CHAPTER TIGA SATU

34 9 0
                                    

Risky lari terbirit birit menuju ke kelas Klara. Dilihat Klara dan kedua ciwi ciwi nya sedang memainkan ponsel sambil Menumpang wifi sekolah karena semua siswa sudah pulang


"Klara Klara Klara!" Teriak Risky sambil ngos ngosan

"Apaan sih. Napas dulu kek kaya dikejar setan aja lo" ujar Klara santai sambil masih memperhatikan ponselnya

"Abhi Ra Abhi!"

Klara menghentikan sejenak aktifitasnya. Ditatap Risky dengan wajah yg serius. Begitu pula Dimas dan Frendy

"Abhi kenapa?"

"Abhi dipukuli kakak kelas dilapangan basket. Gue gak tau klonologi nya. Abhi babak belur"

Tanpa babibu Klara Dimas dan Frendy berlari menuju ke lapangan basket

Dan benar saja. Klara menyuruh Dimas merekam kejadian itu hanya sekitar satu menit

"Sekali lagi lo mukul Abhi lo bakal tau apa akibatnya" teriak Klara disisi lapangan

"Ohh ada pahlawan sok sok an. Cewek lagi. Lo mau apa?" Bentak salah satu kakak kelas. Mereka ada tiga orang

Klara Dimas dan Frendy maju mendekati mereka. Dilihatnya Abhi yg sudah berlumuran darah di hidung dan bibirnya. Klara sedikit meringis

Klara melirik Frendy. Satu pukulan mendarat dipipi salah satu kakak kelas tersebut. Frendy lah yg memukulnya

"Wahh sok jagoan lo. Berani lo mukul gue" kakel itu pun mencoba memukul balik Frendy tetapi tangan Dimas mencegah

"Ehh bang om mas atau apa lah gue gak tau. Berani lo nyentuh temen gue abis lo sama gue" ujar Dimas sambil memelintir tangan kakel tersebut

"Aaaggghhh" teriak kakel tersebut sambil memegangi tangannya

Salah satu kakel yg lain mencoba mendekati Klara

"Satu langkah lo maju gue sunat lagi lo" ancam Klara

Tetapi kakel tersebut tak menghiraukan malah terus maju dan mendekati Klara. Klara sedikit takut karena jaraknya dengan Dimas dan Frendy lumayan jauh

Kakel tersebut mengunci tangan Klara
"Lo mau apa? Coba aja kalau berani" ujarnya tepat ditelinga kiri Klara. Membuat sang empunya sedikit meringding

Memanfaatkan situasi tersebut kakel yg satunya memukul perut Frendy dengan keras hingga Frendy tersungkut ke tanah.

Dimas jadi bingung. Jujur dia sangat takut. Melawan satu mungkin Dimas bisa. Tetapi sekarang tiga. Tiga brohh!!

"Lo cantik juga" ujar kakel kepada Klara sambil membelai lembut pipinya

"Jauhin tangan haram lo dari badan gue!" Tegas Klara. Kakel tersebut malah merapatkan tubuhnya dengan Klara. Tangannya samakin mengunci membuat Klara semakin kesakitan

Nafas kakel tersebut terasa didahi kiri Klara. Sungguh mereka sangat dekat. Klara sangat risih

Abhi berdiri dan memukul kakel yg mengunci Klara. Frendy pun juga meninju kakel yg tadi sudah memukulnya. Dimas pun sedikit berani dan mencoba melawan.

Klara meringis. Apalagi melihat Abhi yg luka nya semakin parah. Abhi pun tersungkur ditanah. Kakel tersebut mencoba menampar Abhi tapi dihalangi Klara.

Alhasil Klara lah yg tersungkur akibat tamparan yg sangat keras. Bibirnya sedikit mengeluarkan Darah.

Frendy memukul perut kakel tersebut dengan keras.
"Berani lo nampar Klara didepan gue!"

Dimas pun mengeluarkan ponselnya.
"Sekali lagi kalian mukul Frendy vidio ini bakalan gue sebar digrup kelas gue. Disana ada nomer pak Eko. Dan kalian tau apa akibatnya" ancam Dimas

Mereka pun menatap Dimas dengan tatapan mematikan. Dan mereka pun pergi
"Awas aja lo semua" ujar salah satu kakel tersebut

Frendy memeluk Klara. Klara menangis tanpa suara. Merasakan pipinya yg panas dan sudut bibirnya yg sekidit perih. Seumur hidup Klara dia tak pernah ditampar siapapun

"Udah sekarang kita ke uks" Frendy membantu Klara berdiri dan Dimas juga membantu Abhi menuju ke ruang UKS

Frendy mengambil kotak obat dan mengobati sudut bibir Klara yg sedikit sobek. Sedangkan Abhi berbaring dikasur UKS Dimas pun juga. Mereka memejamkan mata karena lelah.

"Aawww pelan pelan. Perih Dy" teriak Klara

"Udah lo diem dulu ini juga mau kelar" Frendy mengobatinya dengan sangat pelan.

"Nah udah selesai" lanjut Frendy

Klara pun mengambil kapas dan menuangkan obat merah. Diusapnya didahi Frendy

"Ishh" Frendy hanya meringis

"Sakit ya? Maafin gue tadi jadi sok jagoan padahal gak bisa apa apa. Kalian jadi gini" ujar Klara

"Udah lanjutin ngobatin gue aja"

"Iya" Klara fokus mengobati luka Frendy. Mulai dari dahi, pipi sampai bibir Frendy yg memar dan berdarah. Sesekali meniupnya saat Frendy meringis

Karena sakit Frendy reflek memegang tangan Klara. Klara menatap wajah Frendy. Wajah mereka sangat dekat. Hening beberapa saat.

"Sakit ya?" Tanya Klara dan meniup kembali luka Frendy.

"Tahan bentar lagi kelar" lanjut Klara

"Aw aw udah udah"

"Iya ini udah kok"

Klara pun beranjak dan mendekati Dimas yg berbaring di ranjang uks

"Dim Dimas sini gue bantuin ngobatin luka lo"

"Bentar dah gue capek. Ngantuk pengen tidur"

Klara pun menekan sudut pipi Dimas yg memar

"Aw ah aihh sakit ogeb!" Teriak Dimas

"Makanya duduk gue obatin dulu"

"Ah bawel lo kaya emak gue. Cuma memar dikit aja kaya abis dibacok"

"Lo duduk apa lo yg gue bacok!" Tegas Klara

Dimas pun mengalah dan memilih untuk duduk. Klara pun mulai mengobati luka Dimas

"Ah aw pelan pelan hee. Lo teken teken makin sakit"

"Iya ini pelan pelan ah bawel"

Frendy pun menghampiri mereka berdua

"Wih acara apaan nih? Kayaknya seru ngedesah ngedesah. Pelan pelan lagi" ujar Frendy

"Acara ndasmu. Noh temen lo. Udah muka jelek memar memar jadi tambah ancur"

"Tross tross nistain gue sampe ayam jago gue beranakk!!"

"Mau gue bantu ngobatin?" Tawar Frendy

"Oh oh oh tidak. Sebelumnya terima kasih atas simpati anda. Tapi sungguh Klara saja sudah menyiksa. Apalagi lo makin ancur muka manis gue"

"Manis? Hoekkk!!!"

FRESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang