CHAPTER TIGA TUJUH

24 10 0
                                    

BUKAN SOAL
UNGKAPANNYA
TAPI TENTANG
PEMBUKTIANNYA

*Aldino Frendy Alfaris*⚘

"Klara Abhi liwat kae lo" teriak Indra

Yap. Satu kelas Klara pun mengetahui kalau Klara suka sama Abhi

"Bodo!" Jawab Klara ketus

"Loh ora koyo biasane. Nyapo?"

"Kepo!"

"Ra ewangono aku to"

"Ewangono itu apaan?" Tanya Klara tak mengerti bahasa Indra

"Bantuin maksudnya"

"Bantuin apa"

"Aku ki demen karo Gita"

"Tembak" balas Klara enteng

"Lambemu. Opo yo sukur muni aku sayang koe?"

"What? Kuping gue gak salah denger nih? Lo suka Ndra sama Klara" potong Dimas yg baru saja masuk ke kelas

Frendy pun yg berada didepan menghampiri Klara dan Indra

"Loh ora ngono. Beh koe mau salah tompo" jelas Indra. Dia sendiri jadi bingung

"Lah tadi lo bilang ke Klara aku sayang koe?"

"Dia suka sama Gita" ujar Klara

"Trus?"

"Bingung mau nembak"

"Lo salah orang kalau tanya. Lo harusnya tanya ke Dimas. Dia udah banyak kali nembak cewek. Tapi gue juga bingung sampe sekarang Dimas masih aja jones" ujar Frendy lalu terkekeh

"Bangke lo Dy"

"Dim bantuin aku to yo nembak Gita. Aku ki bingung nyusun kata katane koyo pie" ujar Indra

"Selamat. Anda memilih guru yg sangat tepat. Sini sini bro gue jelasin"
Dimas pun menarik Indra keluar kelas sambil ngomong sana sini

Indra cukup mendengarkan saran dari Dimas. Klara dan Frendy terkekeh pelan

"Milih guru sesat dia" ujar Klara

"Biarin aja. Kalau cinta itu bukan soal ungkapannya. Tapi soal pembuktiannya"

"Eak eak. Sejak kapan lo Dy jadi sok puitis gini"

"Bodo Ra bodo!!"

"Aish marah"

***

Bel istirahat kedua pun berbunyi. Banyak temen temen Klara memilih tidur atau bermain ponsel dari pada kekantin. Jadi kelas dalam posisi ramai

Tiba tiba Indra maju didepan kelas
"Hmm sepurane cah minta perhatian e sebentar"

Semua pun memandang Indra dengan wajah bingung

"Aku mau bilang sesuatu kepada kalian. Khususnya Gita" lanjutnya

Teman teman Klara yg tadinya fokus mendengarkan Indra sekarang sedikit ramai dan ada juga yg mulai menyorakinya

Dari bangku belakang Dimas mengangkat kedua jempolnya untuk Indra.

Indra pun menghampiri Gita. Gita termasuk anak yg cerewet. Jauh dari kata diem. Cempreng. Tapi dia pinter

"Gita, jujur aku wis sui demen awakmu. Tapi aku ragu lek awakmu ora demen karo aku"

"Jadi?" Tanya Gita

"Aku sayang awakmu. Aku demen karo awakmu. Boleh opo enggak aku menjaga atimu gae aku?"

Indra pun menarik nafasnya dalam dalam
"Mau enggak awakmu dadi pacarku. Dadi penyemangat ku lan Dadi prioritasku?"

Klara pun mulai menyorak i. Tak disangka cowok kaya Indra berani nyatain cinta nya didepan teman sekelasnya.

"Maaf Ndra, kita temenan aja"
Jawaban Gita membuat Indra sedikit jatuh

"Temen ku wis banyak" ujar Indra

"Hmm pacar gue juga udah banyak"

Mendengar jawaban Gita banyak cowok cowok yg malah tertawa terbahak bahak. Indra hanya diam dan menunduk. Hatinya tak beraturan

Kemudian Gita terkekeh pelan sambil memukul lengan Indra
"Gue bercanda. Iya gue mau"

"Hah iki tenanan?" Tanya Indra setengah tak percaya

"Iya Indra"

"Ya Allah gusti matur suwunnn!" Teriak Indra

Semua yg ada dikelas pun bersorak tanda bahagia. Akhirnya Indra gak jomblo lagi

Dimas pun menghampiri Indra
"Apa kata gue. Pasti lo bisa"

"Pj pj pj pj" teriak anak anak kelas

"Pj opo?" Tanya Indra

"Pajak pacaran lah" ujar Devan

"Pancal jotos arep a? Sampeyan kiro bar nembak cewek kui bayaran?"

Gita pun ikut tertawa. Gita sebenarnya juga suka dengan Indra. Tapi ya gitu. Namanya juga cewek. Tunggu aja ditembak. Dan akhirnya ditembak juga

"Woi Dim. Lo kapan?" Teriak Frendy

"Ngaca bos ku ngaca!!"

Gelak tawa pun kembali pecah. Dan tugas Dimas sekarang yaitu untuk meminta pajak pacaran. Dikarenakan Dimas juga membantu mental Indra supaya berani untuk jujur

"Bagaimana pun caranya apa pun alasannya gue harus dapet PJ" ujar Dimas pada Indra dan Gita

"Ra, main yuk" ajak Frendy tiba tiba

"Main apaan?"

"Main pacar pacaran"

Klara pun terkekeh pelan
"Sampai kapan?"

"Sampai gue dan lo lupa kalau ini cuma main main" jawab Frendy serius

Klara tertawa dengan kerasnya
"Sumpah sumpah ngakak"

"Gue serius Klara! Gue sayang sama lo"

"Ya iya lah kalau gak sayang lo bukan temen gue" jawab Klara dengan masih terkekeh

"Gue suka sama lo!"

"Kalau lo gak suka lo pasti jauhin gue. Ada ada aja sih lo Dy"

Frendy menjadi kesal karena Klara terus saja menganggap Frendy bercanda

"Terserah lo deh"

"Bagoss" ujar Klara sambil memberikan jempolnya dipipi Frendy

Frendy hanya menatap Klara dengan wajah pasrah dan datar. Susah emang kalau jadi anak humoris. Ngomong serius eh malah diketawain.

FRESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang