CHAPTER TIGA EMPAT

29 6 0
                                    

"Klara!!!" Teriak Radit hingga menggema di seluruh ruangan

"Apaan sih"

"Kangen!"

"Bodo!"

Radit mengerucutkan bibirnya dan menghempaskan badannya dikasur empuk Klara

"Mabar yuk" ajak Radit

"Bentar gue masih nyari tugas dulu"

"Yaudah gue main sendiri"

"Hmm"

Beberapa saat kemudian Klara memperhatikan Radit dengan wajah yg bingung juga menahan tawa

"Pliss speak inggris"

"Gue gak bisa basa inggris tolol!" Ujar Radit dengan emosi

"Where are you. Lest go!"

"Bocot lo bentar napa nyawa gue mau abis"

"Speak inggris pliss"

"Kagak bisa coeg!!"

Tawa Klara pun pecah dengan kerasnya

"Lo kenapa ketawa?" Tanya Radit dengan wajah datar

"Lo mabar sama orang luar?

"Yeahhhhhh boyahhhhhh!" Teriak Radit sambil melompat lompat dikasur Klara

"Woi kasur gue rusak nantii!!"

"Heheh maap"

"Tumben lo main game cewek lo gak bawel" tanya Klara

"Gue putus"

"Kok bisa?"

"Bosen"

"Enak banget lo ngomong"

"Toh sakit hati cuma bentar. Satu atau dua hari dia balik lagi. Sukur sukur kalau dapat pengganti gue" ujar Radit

"Gak segampang itu. Dia itu bener sayang sama lo"

"Lo tau dari mana?"

"Ya gue yakin aja"

"True gue harus apa?"

"Balikan!"

Radit membulatkan matanya dan menatap Klara tajam

"Lo gila?" Teriak Radit

"Lo yg gila!"

"Ogah"

"Whay?"

"Ibarat gue makan permen trus gue udah buang permen itu dan gue harus makan lagi gitu? Ogah! Najiss!"

"Tapi permen itu pernah lo makan. Pernan lo suka. Pernah lo sayang dan lo bangga banggain"

"Iya itu dulu sebelum gue buang" Ujar Radit enteng sambil trus memainkan ponselnya

"Ya tuhan Radit lo kenapa sih tega banget. Pusing gue ngadepin lo. Harus gimana lagi coba gue harus bilang" Klara mulai frustasi

"Lo pikir gue ninggalin Dewi hanya karena alasan bosen aja gitu? Dia duluan Ra yg ninggalin gue. Dan gue yg ngakhiri hubungannya"

Radit berdiri mendekat kepada Klara. Mereka saling bertatap muka. Klara pun mulai takut dan gugup

"Ma... maksudnya?"

"Dewi jalan sama cowok lain. Mereka bahkan udah deket banget. Gue ngerasain apa yg lo rasain" ujar Radit sambil memegang pundak Klara

Klara pun diam tak bisa menjawab Radit

FRESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang