CHAPTER TIGA TIGA

32 8 0
                                    

Klara merenung. Fikirannya melayang kepada Abhi

"Kenapa lo sayang gue? Gue gak pernah buat lo sayang sama gue. Dan gue juga gak sayang lo!"_Abhi

Kalimat itu terus terngiang ngiang ditelinganya. Klara ingin mundur tapi sayang. Kalau maju pun Klara gak kuat.

Klara memilih jalan ditempat!

Klara tak ingin maju apalagi mundur. Ikuti saja alur ceritanya. Ikuti kata hatinya. Toh kalau jodoh gak bakal kemana mana deh

Cewek cantik jodohnya ganteng donk. Pikir Klara. Kalaupun bukan Abhi mingkin ada cowok lain yg lebih dari pada Abhi. Tapi Klara tetap berharap kepada Abhi

Ibarat mengejar layang layang yg jatuh. Udah berjuang lari larian ke sawah. Melewati sungai yg kotor. Tapi akhirnya layang layang itu jatuh diatas pohon. Yess sia sia!

Klara ingin menaruh roti diloker Abhi. Entah mengapa Klara masih melakukan itu walau sudah jelas Abhi menolaknya

Klara biasa menaruh roti diloker Abhi tanpa siempunya ketahui. Namun Abhi pernah memergoki Klara yg sedang menaruh roti dilokernya.

*Flashback on

Abhi kali ini datang lebih pagi. Dia harus menyalin tugas dari teman sebangkunya Daffa karena kemarin dia mengikuti latihan basket.

Kelas masih terlihat sepi namun Abhi sedikit bingung kenapa Klara masuk dengan diam diam dikelasnya. Abhi pun mencoba mengikuti dan mengintip di balik jendela.

Klara menuju bangku Abhi dan meletakan dua roti rasa coklat dan vanila di loker Abhi.

Abhi yg melihat itu pun sedikit bingung. Mengapa setiap hari Klara memberikan dua buah roti. Apa Klara tidak bangkrut membelinya setiap hari hanya untuk Abhi.

Akhirnya Abhi pun masuk dan memergoki Klara yg seperti maling

"Ehmm lo ngapain naruh roti diloker gue?" Tanya Abhi to the poin

Bukannya kaget Klara malah cengengesan membuat Abhi tambah bingung.

Seperti biasa Abhi memasang wajah datarnya
"Gue nanya"

"Supaya lo bisa sarapan dulu. Oh ya nanti dimakan ya. Gue beli pake duit loh bukan daun"

"Gak perlu repot repot lagi. Gue juga cuma makan satu"

"Loh kok satu? Satunya lagi lo apain?"

"Gue kasih ke Daffa"

"Lo suka yg rasa apa?"

Abhi menaikan alisnya. Difikir mengapa Klara begitu sangat kepo tentang dirinya.

Klara mungkin bisa menebak apa yg difikirkan Abhi
"Gue cuma mau tau kok. Yaudah gue balik ke kelas. Dimakan ya"

"Hmm" balas Abhi seadanya

Klara pun keluar kelas Abhi dengan perasaan campur aduk. Antara malu senang dan salting sendiri. Klara sempat berpapasan dengan Daffa didepan pintu.

Daffa pun jadi bingung mengapa Klara keluar dari kelasnya?
"Klara kesini ngapain Bhi?" Tanya Daffa

"Lo kenal Klara?"

"Ya tuhan. Cewek secantik dan sefamous Klara sape yg kagak kenal men?"

"Hmm"

"Oh iya. Btw ada roti lagi kagak di loker lo? Gue laper nih belum sempet sarapan karena lo nyuruh gue dateng pagi"

Abhi pun mengambil dua buah roti yg berada di lokernya dan melemparkan roti rasa vanila kepada Daffa

"Ajaib emang loker lo. Besok besok nasi kek atau bakso sekalian. Ngomong ngomong siapa yg ngasih ini ke lo tiap hari?"

"Klara"

Daffa pun tersedak dan segera mengambil minum di tasnya

"What Klara??"

"Hmm"

"Ya tuhan lo beruntung banget Bhi bisa diginiin sama Klara"

"Diginiin gimana?"

"Ya menurut gue ya lo dianggap spesial ama Klara. Ya tuhan gue iri sama lo"

"Biasa aja"

Daffa pun melirik Abhi
"Lo cowok normal kan Bhi?"

"Gila lo nanya itu ke gue"

"Lo tau gak sih. Satu sekolahan ini 99,99% demen ama Klara. Dan lo cuma biasa aja?. Klara cantik men cantik. Siapa yg gak suka. Dia juga famous"

"Dan 0.01% yg gak suka Klara itu gue"

"Ya tuhan Abhi" gerutu Daffa

"Gue gak makan cantik"

"Klara juga pinter masak bro. Wah lo gimana sih. Kalau gue jadi lo gue langsung tembak dah tu anak"

"Anak orang main lo tembak"

Daffa menatap Abhi dengan wajah datar
"Ya tembak jadi pacar gue. Kalau perlu langsung gue lamar didepan anak anak sekolah biar semua iri sama gue"

"Lebay!"

"Gue serius Abhi. Perjuangin Klara sumpah gue bakal bangga banget jadi temen lo"

"Enggak!"

"Keburu diembat orang loh Bhi"

"Biarin"

"Kesempatan tak slalu datang dua kali"

"Bacot!"

"Inget kata kata gue. Sebelum lo nyesel loh" Daffa terus saja menasehati Abhi

"Kenapa gak lo aja. Lo suka kan?"

"Gue juga manusia. Mungkin gue suka tapi kalau Klara biasa aja? Ya gue gak bisa maksa"

"Nah itu lo tau. Disitulah posisi gue"

"Posisi yg mana?" Daffa pun jadi bingung

"Bodo Amat. Mana buku lo!"

"Nih. Posisi yg mana sih Bhi?" Daffa masih bingung dan juga penasaran

"Lemott!!"

FRESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang