Sorry ya kalau banyak typo yang bertebaran, harap maklum
Happy reading"Jadi apa rencana anda selanjutnya?" tanya Anwar membuat Brama tersadar dari ketertegunannya
"Biarkan saja seperti itu, saya sudah memiliki Lida, jadi saya tidak akan mengganggu kehidupan Maura lagi, saya tidak akan merebut Lani dari Maura, saya sudah cukup bahagia memiliki Lida di sisi saya" jelas Brama
"Baiklah, ini alamat dan nomor telpon nyonya Maura di bali, mungkin anda ingin mendengar kabar atau bertemu langsung dengan putri anda yang lainnya" jelas Anwar sambil meletakkan secarik kertas di atas meja, Bramahanya menatap kertas itu sekilas
"Kalau begitu saya permisi dulu" pamit Anwar, Brama mengangguk pelan, Anwar pun beranjak dari tempat duduknya dan melangkah pergi ke luar ruangan itu.
Brama meraih secarik kertas berisi alamat Maura, Brama menghela nafas berat, kemudian melemparkan kedalam tong sampah, setelah itu Brama beranjak dari tempat duduknya dan melangkah pergi meninggalkan ruangan itu.Lida bergegas keluar dari persembunyiannya dan mengambil kertas yang sudah di buang ayahnya, setelah itu Lida bergegas keluar dari ruangan itu karena Lida tidak ingin ayahnya sampai mengetahui bahwa Lida sejak tadi berada di ruangan itu.
***
Akhir pekan adalah hari yang membahagiakan bagi Lida.
Karena pada hari itu Lida bebas dari rutintitas menjadi anak yang sempurna untuk ayahnya.
Dan di setiap akhir pekan, Lida selalu menghabiskan waktu bersama neneknya.
Seperti kali ini, Lida tengah membantu neneknya menanam bunga di kebun bunga pribadi milik neneknya. Kebun bunga yang sangat indah karena terdapat berbagai jenis bunga yang menawan."Nenek, aku sudah dewasa sekarang" ujar Lida membuat neneknya terkekeh pelan
"Tentu saja kamu sudah dewasa, kamu sudah sebesar ini tidak mungkin nenek masih menganggap kamu anak kecil" komentar neneknya
"Kalau begitu, nenek bisa kan bicara dengan jujur pada ku sekarang?" tanya Lida sambil menatap neneknya penuh harap.
Inaya menatap cucunya dengab penuh kasih sayang"Tentu saja, apa yang ingin kamu ketahui cucuku tersayang?" tanya Inaya membuat Lida tersenyum senang
"Bisa nenek jelaskan siapa sebenarnya wanita yang bernama Maura Arinda?" tanya Lida membuat Inaya tertegun.
Inaya tidak menyangka jika Lida akan bertanya tentang nama itu.
Inaya menatap cucunya penuh selidik"Dari mana kamu tau tentang hal itu sayang?" tanya Inaya membuat Lida salah tingkah
"Aku tidak sengaja mendengar ayah dan paman Anwar membahas tentang wanita itu" jelas Lida membuat Inaya menghela nafas berat
Inaya berpikir mungkin sudah saatnya Lida tau mengenai masalah itu"Mari kita duduk di taman, nenek akan menceritakan semua kepada kamu" jelas Inaya sambil beranjak berdiri membuat Lida senang.
Lida ikutan berdiri.
Lida dan neneknya pun kemudian berjalan menuju taman yang bersebelahan dengan kebun bunga.
Keduanya duduk di bangku panjang yang mengarah ke danau buatan di taman itu."Kamu jangan pernah berpikir bahwa ayah dan mamamu menikah karena di jodohkan, kakek dan nenek tidak pernah ikut campur dalam urusan percintaan anak-anak kami, mereka menikah karena mereka benar-benar saling mencintai, tapi setelah 8 tahun menikah, mamamu tidak kunjung hamil, mereka memeriksakan diri ke dokter, dan ternyata mamamu menderita kanker rahim, hal itu membuat mamamu tidak bisa hamil, mamamu meminta ayahmu untuk menikah lagi, tapi ayahmu menolak, ayahmu sangat mencintai mamamu, jadi ayahmu menerima mamamu apa adanya, meskipun mamamu tidak bisa memberikan keturunan" jelas Inaya membuat mata Lida berkaca-kaca, Lida tidak menyangka di balik sikap tegas, dingin dan arogan ayahnya, ayahnya begitu mencintai mamanya, menerima mamanya apa adanya.
"Tapu mamamu tetap memaksa ayahmu menikah lagi agar mereka bisa memiliki anak, akhirnya ayahmu setuju, ayahmu menikah lagi dengan Maura sekretarisnya sendiri, tapi pernikahan mereka hanyalah berupa kontrak untuk mendapatkan anak, setelah Maura melahirkan kamu, mereka bercerai, Maura pergi dari kehidupan kalian setelah itu, mamamu benar-benar menyayangi kamu seperti anak sendiri, sayang umurnya tidakpanjang, mungkin karena begitu kehilangan mamamu, membuat ayahmu menjadi sepeti sekarang ini, begitu tegas terhadap kamu" ujar Inaya membuat Lida tersenyum miris
"Jadi Maura itu adalah mama kandungku?" tanya Lida membuat Inaya mengangguk mantap.
Lida tertegun, ada rasa sedih, terharu dan penasaran menjadi satu di hatinya, karena cerita neneknya Lida jadu bertanya-tanya seperti apa ibu kandungnya itu. Terlebih lagi Lida juga mengetahui bahwa dirinya memiliki saudara kembar. Lida bertanya-tanya, seperti apa saudara kembarnya itu, apakah benar-benar mirip seperti dirinya"Lida!" panggil Brama sambil menghampiri ibu dan putrinya yang tengah duduk bersama di taman.
Inaya dan Lida langsung menoleh ke arah Brama.
Keduanya kaget dengan kemunculan Brama
"Nenek, jangan memberitau ayah kalau aku bertanya tentang hal ini ya" pinta Lida dengan wajah penuh harap sambil berbisik pelan membuat neneknya terkekeh"Baiklah" jawab Inaya membuat Lida menghela nafas lega
"Lida, ayo kita pulang" ajak Brama tegas membuat Lida beranjak dari tempat duduknya
"Nenek, aku pasti akan mengunjungi nenek lagi minggu depan" ujar Lida semangat,membuat Inaya tersenyum senang
"Nenek selalu menantikan kunjungan kamu sayang" jawab Inaya
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Rival Rasa Pacar
RomanceBagi Bara, Lida adalah rival utama Bara dalam meraih juara 1 umum di sekolah mereka, tapi apa jadinya jika setelah menghilang selama seminggu Lida muncul kembali menjadi pribadi yang benar-benar baru, bahkan prestasi Lida yang biasa berada di urutan...