4-First Day

60 17 0
                                    

"Baiklah ..., aku akan ambilkan buku untuk belajar membaca bahasa matra ya!" seru Profesor Riveraice.

"Baik, guru!" sahut Starlight.

Profesor Riveraice pun berdiri lalu berjalan menuju kamarnya dan mengambil buku diatas suatu meja disana. Profesor Riveraice pun kembali dengan membawa buku itu.

"Wah, buku nya tebal sekali, ya!" seru Starlight.

"Kita buka halaman 1," Profesor Riveraice pun membuka buku halaman pertama.

"Lihatlah, tanda ini berarti huruf A!" Kata Profesor Riveraice menjelaskan sambil menunjuk simbol "#".

"Wah ...! Jadi itu huruf A ya?" tanya Starlight.

"Kalau yang ini huruf B, Starlight!" Profesor Riveraice membalik halaman dan menunjukkan simbol "£"

"Wah ..., bentuknya mirip huruf E!" seru Starlight.

Lalu, Profesor Riveraice membalik halaman buku nya lagi dan menunujuk simbol "©" "Ini huruf C"

"Memang bentuknya huruf C, hanya saja ada lingkaran yang melingkari huruf. Apa huruf selanjutnya juga begitu?" tanya Starlight kebingungan.

"Tidak, Starlight. Itu hanya berlaku untuk huruf C dan R saja," jawab Profesor Riveraice.

"Jadi huruf yang lain tidak ya?" tanya Starlight lagi. Profesor Riveraice pun tersenyum. "Baiklah, kita lanjutkan ya!"

Begitu seterusnya sampai huruf Z.

Setelah belajar semua huruf huruf mantra, ternyata jam sudah menunjukkan pukul 06.00 am.

"Starlight, pelajari kembali huruf A sampai Z, ya! Aku ada urusan sebentar!" pamit Profesor Riveraice.

"Oh, iya guru! Tapi guru ada urusan apa?" tanya Starlight.

"Setelah pulang nanti, akan ku beri tahu, aku harus cepat cepat!" kata Profesor Riveraice sambil mengambil tas nya cepat cepat. Profesor Riveraice pun berlari keluar rumah.

Sementara Starlight tetap di rumah Profesor Riveraice, menghafalkan semua huruf-huruf mantra. Selama 30 menit saja, Starlight sudah bisa menghafalkan semuanya. Huruf huruf mantra sudah berada di luar kepala Starlight.

Sambil menunggu gurunya, Starlight membaca buku cerita yang dia bawa dari rumah nya.

Setelah Profesor Riveraice kembali, sudah pukul 08.00.

"Guru, kamu sudah pulang?" tanya Starlight sambil menghampiri guru nya yang berada di dekat pintu masuk.

Profesor Riveraice pun duduk.Profesor Riveraice menghembuskan nafas nya, "Sebenarnya, ada masalah yang bisa dibilang ...,"

"cukup hebat!"

"Hah!" Starlight terkejut.

"Masalah apa itu, guru?" tanya Starlight.

"Sebenarnya, masalah itu bersangkutan dengan tujuanku untuk mencari mantra Elyfuno ...," jelas Profesor Riveraice.

"Hah! Apa itu, guru?" tanya Starlight lagi.

"Sebenarnya, masalah itu ...,"

"Sebenarnya, ada masalah yang cukup besar di kota Qreus, kota yang ada di negri Dreacap. Kota itu adalah kota yang paling sejahtera di Dreacap. Tapi, sekarang, kota itu telah di kuasai oleh seorang penjahat bernama "Moontre Vastane" jelas Profesor Riveraice.

"Apa?! Aku tidak salah dengar?! "Moontree Vastane"?!" teriak Starlight tidak percaya.

"Iya, ada apa, Starlight?" tanya Profesor Riveraice.

"Itu, adalah ayah dari Moonlight, sahabat ku yang telah di renggut," jelas Starlight.

"Apa?!" teriak Profesor Riveraice.

"Kalau begitu, kita harus segera membantu mereka!" seru Profesor Riveraice.

"Tapi ... aku belum bisa menguasai banyak mantra," keluh Starlight pelan.

"Kalau begitu, kamu harus bisa menguasai mantra-mantra penting untuk menyerang Moontre. Aku akan ajari kamu 2 mantra hari ini. Aku harap dalam satu hari ini, kamu bisa menguasai mantra mantra penting itu." Kata Profesor Riveraice.

"Ba ... baik guru!" sahut Starlight.

"Apa mantra pertama yang harus aku pelajari, guru?" tanya Starlight.

"Baiklah ...," Profesor Riveraice membuka buku mantra di halaman 915.

"Ini adalah mantra yang bernama...," kata Profesor Riveraice.

"Fedster, mantra yang digunakan sebagai tameng, " Starlight membaca tulisan mantra yang ada di buku mantra kuno.

"Bagus! Kamu sudah bisa membacanya dengan baik, " puji Profesor Riveraice. "Baiklah, kita lanjutkan!" seru Profesor Riveraice.

"Baca ini, dan pahamilah! Lalu, praktekan di depanku. Sedangkan aku akan ke kamar sebentar untuk melihat keadaan di Qreus," kata Profesor Riveraice.

Di kamar ...

Profesor Riveraice membaca sebuah mantra untuk membuka layar gambar keadaan di Qreus.

"Wah, sepertinya, kejahatan Moontre semakin merajalela. Kota Vrasia juga telah di kuasainya! Bodoh! Apa sebenarnya Putri Dreacap tidak berusaha melawan?" gumam Profesor Riveraice kesal.

Profesor Riveraice pun kembali keluar kamar dan menuju ke Starlight.

"Bagaimana, Starlight?" tanya Profesor Riveraice.

"Sudah, guru! Bagaimana juga dengan keadaan nya?" tanya Starlight balik.

"Bodoh sekali, dia telah menguasai satu kota lagi! Kota Vrasia, kota yang memiliki sumber daya langka!" jawab Profesor Riveraice dengan nada kesal.

"Apa?! Tidak, kita tidak bisa berdiam diri, kita harus segera bertindak!" seru Starlight.

"Tenang, Starlight! Kita bahkan belum punya pasukan!" seru Profesor Riveraice.

"Baiklah, guru!"

"Lagipula, umurmu juga belum pantas untuk berperang!" tambah Profesor Riveraice.

"Baiklah, guru! Aku akan sabar dan menunggu," sahut Starlight.

"Sekarang, praktekan mantra Fedster!" perintah Profesor Riveraice.

Profesor Riveraice mengambil 10 buku dari rak buku dan melemparkannya kepada Starlight dengan berturut turut menggunakan kekuatan tanduknya.

Starlight pun membaca mantra Fedster. Tanduk nya pun mulai bersinar dengan warna ungu muda. Cahaya tanduknya itu membentuk sebuah lingkaran transparan yang melindunginya dari lemparan buku dari Profesor Riveraice.

Profesor Riveraice ingin mengecek seberapa besar kemampuan muridnya itu. Profesor Riveraice menambahkan gaya dorong pada 10 buku yang telah dia lempar tadi kepada Starlight.

Starlight terkejut. Starlight menambahkan power untuk pelindungnya. Namun, Profesor Riveraice terus menambahkan gaya dorong pada buku itu.

Starlight terus berusaha menahannya. Starlight sampai terdorong kebelalang. Tapi, Profesor Riveraice telah mantap dengan keyakinannya bahwa Starlight sudah bisa menahan serangan dari musuh yang lumayan kuat, sehingga Profesor Riveraice mengembalikan buku buku ke raknya.

Starlight pun merasa lega dan menyudahi mantranya.

"Wah, hebat sekali!" seru Profesor Riveraice.

"Kita akan lanjut ke mantra berikut nya ..."

Bersambung...

Starlight Greamas [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang