Kejujuran

11.4K 776 4
                                    

"Maaf saya benar-benar tidak sengaja" ujar pemain voli itu penuh rasa bersalah

"Jika terjadi apa-apa dengan calon istri saya, saya akan membuat hidup anda menderita" ancam Bara sambil menatap pemain voli itu tajam, pemain voli itu langsung menampakan wajah yang pucat pasi karena ancaman Bara, Lida berusaha duduk dengan kepala masih pening

"Bara, aku tidak apa-apa" ujar Lida meyakinkan, Lida sangat kasihan melihat wajah pemain voli itu sangat ketakutan dengan ancaman Bara

"Tidak apa-apa bagaimana! Kepala kamu terkena lemparan voli yang cukup keras sayang, kita harus ke rumah sakit sekarang!" pinta Bara tegas

"Tapi kita belum selesai bertanding" protes Lida

"Aku tidak perduli dengan pertandingan ini, apapun yang akan terjadi kita akan tetap menikah! Hanya kematianku yang dapat menghentikan pernikahan ini!" jelas Bara dengan tegas, tapi Bara tidak mampu lagi menahan kantuknya, Bara langsung merebahkan diri di pangkuan Lida dan langsung terlelap tidur membuat Raja dan Bianca ternganga kaget, si pemain Voli pun tidak kalah kaget

"Mas Bara! Apa yang terjadi?! Apa mas Bara benar-benar meninggal?" tanya Bianca histeris, wajah Raja langsung menampakan ekspresi khawatir, Raja langsung memeriksa denyut nadi tangan Bara

"Masih hidup" jelas Raja lega, membuat Bianca bernafas lega, Lida hanya bisa menatap Raja dan Bianca dengan tatapan prihatin

"Lalu mas Bara kenapa?" tanya Bianca bingung melihat keadaan Bara

"Dia hanya tidur" jawab Lida pelan membuat Raja dan Bianca saling bertatapan bingung

"Hah tidur? Kenapa mas Bara malah tiba-tiba tidur di sini?" tanya Bianca heran, tidak habis pikir kakaknya Bara malah tertidur di lapangan olah raga itu, sementara Raja menatap Lida penuh selidik

"Apa pekerjaan mas Bara sebagai dokter begitu berat sehingga mas Bara sampai kelelahan seperti ini?" tanya Bianca lagi masih bingung, sementara Lida hanya bisa meringis kecil merasa bersalah

***

Lida dan ayahnya tengah makan balam bersama seperti biasanya, kali ini suasananya tidak semenegangkan seperti yang biasa Lida rasakan, Lida masih berpikir dengan keras bagaimana cara membatalkan pernikahannya dengan Bara, pernikahan akan berlangsung 2 hari lagi, dan Lida sudah gagal dalam misinya menggagalkan pernikahan, terlintas sebuah pemikiran di dalam otak Lida, sebuah rencana yang akan membebaskannya dari pernikahan itu, sebuah rencana untui menyatukan Bara dan Lani, sebuah rencana yang pastinya akan mempertemukan lagi ayahnya dengan mamanya

"Pa, ada yang ingin Lida katakan" jelas Lida berusaha memantapkan hati, Brama menghentikan makannya dan menatap putrinya penuh rasa ingin tau

"Apa yang ingin kamu katakan Lida?" tanya Brama

"Pa, sebenarnya Lida sudah tau kalau mama kandung Lida itu bukan mama Clara, tapi mama Maura" jelas Lida mantap membuat Brama kaget, Brama terpaku menatap putrinya, selama ini Brama memang merahasiakan tentang siapa ibu kandung dari Lida, Brama ingin Lida mengganggap ibu kandungnya benar-benar Clara, istri yang sangat ia cintai

"Lida juga sudah tau kalau ternyata Lida punya kembaran" jelas Lida membuat Brama makin kaget, rahasia tentang Lida memiliki kembaran hanya di ketahui oleh dirinya dan mantan asisten pribadinya

"Sejak kapan kamu tau, dan dari mana kamu tau tentang semua itu Lida?" tanya Brama dengan tatapan penuh selidik

"5 tahun lalu, saat papa dan paman Anwar membicarakannya di ruangan perpustakaan pribadi papa, hari itu Lida diam-diam menyelinap masuk ke perpustakaan papa, tapi tidak lama kemudian papa dan paman Anwar datang, Lida bersembunyi saat itu, Lida mendengar semua pembicaraan papa dan paman Anwar, awalnya Lida benar-benar bingung, tapi, setelah Lida bertanya kepada nenek, Lida mulai paham semua yang telah terjadi" jelas Lida panjang lebar, Brama masih terdiam terpaku

"Maafkan papa" ujar Brama akhirnya, Lida tersentak kaget mendengar ayahnya meminta maaf, selama ini ayahnya adalah sosok yang tegas, yang tidak pernah meminta maaf pada Lida

"Harusnya papa tidak merahasiakan itu semua dari kamu, papa hanya tidak ingin setelah kamu tau kalau Clara bukan mama kandung kamu, kamu akan mencari mama kandung kamu yang asli dan meninggalkan papa, papa hanya tidak ingin kehilangan kamu sayang''jelas Brama sedih, baginya Lida satu-satunya orang berharga yang ia miliki setelah kepergian istri tercintanya, suasana hening sejenak, baik Lida maupun ayahnya larut dalam pemikiran masing-masing

"Lida juga minta maaf pa, tanpa sepengetahuan papa, Lida menghubungi Lani" jelas Lida membuat Brama kembali kaget, tidak menyangka putrinya menghubungi saudara kembarnya

"Kamu menghubungi Lani?" tanya Brama masih tidak percaya, Lida mengangguk mantap

"Lani juga sudah tau tentang kita, dan papa juga harus tau, sebenarnya 5 tahun yang lalu, aku dan Lani bertukar tempat" jelas Lida membuat ayahnya kaget bercampur bingung

"Maksud kamu apa Lida?" tanya Brama masih tidak mengerti arah pembicaraan putrinya

"5 tahun yang lalu, Lani berpura-pura menjadi aku bersama papa di sini, dan aku berpura-pura menjadi Lani bersama mama di bali" jelas Lida membuat ayahnya benar-benar kaget

"Apa?" tanya Brama tidak percaya

"Papa ingat hari dimana aku menuduh papa sakit, hari itu aku kembali kesini menemui papa, Lani mengatakan bahwa papa tengah sakit, makanya aku dan Lani kembalu ke posisi semula" jelas Lida membuat Brama tertegun, Brama memikirkan kembali sikap putrinya selama 5 tahun ini memang berbeda dari putrinya yang biasanya, 5 tahun ini putrinya memang tidak pernah menuruti semua perintah Brama, lebih enerjik dan sama sekali tidak pintar

"Pa, Lida memberitaukan semua ini kepada papa agar kita bisa bersama-sama mengunjungi mama dan Lani di bali" jelas Lida membuat Brama menatap putrinya hampa

"Kita tidak perlu bertemu mereka lagi Lida" jelas Brama ragu

Tbc

Rival Rasa PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang