CHAPTER DUA LIMA

45 9 0
                                    

Klara keluar dari kamarnya, dilihat Frendy yg memainkan ponselnya dan Dimas yg menonton spongebob

"Yuk berangkat" ujar Klara

Sontak Frendy dan Dimas menoleh melihat Klara. Ada rasa aneh dan bingung

"Ra lo pake kacamata? Sejak kapan lo minus?" Tanya Frendy

"Demi Bikini Botom yg gak terkena tsunami dipalu maupun di banten. Wah wah kebanyakan nonton si montok nih. Bahaya lo bahaya. Harus diruqyah" ujar Dimas tak jelas

"Lambemu Dim. Mata gue cuma sakit. Dua minggu mungkin juga udah sembuh"

"Mata lo kenapa sembab?" Tanya Frendy

"Ya itu karena sakit. Gak tau dari semalem berair terus. Alergi mungkin" bohong Klara

"Gue kok gak percaya" ujar Dimas sambil melipat tangannya didepan dada sambil membusungkannya.

"Ahh udahh ayokk berangkat. Keburu telat gue gak mau dihukum" Klara menarik Dimas dan Frendy keluar rumahnya

Klara memang tampil beda di pagi ini. Rambut yg biasanya dibiarkan tergerai indah sekarang di ikat ke atas dengan rapi. Memamerkan leher jenjangnya

Ditambah kacamata yg pas dimata nya membuat kesan feminim di wajahnya. Terlihat cukup imut dimata Frendy. Ingat! Hanya cukup saja.

***

Istirahat baru saja berbunyi, sekitar sepuluh menit yg lalu. Tetapi Dimas Frendy dan Klara sudah berada ditaman sekolah sekitar satu jam yg lalu

Klara sedang memainkan ponselnya dan duduk disalah satu bangku. Kaki nya sambil dilipat sesekali mencomot jajanan yg dibelikan Dimas dan Frendy. Hmm mungkin lebih tepatnya hasil Klara memalak mereka berdua

Frendy memaikan kunci mobil Dimas. Frendy tiduran diatas rumput bersama Dimas dan menghadap ke Klara

Sedangkan Dimas memakan permen milkita kesukaannya.

Ya mareka bolos satu jam pelajaran. Mungkin lebih tepatnya diusir sama Bu Rahayu karena mereka membuat kapal kapalan dan menerbangkan keseluruh ruang kelas. Membuat ruang kelas penuh dengan kertas dan berantakan

Bu Rahayu marah dan akhirnya menyuruh mereka bertiga keluar kelas saja. Dan memang itu lah rencana mereka bertiga.

Melihat Bu Rahayu menuju ke kelasnya saja sudah membuat Klara menguap. Baru beberapa menit saja Frendy juga mengucek matanya menahan kantuk yg tiba tiba menyerang tanpa kode kode dulu.

Jangan tanyakan Dimas. Anak itu bahkan langsung tidur ketika namanya sudah diapsen. Melihat Bu Rahayu saja sudah menbuat otak Dimas panas mengingat rumus rumus Matematika yg bukan sulit.

Tapi jauh dari kata mudah!!

"Klara!" Panggil Frendy

"Hmm?"

"Gak ada yg mau lo ceritain ke kita?" Desak Frendy. Frendy yakin ada sesuatu yg disembunyikan Klara

Dimas yg tadinya berbaring sekarang duduk bersila

"Tauk nih. Loh masih nganggep kita temen gak sih. Dikit dikit rahasia an. Gak seru" tambah Dimas

Klara menghembuskan nafasnya kasar. Berfikir sejenak apakah mereka harus tau atau biarkan saja.

"Oke. Ada sesuatu yg kalian belum tau. Gue bukannya gak mau ngasih tau. Tapi gue males aja bahas itu" jelas Klara

"Emangnya apaan?" Tanya Frendy

"Gue putus sama Radit"

"Hah putus?" Frendy

"Whatt? Kenapa? Why? Kok bisa?" Ujar Dimas

"Biasa aja kali. Dulu gue kan juga pernah bilang mau putus sama dia"

"Gue kira gak secepet ini. Lo beneran udah gak sayang Radit?" tanya Frendy

"Gue sayang. Bener bener sayang sama dia. Tapi udah cukup gue capek diduain"

"Maksud lo Radit selingkuh?"

"Sama Dewi. Sepupu gue"

"Hah sepupu lo? Dia tau Radit cowok lo kok dia tega sih" gerutu Frendy

"Dewi gak tau dan gue gak mau Dewi sampai tau"

"Kenapa?"

"Cukup gue aja yg rasain. Dewi jangan. Dewi cuma gadis desa yg kagak tau apa apa"

"Jadi dugaan gue bener kalau Dewi itulah yg Dafit maksud" Dimas pun mulai angkat bicara

"Hah maksud lo?" Klara pun bingung

"Maafin gue Ra. Gue tau kalau Radit deket sama gadis desa. Mereka udah deket sekitar dua bulan yg lalu waktu Radit ngerjain tugasnya di Bandung" jelas Dimas

"Kok lo gak bilang gue sih Dim"

"Maafin gue. Gue gak mau lo sakit hati. Rencananya gue mau buktiin Dewi itu yg dimaksud atau bukan. Trus gue mau jelasin ke dia jauhin Radit demi lo"

"Tapi ya gimana lagi gue belum punya kesempatan untuk itu dan sekarang lo udah putus juga. Maafin gue Ra maafin" ujar Dimas

"Jujur gue malah sakit hati lo nyembunyiin semua dari gue Dim. Tapi yaudah lah gue juga udah bubar. Gak perlu difikirin. Biarin gue move on seiring berjalannya waktu"

"Jadi karena itu mata lo sembab? Keterlaluan banget tuh Radit" ujar Frendy

"Udah. Gue pake kacamata juga tambah cantik kok"

"Hih kata siapa?" Cibir Dimas

"Kata Frendy"

"Heh kutil. Kapan gue bilang lo cantik?

"Nah tuh barusan"

"Fak!"

FRESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang