CHAPTER DUA

84 22 7
                                    

"Sayang" panggil Klara

"Iya sayang"

"Kita ke kedai es krim itu aja yuk"

"Ok"

Mereka menuju kedai tersebut. Klara memesan es krim rasa coklat dan Radit milih es krim rasa vanilla.

"Kamu kebiasaan deh yang kalo makan es krim sampai kemana mana. Liat tuh pipi kamu" gemas Radit

"Hmm apaan sih. Gak ada kok??" Klara meraba pipinya

"Ada sayang"

"Dimana sih?"

Cup

"Udah bersih tuh"

"Ih kamu kok gitu. Kalo diliat orang kan malu"

"Biar orang iri sama kita"

"Dasar modus"

"Yang tadi itu Manis"

"Ya iya lah manis orang di pipi aku ada es krimnya"

"Bukan es krim nya. Emang pipi kamu manis sayang"

"Dihh emang manis"

"Dasar, dibikin baper malah jadi GR"

"Biarin"

Sejenak Klara fokus dengan es krim nya. Klara menghabiskan es krim hampir dua cap. Cap ke dua tersisa setengah. Sedangkan Radit masih menghabiskan setengah cap sambil memainkan ponselnya. Klara mendekat ke Radit. Dan menyenderkan kepalanya dibahu Radit

"Sayang" Panggil Klara

"Iya"

"Jangan pergi"

Radit menghentikan aktifitas memainkan ponsel.
"Emang aku mau kemana?"

"Ih bukan gitu"

"Ya trus?"

"Jangan ninggalin aku. Aku udah terlanjur sayang sama kamu. Aku udah nyaman banget sama kamu. Kamu udah aku anggap matahari yang udah mau nyinari hidup aku. Jadi please jangan tinggalin aku"

Radit tersenyum dan mengecup sekilas kening Klara.

"Aku lebih sayang sama kamu. Aku juga nyaman banget sama kamu. Kalau kamu anggap aku matahari maka udah kewajibanku untuk terus menyinarimu. Aku gak akan ninggalin kamu apapun alasannya"

"Janji?"

"Janji sayang"

Klara mebenamkan wajahnya di dada Radit sambil berbisik.

"I miis you"

"I miis you to" Balas Radit sambil mengecup pucuk kepala Klara

Suara dentingan ponsel Radit berbunyi.

"Hallo bro. Lo lupa apa dimana sih. Lo belum ngasih alamat rumah cewek lo ke gue"

"Eh masak iya sih. Heheh gue lupa. Abisnya keasikan nih"

"Dasar kambing. Lo dimana?"

"Gue masih di mall sama cewek gue"

"Buruan balik. Trus kirim ke gue alamatnya"

"Ok siap"

Sambungan pun terputus

"Dari siapa?" Tanya klara

"Oh dari temen yang mau anterin motor kamu"

"Jadi dari tadi kamu belum ngirim alamat rumah aku ke temen kamu. Dih kamu tuh kebiasaan. Lupanya tingkat akut"

FRESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang