CHAPTER DELAPAN

54 15 0
                                    

Mereka sekarang berada ditoko sepatu. Dimas memilih untuk pergi sendiri untuk memilih sepatunya. Sementara Klara ingin Frendy menemaninya.

Selama kurang lebih lima belas menit Klara hanya berputar putar. Frendy sampai kesal dibuatnya.

"Klara lo jadi beli sepatu gak sihh" geram Frendy

"Ya jadi lah. Ini lagi liat liat"

"Kalau cuma muter muter sama liat doang kapan belinya. Gue capek njir"

"Ih bentar ah bawel lo. Ini nih ada yg bagus"

"Coba gue liat"Frendy menyambar sepatu berwarna biru yg ada ditangan Klara

"Ih bentar dulu gue juga mau liat" ujar Klara sambil menyambar sepatu pilihanya itu

"Yaudah itu bagus kok. Beli itu aja"

"Eh bentar bentar. Nih warna hitam juga keren loh"

Frendy mengusap wajahnya dengan kasar. "Yaudah lo mau milih yg mana?"

Tanpa memedulika Frendy Klara mencoba kedua sepatu tersebut

"Ih yg biru lucu banget. Tapi yg hitam keren juga sih" ujar Klara pada dirinya sendiri.

Lalu mata Klara menangkap sepasang sepatu warna putih

"Ini kayaknya juga bagus"

"Yaudah Ra sepatu yg putih aja"

"Bentar kita kan mau piknik. Kalau sepatu putih nanti gampang kotor donk. Enggak enggak nanti dikit dikit dicuci kan capek"

Entah keberapa kalinya Frendy menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dalam hati Frendy juga mengumpat untuk Dimas. Entah berada disisi mana anak itu. Kalau Dimas disini setidaknya dia akan membantu.

"Trus lo mau beli yg mana?" Tanya Frendy

"Gue bingung nih. Semuanya bagus"

"Gak usah rakus. Satu aja belum tentu bisa diurusin and dijagain kok milih banyak banget"

"Yee dianya baper" ujar Klara sambil menonyor kepala Frendy

"Bacot. Dimas mana sih lama banget juga milih sepatu doang. Mau balik jam berapa nih nanti. Nginep di mall?"

"Hotel banyak" ujar Klara santai tanpa melihat Frendy dan terus memilih sepatu

"Dasar otak sedeng" sekarang giliran Frendy yg menonyor kepala Klara

***

Dimas terus memilih sepatu yg akan dia gunakan besok lusa. Sudah terpikir olehnya kalau dia ingin sepatu berwarna hitam.

Tiba tiba ponselnya berbunyi. Dimas merogoh sakunya dan melihat ternyata Radit menghubunginya.

Dimas enggan untuk mengangkat. Dia masih kesal pada Radit yg menyia nyiakan Klara. Padahal jelas Klara sayang pada Radit.

Tapi Radit terus saja menghubungi Dimas. Dimas risih dan akhirnya mengalah lalu mengangkat panggilan dari Radit.

"Iya hallo"

"Eh Dim lo ada dimana?"

"Gue ditoko sepatu. Kenapa?"

"Lo sama Klara gak?"

"Iya gue sama dia. Tapi Klara sekarang sama Frendy. Gue muter sendiri nyari sepatu dan mereka berdua"

"Baliknya masih lama gak?"

"Mungkin masih. Ini juga baru milih sepatu belum perlengkapan lain buat piknik"

"Lo mau piknik?"

FRESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang