14-The Secret Room

28 11 0
                                    

Starlight mendekati kasurnya. Di sebelah kasurnya, ada pintu yang memang belum pernah dibuka sama sekali, dan Starlight sama sekali tidak pernah penasaran dengan "ada apa di balik pintu itu."

Pintu itu seperti bukan pintu. Pintu itu rata dengan dinding kapal. Warnanya pun mirip. Sehingga Starlight baru saja sadar kalau ada pintu di situ.

"Wah, ini pintu? Sebelumnya, aku tidak pernah tau dan tidak pernah ingin tau mengenai pintu ini," gumam Starlight sambil berjalan mendekati pintu itu.

Starlight mencoba membuka pintunya.

"Iiih!" Starlight kesusahan membuka pintu itu. "Ini sulit sekali ...! Aku tidak bisa membuka nya ...!" keluh Starlight.

"Bagaimana kalau aku pakai mantra saja" gumam Starlight sambil merubah ekspresi wajahnya menjadi terlihat sedikit lebih menyenangkan.

Starlight pun membuka pintu itu dengan mengeluarkan sinar dari tanduknya. Pintu membuka sedikit demi sedikit ....

0,1 cm terbuka ( 1 menit )

0,2 cm terbuka ( 2 menit )

0,3 cm terbuka ( 4 menit )

0,4 cm terbuka ( 7 menit )

0,5 cm terbuka ( 10 menit )

"Aih!" Bruk! Starlight terjatuh.

Pintu yang hanya terbuka sedikit itu tertutup kembali secara cepat bertepatan dengan hilangnya cahaya di tanduk Starlight secara perlahan.

"Pintu ini berat sekali!" keluh Starlight. Starlight mencoba untuk berdiri lagi. Lalu Starlight mencoba mendekati pintu itu lagi dan membuka pintu itu dengan kakinya.

"Iiihh ...!" teriak Starlight.

Starlight melepaskan kakinya dari pintu. Dia sudah tidak kuat. "Ah, percuma saja aku melakukannya! Pintu ini memang tidak bisa dibuka!" seru Starlight pelan.

"Bagaimana kalau aku tanya guru tentang pintu ini?" gumam Starlight.

"Tapi pasti guru tidak tau, yang tau hanya Kapten Vhan, Nahkoda murahan itu!" Starlight mengingat ingat kembali kejadian Kapten Vhan yang telah menghianatinya.

"Aduh, ada apa denganku ini?! Dia bukan orang baik! Aku harus bisa melupakannya!" seru Starlight yang geram dengan dirinya sendiri.

"Ku rasa ... aku harus cari tau sendiri," kata Starlight.

Karena saking fokus nya memikirkan pintu itu tanpa ada yang lain, Starlight melayang layang dengan cahaya ungu nya. Dan Starlight tidak menyadari hal itu.

Dug!

"Aah!" Starlight terbentur atap ruangan, dan dia kembali ke bawah karena pikirannya sudah ke mana mana.

Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana Starlight bisa melayang-layang begitu? Dan bagaimana dia bisa terjatuh karena pikirannya sudah tidak fokus lagi?

Oh, Starlight tidak memikirkan hal itu. Dia masih memikirkan rasa sakit di tubuhnya karena terbentur atap ruangan. Ditambah lagi memikirkan apa yang didapatinya setelah rasa sakit ditubuhnya hilang ....

Ceklik ....

"Eh ... suara itu?" Starlight kebingungan.

Tiba-tiba, pintunya terbuka. Krek .... Pintu terbuka secara perlahan-lahan. Setelah pintu terbuka total, barulah Starlight bisa melihat isi ruangannya.

Didalam nya, adalah ruangan gelap gulita, yang luas sekali, tapi terlihat sempit karena banyak barang di sana.

Starlight memasuki ruangan itu dengan membawa senter. "Gelap sekali ...."

Starlight mendapati gudang kapal yang gelap. Ruangan ini diselimuti oleh debu, sarang laba-laba, dan kotoran-kotoran gudang lainnya.

"Hanya gudang, kenapa harus memakai kunci rahasia untuk membukanya?" gumam Starlight.

Tiba tiba ....

Grudakkk!!

Suara yang sangat keras muncul dari jarak 1 meter di depan Starlight. Starlight menutupi badannya dengan kaki depannya.

"Fiuh ... hampir saja ...!" Untung saja, masih ada jarak sekitar 1 meter dari Starlight! Atau jika tidak, Starlight akan tertimpa barang itu.

Ternyata hanya ada satu kayu yang jatuh dari atas .... Starlight mengarahkan senter menuju kayu itu. "Apa ini?"

"Bingkai? Bingkai apa ini?" Starlight membawa bingkai itu keluar dari balik pintu rahasia dengan sihir dari tanduknya.

Tapi bingkai ini terlalu berat. Daya Starlight juga sudah melemah karena sudah bersusah payah membuka pintu rahasia yang berisi gudang ini. Starlight meletakkannya dan membiarkannya tergeletak.

"Bingkai ini penuh dengan ukiran! Indah sekali!" seru Starlight pelan sambil terus mengamati bingkai itu.

"Tapi kenapa bingkai seindah ini dibuang di gudang kapal begitu saja? Jangan-jangan ada sesuatu!" gumam Starlight curiga.

Starlight berjalan pelan keluar gudang. Lalu Starlight mengambil buku mantra di meja dekat kasurnya. Lalu membuka satu-persatu halaman buku dan membaca satu-persatu nama-nama mantra yang menurutnya cukup berhubungan dengan bingkai itu.

Starlight membaca satu-persatu isi mantra, tanpa membaca judul nya. Setelah membaca mantra ke 34, tiba tiba ....

---------------------------------------------------------

||||||||||||||||||||||||||||||||
---------------------------------------------------------

BERSAMBUNG ....

Gimana? Penasaran? Hehe...

Maaf cuma 600-anl kata aja, soalnya bingung lagi mau kasi cerita kaya gimana biar panjang + akhirannya bikin penasaran.

Terus ikuti kisah Starlight Greamas, ya!
Selalu setia!

Starlight Greamas [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang