Without You

10.3K 791 11
                                    

Masih sepi ya lapak yang 1 ini, semoga makin hari makin banyak yang baca 😀😀😀😀😀😀

"Peringkat ke 2!" teriak Lani tidak percaya dan berusaha memastikan penglihatannya.

Lani kaget sekaligus takjub dengan kepintaran yang dimiliki Lida.

Lani bahkan tidak akan pernah membayangkan dirinya sendiri dapat meraih posisi di peringkat ke 2, bahkan di sekolahnya sendiri di bali, Lani hanya mampu berada di peringkat ke 250 dari 256 siswa kelas 2, itupun Lani sudah sangat bersyukur karena tidak berada di peringkat terakhir.

"Ck! Akhirnya kamu sadar kan dengan kebodohan kamu sekarang Lida sayang?!" sindir Raja kesal membuat Lani langsung menatap Raja dengan heran

"Ya ampun, mendapat peringkat ke 2 itu sebuah anugerah, keajaiban yang sangat indah, bukannya kebodohan" bantah Lanu membuat Raja makin menatapnya jengkel

"Yang aku maksud dengan kebodohan kamu itu bukan tentang nilai yang kamu dapatkan sekarang, tali tentang taruhan bodoh kamu itu!" ujar Raja benar-benar jengkel dengan sikap Lani yang seolah tidak mempermasalahkan taruhan terdahulu

"Taruhan apa?" tanya Lani bingung membuat Raja kehilangan kata-kata karena terlalu jengkel terhadap Lani

"Sepertinya kamu kalah lagi ya Lid, lihat, aku masih menempati posisi pertama" tegur Bara yang sudah berdiri di belakang Lani dan Raja.

Raja dan Lani langsung membalikkan badan dan berhadapan langsung dengan Bara, Lani berusaha mengamati penampilan Bara, mencoba mengingat apakah Bara adalah teman atau musuh Lida.

"Kamu tentu tidak melupakan perjanjian kita kan Lida?" tanya Bara sambil tersenyum penuh kemenangan

"Ini Bara kan?" tanya Lani dengan suara pelan berbisik di telinga Raja yang masih setia berdiri di sampingnya, Raja menatap Lani jengkel

"Apa kamu tiba-tiba lupa ingatan atau pura-pura lupa ingatan sih Lid?" gerutu Raja sedikit geram dengan tingkah Lani yang seperti orang asing

"Jadi Lida sekarang aku sudah sangat siap untuk menerima ciuman dari kamu sekarang" ujar Bara membuat Lani makin bingung, seingat Lani, Lida memintanya untuk tidak terlibat dengan cowok bernama Bara itu, karena bagi Lida, Bara adalah rivalnya yang paling berbahaya, tapi Lida tidak pernah menjelaskan bahwa dia harus mencium rivalnya sendiri

Para siswa siswi yang berada di dekat mereka mulai berkerumun mengelilingi mereka, menantikan detik-detik saat Bara dan Lida berciuman

"Mencium kamu? Untuk apa?" tanya Lani masih bingung membuat Bara menaikkan sebelah alisnya

"Apa kamu pura-pura melupakan perjanjian kita Lid? Aku tidak menyangka kamu tipe orang yang seperti itu, mengecewakan" ujar Bara meremehkan.

Lanu menyikut lengan Raja pelan

"Memangnya kami memiliki perjanjian apa sih? Apa hubungan kami seromantis itu sampai harus berjanji untuk berciuman?" tanya Lani masih berbisik membuat Raja mulai geram karena kesabarannya menipis

"Lid, aku tidak tau apa yang sudah terjadi dengan otak kamu hari ini, tapi sepertinya aku harus menjelaskan pada kamu sekali pagi bahwa kamu sudah membuat perjanjianndengan Bara, kalau kamu berhasil mengeser posisi Bara sebagai peringkat pertama, Bara akan menjadi pembantu kamu seumur hidup, tapi jika kamu tidak berhasil menggeser posisi Bara, kamu harus mencium Bara tepat di bibir di hadapan semua siswa yang ada di sini" jelas Raja panjang lebar membuat Lani mulai paham

"Oh, jadi maksud kamu, karena aku berada di peringkat ke 2, jadi sekarang aku harus mencium bibir cowok itu?" tanya Lani santai, membuat Raja menatap Lani tidak percaya, seingat Raja, Lida tidak pernah sesantai itu saat menghadapi masalah, terutama jika masalah itu berhubungan dengan Bara

"Oke, jadi Bara, aku janya perlu mencium kamu dan urusan kita langsung selesai kan? Oke, tidak masalah" jawab Lani sangat santai

Tidak hanya Bara dan Raja, para siswa yang dari tadi menyaksikan perdebatan mereka ternganga kaget melihat sikap Lida yang sangat berbeda dari biasanya

"Lid, kamu yakin mau mencium Bara?" tanya Raja memastikan

"Tentu, janji kan harus ditepati" jawab Lani santai sambil melangkah mendekati Bara.

Bagi Lani berciuman dengan lawan jenis itu sudah biasa, Lani juga sudah sering berciuman dengan pacar-pacarnya, tapi hanya sebatas ciuman, tidak lebih

Bara menatap Lani tidak percaya, Bara merasa Lida yang ada di hadapannya benar-benar berbeda, biasanya Lida akan selalu memasang wajah jengkel di hadapan Bara, tapi sekarang Bara merasa Lida sangat santai dengan apa yang dilakukanya.

Bara mengamati wajah Lani dengan seksama, Bara tertegun sejenak saat menyadari ada yang berbeda dari wajah dan penampilan Lida saat ini, Bara merasa bulu mata Lida lebih lentik dari biasanya dan ada sesuatu di wajah Lida yang menghilang.

Lancar sedikit berjinjit agar bisa mencium bibir Bara yang memang lebih tinggi dari Lani, tapi belum sempat Lani menuntaskan aksinya, suara teguran yang sangat keras membuat para siswa langsung bubar

"Apa yang sedang kalian lakukan!" teriak pak Aryo, satu-satunya guru yang paling galak di sekolah itu, pak Aryo menatap tajam ke arah mereka, Bara, Lani dan Raja sontak langsung menoleh ke arah pak Aryo

"Mencium Bara pak" jawab Lani santai membuat tidak hanya pak Aryo yang kaget, Bara dan Raja langsung kompak menatap Lani dengan tatapan tidak percaya

"Apa?! Kamu ingin mencium Bara!? Keterlaluan, ikut bapak ke ruangan sekarang!" pinta pak Aryo tegas

"Tapi pak, saya kan belum mencium Bara, saya cium Bara dulu ya pak, baru setelah itu saya ke ruangan bapak" tawar Lani membuat pak Aryo makin murka

"Ikut bapak ke , SEKARANG!" teriak pak Aryo benar-benar marah dengan sikap Lani, Lani menghela nafas berat

"Baik pak" jawab Lani menyerah, pak Aryo membalikkan badannya dan melangkah menuju ruangan kantor

"Tenang Bar, aku pasti menepati janji, aku akan menciummu nanti" jelas Lani mantap, Lani kemudian melangkah pergi mengikuti langkah pak Aryo

Bara menatap kepergian Lanu dengan tatapan kaget dan bingung

"Dia siapa?" tanya Bara tanpa sadar, Raja yang juga sama kagetnya seperti Bara, menatap Bara prihatin

"Meskipun aku sudah menjadi sahabatnya srjak kecil, tapi aku tidak pernah melihat dia bersikap gila seperti tadi, mungkin beban hidupnya terlalu berat sehingga membuatnya sampai stress seperti itu" komentar Raja

Tbc

Rival Rasa PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang