My Rival Is My Fiance?

11.9K 836 5
                                    

Salah satu ruangan khusus pesta yang berada di dalam sebuah gedung hotel bintang lima, tengah berlangsung sebuah pesta pertunangan yang meriah

Lida baru saja memasuki ruangan pesta itu bersama ayahnya, semua tatapan mata langsung mengarah kepada Lida dan ayahnya, membuat Lida sedikit gugup

Brama mengajak putrinya untuk langsung menemui keluarga Mark, mereka berdua menghentikan langkahnya di hadapan Mark dan istrinya

"Bara memang tidak salah kalau memilih calon istri, cantik dan cerdas" puji Mark sambil menatap Lida dengan tatapan bangga dan memuji, sementara Lida hanya bisa tersenyum salah tingkah

"Maaf jika harus mengecewakan mu Mark, tapi putriku sudah tidak terlalu cerdas lagi 5 tahun belakangan ini" jelas Brama membuat Mark dan istrinya terkekeh pelan

"Tidak masalah putri kamu cerdas atau tidak Bram, asalkan putraku mencintai nya, aku sudah sangat bahagia" komentar Yuri, istri dari Mark

Lida hanya bisa mendengus pelan mendengar pernyataan mamanya Bara, padahal Lida yakin yang di cintai Bara adalah Lani, hanya saja karena Lani tengah berperan sebagai dirinya beberapa waktu lalu, maka semua orang pasti mengira Bara mencintai dirinya, Lida bertekad akan mencari cara untuk bertukar posisi lagi dengan Lani

Bara melangkah menghampiri dan bergabung dengan mereka, tatapannya langsung terarah pada Lida, sementara Lida mengamati penampilan Bara dengan tatapan terpukau, tidak menyangka Bara yang dilihatnya sekarang adalah Bara yang sangat berkharisma dan maskulin, jauh lebih tampan dari 5 tahun yang lalu, seorang gadis muda juga menghampiri dan bergabung dengan mereka

"Mas Bara ini keterlaluan, mendengar calon istrinya sudah datang, langsung meninggalkan ku begitu saja" gerutu Bianca, adik kandung Bara, tapi Bara tidak terlalu memperdulikan nada kesal yang terdengar dari perkataan adiknya, Bara masih menatap Lida dengan tatapan dalam dan penuh kerinduan, sementara Lida sedikit tertegun melihat tatapan penuh cinta dari Bara, Lida jadi semakin yakin bahwa Bara sangat mencintai Lani, Lida tidak pernah melihat Bara menatapnya seperti itu, Bara hanya sering menatapnya dengan tatapan meremehkan

"Jadi bisakah kita mulai acara pertunangan ini?" tanya Brama membuat Mark terkekeh

"Baik karena pasangan yang akan bertunangan sudah ada di sini, kita mulai saja acaranya sekarang" ajak Mark, Mark memberi kode kepada pembawa acara untuk memulai acara pertunangan

"Selamat malam semuanya, sungguh sebuah kehormatan bagi saya karena saya bisa memandu acara pertunangan  putra putri dari bapak Brama dan bapak Mark, tentunya kita ingin segera melihat sepasang kekasih yang berbahagia ini meresmikan hubungan percintaan mereka dalam sebuah ikatan pertunangan, oleh karena itu, saya tidak ingin berlama-lama lagi mengulur waktu, mari kita lihat acara pertunangan ini, untuk pasangan yang berbahagia Bara dan Lida silakan kalian bertukar cincin" pinta si pembawa acara dengan nada yang lantang dan bersemangat

Bianca menyodorkan kotak cincin yang berisi cincin pertunangan kakak nya dan calon kakak iparnya ke arah Bara, Bara meraih cincin mungil yang dilapisi butiran-butiran permata yang indah, membuat cincin itu begitu mempesona, Lida bahkan menatap cincin itu dengan tatapan takjub, Bara mengulurkan tangannya menunggu respon balasan dari Lida, Lida menatap Bara ragu, seolah enggan mengulurkan tangannya dan memakai cincin indah itu, Lida sadar bukan dia orang yang seharusnya memakai cincin itu, tapi Lani

"Lida" tegur ayahnya pelan membuat Lida terpaksa mengulurkan tangannya, Bara meraih jemari Lida dengan lembut, kemudian menyematkan cincin tersebut dijari manis Lida dengan mantap, setelah itu ia mengecup lembut punggung jemari Lida, membuat Lida ternganga kaget melihat tingkah Bara, Lida tidak pernah melihat sisi romantis Bara yang Bara keluarkan tadi

Bara melepaskan tangan Lida dengan lembut, Bianca kini menghampiri Lida dan menyodorkan kotak cincin yang tersisa cincin khusus untuk Bara, cincin polos sederhana tanpa ada permata apapun, Lida meraih cincin itu dengan ragu, Bara sudah mengulurkan tangannya, Lida pun menyematkan cincin tersebut di jari manis Bara, tepuk tangan yang meriah pun terdengar menggema di ruangan

"Baiklah, sudah kita saksikan acara tukar cincin yang sangat rmantis tadi, sekarang kita mulai ke acara yanh berikutnya, acara pesta dansa! Sebagai pemilik acara, silakan kepada Bara dan Lida untuk terlebih dahulu memulai berdansa" pinta si pembawa acara dengan semangat membuat Lida ternganga kaget

"Apa?" jerit Lida tertahan, wajah kaget terlihat jelas di raut wajahnya, membuat Bara terkekeh geli

"My lady" pinta Bara sambil mengulurkan tangannya, Lida menggeleng kencang , benar-benar menolak ide gila dari si pembawa acara

"Ayolah kakak ipar, jangan malu-malu" ujar Bianca sambil mendorong tubuh Lida pelan, sehingga Lida terdorong maju hampir menabrak tubuh Bara
Bara meraih jemari Lida lembut, menggenggamnya dan menuntun Lida menuju tempat dansa, musik lembut langsung mengalun memenuhi ruangan, Bara dan Lida sudah berdiri di lantai dansa dengan pencahayaan yang meremang

"Aku tidak bisa berdansa" ujar Lida panik, ia benar-benar tidak bisa berdansa, Bara tersenyum pelan

"Tenanglah Lida, aku akan mengajarimu pelan-pelan" jelas Bara sambil menarik pinggang Lida hingga tubuh Lida merapat ke tubuh nya, Lida membulatkan matanya kaget, menatap Bara tidak percaya, dan berusaha menjauh, tapi Bara sudah memeluk pinggangnya erat

"Bara! Kamu apa-apaan sih!" protes Lida antara jengkel dan gugup, jenkel karena sikap Bara yang masih semaunya sendiri, gugup karena berada di jarak yang begitu dekat dengan Bara

"Lida, jangan membuat kesan seolah pertunangan kita ini terjadi karena paksaan, cepat lingkarkan tanganmu di leher ku, semua mata menatap kita sekarang" jelas Bara membuat Lida mendengus jengkel

"Salah kamu sendiri kenapa harus mengajak aku berdansa sekarang" gerutu Lida kesal, Bara menatap Lida tajam tetapi masih tersirat sedikit kelembutan dari tatapan itu

"Lida sayang, aku tidak ingin berdebat denganmu malam ini, jika kamu masih ingin terus berdebat, aku akan mencium bibirmu saat ini juga" ancam Bara membuat Lida ternganga kaget, Lida tidak menyangka Bara akan mengancamnya serperti itu.
Sementara itu beberapa pasangan lain juga mulai ikut berdansa.

"Jadi bagaimana sayang? Kamu ingin kita berdansa atau berciuman dengan mesra di sini?" tanya Bara sambil berusaha menahan senyum gelinya
Tbc

Rival Rasa PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang