His Protector - 5

9.7K 763 22
                                    

Krystal tidak bisa menyembunyikan ekspresi bingungnya kala dia dan William sudah memasuki kediaman teman William. Bukan karena desain dalam rumah yang luar biasa mewah, ataupun keramaian yang mencekik. Akan tetapi, Krystal terkejut karena ... nyaris semua yang ada di dalam pesta ini anak-anak!

Well, kenapa William mengajaknya ke sini kalau semuanya anak-anak?

Semua bocah ini tidak mungkin bisa menyakiti William, bukan?

"Erghm ... Mr. Aendrov ... tidakkah tempat ini terlalu penuh?" tanya Krystal bingung. Dia melirik sejenak ke arah William dan menemukan kalau lelaki itu fokusnya tidak sama dengan Krystal, tepatnya dia saat ini tengah mengedarkan pandangan seperti mencari sesuatu.

Alih-alih menjawab, William justru terus berjalan, nyaris meninggalkan Krystal yang kesulitan lewat karena banyak anak-anak yang berlarian. Dia  tidak bisa berjalan dengan normal karena gaun ini, tepatnya gadis itu tak terbiasa.

Mereka berhasil melewati kawasan di mana banyak anak-anak berlarian dan tertawa di bagian depan. Namun, di dalam, kondisi seratus delapan puluh derajat berbeda, karena banyak orang tua yang hadir di sana. Berpasang-pasangan.

Baju mereka semua glamour, seperti hendak menghadiri pesta pernikahan, padahal pada nyatanya ini hanya ulang tahun seorang bocah yang usianya baru menginjak tiga tahun.

Mungkin, saat ini semua orang tengah berlomba-lomba untuk menunjukkan kekayaannya. Entah pada siapa hal itu mau dipamerkan, Krystal sendiri tidak tahu.

"William!"

Pekikan itu membuat Krystal menoleh, mengenali bahwa William adalah bos yang harus ia jaga. Namun, sekarang gadis itu tertinggal jauh karena William berjalan dengan sangat cepat seolah tidak memedulikan gadis di belakangnya, sedangkan Krystal sibuk dengan pikirannya sendiri.

Well, perpaduan yang sempurna, bukan?

Mata Krystal beralih kepada sepasang suami istri dan seorang anak yang tengah digendong oleh sang Ibu, sepertinya merekalah keluarga yang memiliki rumah ini. Melihat ada tulisan 'Birthday boy' di kaus yang bocah cilik itu kenakan.

"Astaga, Ar! Kau cantik sekali." William menarik senyum, hendak memeluk Margo. Sudah lama sekali sejak mereka tidak bertemu, itu karena kesibukan William akan bisnis.

Yah, sebenarnya hal itu hanya alasan. Dia hanya takut jatuh cinta lagi pada gadis yang sama berkali-kali, karena itu William menghindari Margo. Belum lagi, Daniel masih tidak senang  dengan William meski mereka masih bersahabat baik.

Hal itu bisa William terima, mungkin dia takut kehilangan Margo untuk kedua kalinya karena dirinya.

"Oi, Mr. Aendrov, kaupikir, kau mau melakukan apa kepada istriku, hah?" Seorang lelaki dengan mata biru laut mendorong bahu William menjauh, membuat lelaki itu terhuyung ke belakang nyaris kehilangan keseimbangan.

Hal itu membuat Krystal terpaku, dari tatapannya dia bisa melihat kalau sepertinya alasan William tidak ingin menunjukkan kelemahannya di pesta ini adalah ... sang Ibu dari anak yang berulang tahun.

Siapa tadi namanya? Ar?

Margo terkekeh, Daniel dan William masih bisa berhubungan dengan baik dan ia bahagia akan itu. Saat ini, suaminya sudah sembuh total dari kelumpuhan yang ia alami.

Semua itu tak berlangsung dengan cuma-cuma, karena nyatamya Daniel perlu kerja keras, air mata, serta semangat untuk bangkit dari keterpurukan. Dia lelaki hebat, dan Margo tidak salah memilihnya.

"Kau datang bersama siapa, Will? Sendiri?" tanya Margo sembari mengedarkan pandangan. Tatapannya kemudian terpaku pada seorang gadis yang  saat ini berdiri tak jauh dari mereka. Wajahnya yang sangat Asia tampak asing di mata Margo, tetapi harus ia akui perempuan itu sangat cantik.

"Ah, aku datang bersama dengan pacarku," kata William kala ia baru menyadari sedaritadi ia terlalu fokus pada Margo, hingga melupakan fakta bahwa ia membawa Krystal kemari.

Lelaki itu memutar tubuhnya, menemukan Krystal yang sedang menatap bingung di sana. Kemudian, William berjalan mendekat dan memegang tangan gadis itu perlahan. Membuat tubuh Krystal sempat menegang sejenak, tidak menyangka bahwa bosnya akan melakukan kontak fisik secara tiba-tiba seperti itu.

Krystal berdehem, dia berada di depan seseorang yang penting bagi William karena itu dia tidak bisa bertindak memalukan. Karena itu, ia tersenyum manis ke arah sepasang kekasih tadi, sambil menunduk kecil sebagai tanda hormat.

"Aku Krystal, senang bertemu dengan kalian," sapanya sopan. Sedikit canggung karena saat ini jantungnya bedebar keras, bukan karena jatuh cinta apalagi karena sentuhan William. Melainkan, Krystal takut ia membuat kesalahan.

Ini kali pertama dia berpura-pura menjadi pacar seseorang, di saat ia sama sekali tidak punya pengalaman dalam dunia cinta. Great, dia harap segalanya berlangsung lancar dan natural, dia tidak ingin mengecewakan kakaknya.

"Halo." Margo tersenyum lembut. "Namaku Lilian, tetapi kau bisa memanggilku Margo."

Wanita itu cantik, Krystal terpaku saat dia berbicara. Mata hazelnya tampak indah dengan dihiasi oleh bulu mata yang lentik. Rambut blondenya tergerai, hingga penampilannya tampak elegan.

Apa dia yang mengubah sosok William?

"Dia Daniel, suamiku, dan ini Allen, anak kami yang berusia 3 tahun." Margo melanjutkan ucapannya yang hanya dibalas Krystal dengan senyuman lembut. "Ah, anak kami ada dua sebenarnya, tetapi yang satu lagi sedang tertidur lelap di kamar."

"Aku belum pernah bertemu dengan Hayley sebelumnya," sela William kala mendengar pernyataan Margo. Benar, Allen memiliki adik bernama Hayley Nathania Wallance. Selisih umur mereka satu setengah tahun dan William belum pernah melihatnya secara langsung.

"Dia tidur." Daniel ikut menambahi. "Jangan menganggu anakku."

"Oh, aku hanya ingin melihatnya." William menekukan wajah karena perkataan Daniel.

"Kau terlihat aneh cemberut seperti itu, Will. Ke mana sosok dingin yang dulunya kukenal?" Daniel mengernyit geli melihat ekspresi William.

"Aku sudah berubah, kau tahu, rasa sakit bisa mengubah seseorang." William berkata pelan, tetapi penuh makna. Membuat suasana seketika hening dengan kondisi yang awkward.

Menyadarinya, Kyrstal berdehem pelan dan menarik William. "Uhm, apa kami boleh makan?"

"Oh, tentu." Margo menjawab dengan Allen yang masih berada di gendongannya, lelaki kecil itu tertidur saat pesta belum dimulai. "Kau bisa mengambil sepuasnya."

"Terima kasih," kata Krystal sembari menarik William menjauh, yang mengejutkan, ternyata lelaki itu tidak membantah.

Krystal merenung kala menyadari William hanya diam setelah percakapan tadi.

Kenapa lelaki itu tampak kesepian di tengah keramaian seperti ini?

—His Protector—

Aku bakal usahain tetep update cerita ini, tapi aku juga lg ngejer critaku yang my arrogant man

Jgn lp mampir ya!

Follow, vote, dan komentar akan sangat berarti.

Terima kasih.

Ig : blcklipzz

HIS PROTECTOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang