bisa mendengus kesal saat mendengar pembicaraan ayahnya

Lida sangat tau kalau prusahaan ayahnya dan ayah Bara selalu bersaing menjadi perusahaan paling berjaya, karena persaingan kedua perusahaan besar itu, Lida juga kena imbasnya, Lida harus bersaing dengan Bara dalam setiap aspek

ayahnya bahkan sengaja memasukan Lida di sekolah yang sama tempat Bara bersekolah, berharap dengan penuh, agar Lida mampu menyaingi Bara, meskipun sebenarnya Lida lebih suka menjadi siswa yang biasa saja, Lida bahkan memiliki cita-cita menjadi seorang pelukis

Lida sangat gemar melukis, karena itu Lida sangat menyukai pelajaran kesenian, hal itu membuat Lida benar-benar menjadi diri sendiri, tapi tentu saja ayahnya tidak akan pernah menyetujui keinginan Lida menjadi seorang pelukis, ayah Lida sudah menentukan masa depan Lida, yaitu Lida harus menjadi seorang dokter yang hebat

tentu saja Lida tau alasan ayahnya memaksa Lida menjadi seorang dokter, itu semua karena Bara, Lida yakin ayah Bara juga menginginkan Bara menjadi seorang dokter, karena obsesi ayahnya yang selalu ingin menang melawan ayah Bara, ayahnya sudah memutuskan masa depan untuk Lida, karena itu Lida merasa selalu berada di bawah bayang-bayang Bara

hal itu juga membuat Lida bertekad untuk mengalahkan Bara, bukan demi obsesi ayahnya, tapi Lida ingin terbebas dari bayang-bayang Bara yang selalu menuntun ayahnya untuk menjadikan keluarga Bara sebagai saingan yang harus di kalahkan di setiap aspek

"Iya pa" jawab Lida lesu, selera makannya menghilang begitu saja begitu mendengar pembicaraan ayahnya.

Tbc

Okeh dari awal konfliknya udah mulai terlihat, jangan lupa kasi bintang dan komen ya
Love you all

Rival Rasa PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang