CHAPTER EMPAT BELAS

43 16 0
                                    

Matahari mulai menunjukan cahaya terang nya. Pagi mulai menyapa Klara pun sudah siap untuk pergi piknik sekolahnya.

Klara menunggu Frendy dan Dimas diruang tamu sambil memainkan ponselnya.

Tak lama terdengar Klakson mobil.

"Klaraaaa!" Teriak Frendy

"Woi gak usah teriak teriak. Rumah gue bukan hutan" ujar Klara datar

"Iya iya yaudah yuk berangkat"

"Masih jam 7 nih. Berangkatnya kan jam sepuluh"

"Iya tapi kan di suruh pak eko ke sekolah jam 07.30"

"Males ah. Btw Dimas mana?" Tanya Klara sambil celingak celinguk

"Oh iya. Dimas sakit"

"Hah beneran? Yaudah kesana aja dulu yuk"

"Oke deh"

Mereka pun bergegas menuju ke rumah Dimas. Tak lupa Klara dan Frendy membeli buah buahan dan makanan lain untuk Dimas. Mereka tau walau pun Dimas sakit napsu makannya tetap tak berkurang.

Tin tin tinnnnn

Klara dan Frendy langsung menuju ke kamar Dimas. Seperti Klara Dimas hanya ditemani pembantunya.

"Woi gaes bisa sakit juga lo" teriak Klara membangunkan Dimas dari tidurnya

"Ah elah ganggu orang tidur aja lo" ujar Dimas

"Yee dijengukin juga malah gerutu kek gitu. Nih gue bawa makanan" Ujar Klara sambil menaruk beberapa kantung kresek di meja

"Nahh gitu donk. Berfaedah dikit lo ke rumah gue"

"Sakit apa lo?" Tanya Frendy

"Demam aja sih"

"Wihh panas juga lo" Ujar Klara sambil membolak balikkan tangannya di dahi Dimas

"Ya iya lah bego. Namanya juga demam"

Klara menepuk dahi Dimas dengan keras sambil terkekeh

"Sakit begoo!" Teriak Dimas

"Heheheh ngecek aja gue"

"Kapan mati?" Tanya Frendy dengan nada bercanda

"Nunggu panggilan aja deh gue" jawab Dimas datar

Klara dan Frendy tertawa renyah

"Terus aja buli gue. Orang lagi sakit malah di buli kek gini"

"Ya gapapa lah sekali kali" ujar Klara disela sela tawanya

"Sekali kali ndasmu"

"Yahh gak ada lo gak seru donk" ujar Frendy

"Uluh uluhh bakalan rindu gue sama lo berdua" ujar Dimas

Klara menonyor pelan kapala Dimas
"Kita mau piknik lima hari bego bukan lima tahun"

"Yaelah iya iya. Berangkat jam berapa lo berdua?"

"Halah nanti jam sembilan aja. Ngapain disekolah jam segini? Bantuin pak mamat nyiram bunga?" Ujar Klara

"Ya sapa tau mau bantuin pak muklis nyapu taman"

"Nyapu taman? Oh tidak tidak nanti tangan gue yg mulus gatel gatel"

Frendy pun menonyor pelan kepala Klara
"Lo gak usah niru gaya nayla dikelas. Jijik gue liatnya"

Mereka pun tertawa renyah. Sambil bercerita meraka memakan makanan yg dibeli Klara dan Frendy tadi sambil menunggu waktu untuk berangkat piknik.

***

Radit mengerjapkan matanya lalu bangun dari tidurnya. Dilihat Dewi masih terlelap

Radit pun mandi dan memasakan sesuatu untuk Dewi didapur

Dewi yg terbangun melihat kesofa sebelah ranjang Radit. Tak ada Radit disana. Dewi pun turun ke lantai bawah untuk mencari Radit

Dewi memeluk Radit dari belakang

"Morning sayang" ujar Dewi

Radit pun berbalik dan mengecup kening Dewi
"Morning to. Kok udah bangun?"

"Lah kamu sendiri kenapa bangun?"

"Masak buat kamu"

"Kan seharusnya aku yg masak buat kamu"

"Ya gapapa sekali kali gitu. Kemarin kemarin kan udah kamu. Udah gih sana mandi dulu. Bau wlek"

"Ihh dasar" Dewi pun bergegas pergi untuk mandi

Sambil menunggu Dewi mandi Radit meneruskan aktifitasnya untuk memasak nasi goreng.

Selesai membuat nasi orang Radit memainkan ponselnya. Tak lama Dewi pun datang.

"Wahh dari baunya kayaknya enak" ujar Dewi

"Yaiya donk. Yaudah yuk sarapan"

"Kamu gak sekolah?"

"Enggak males. Aku nemenin kamu dirumah aja. Atau nanti kita juga bisa jalan jalan"

"Dasar tukang bolos"

"Gapapa mumpung masih sekolah bisa bolos. Kalau udah lulus kan jadi gak bisa bolos"

"Iya in aja deh" Dewi pun mulai memakan masakan Radit

"Hmm kamu pinter masak ya. Enak banget loh nasi goreng buatan kamu" ujar Dewi disela sela makannya

Tiba tiba Radit ingat pada Klara. Klara sangat suka nasi goreng. Apalagi buatan Radit. Radit memang hanya bisa memasak nasi goreng itupun dulu neneknya yg mengajari. Dan hasilnya pun memuaskan

FRESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang