CHAPTER LIMA

57 13 0
                                    

Klara mulai membuka matanya. Dia masih mengingat ingat apa yg baru saja terjadi padanya.

Frendy yg mengetauhi Klara sadar dan berusaha untuk duduk menghampiri.

"Lo nggak pa pa?"Tanya Frendy

"Enggak kok"

Frendy mengambilkan obat yg ada dimeja dan memberikannya kepada Klara

"Minum" tegas Frendy

"Gue ngak pa pa kok. Gak usah minum obat segala"

"Gue nggak mau lo kenapa kenapa. Ini juga buat lo. Lo sehat kita juga gak khawatir"

"Tau lo Ra. Bikin khawatir aja. Gue kira lo kena stroke tiba tiba pingsan gitu aja" balas Dimas

Klara melempar Dimas dengan bantal. Meskipun Klara lamas bantal pun tetap mengenai Dimas

"Bangke lo Dim" balas Klara dengan suara yg begitu pelan

"Udah dulu Dim. Biar dia minum obat dulu. Lo juga minum sekarang obatnya" ujar Frendy

"Iya iya" balas Dimas dan Klara

"Gue ke kantin bentar. Lo harus makan. Biar lo ada tenaga buat berantem sama Dimas" ujar Frendy

"Gak usah repot repot deh Dy. Beneran gue nggak pa pa"

"Lo lemes. Muka lo juga pucet banget kaya mumi. Kali ini turutin gue kenapa sih. Kalau lo gak sembuh sembuh itu malah jauh ngerepotin"

"."

"Dim jagain ayam lo dulu tuh" ujar Frendy kemudian meninggalkan uks dan menuju ke kantin

"Siappp bos kuu" teriak Dimas

Dimas melemparlan bantal kepada Klara. Bantal itu mengenai kepala Klara

"Aduh sakit bego" gerutu Klara

"Dilemparin bantal aja sakit. Rencananya tadi gue lempar nya pake beton. Tapi gue inget lo lagi sakit jadi ya bantal aja udah cukup" balas Dimas cengengesan

"Bodo amat Dim bodo amat"

"Eh Ra gue boleh nanya gak"

"Lah ini lo nanya gue"

"Gue serius nyet"

"Tumben lo serius. Nanya apaan?"

"Hubungan lo sama Radit gimana sih?"

Seketika Klara menjadi sedih. Mengingat sikap Radit yg berubah padanya membuat sakit perutnya tambah perih

"Tumben lo nanya hubungan gue sama Radit"

"Ya gue penasaran aja. Soalnya akhir akhir ini gue jarang banget liat lo seneng atau cuma ceria aja. Kenapa sih?"

"Gue gak tau Dim gimana hubungan gue sama Radit. Apa gue putus aja ya?"

"Kok putus sih?. Emang kenapa?"

"Gue capek Dim gini terus. Udah satu bulan dia gak ngehubungin gue. Gue ngehubungi dia juga jarang banget diangkat. Kalau diangkat cuma bentar trus katanya sibuk. Padahan itu malem. Sesibuk and sebanyak itu ya tugasnya sampai lupa gue"

"Mungkin bener emang dia sibuk Ra. Lo sabar aja. Apa perlu gue hubungin Radit gimana?. Gue mau bilang lo sakit"

"Terserah lo deh Dim"

Dimas mengambil ponselnya dan mencari kontak Radit kemudian menghubungi

"Lo kerasin deh Dim biar gue denger"

"Iya"

Radit mengangkat panggilan dari Dimas.

"Iya Dim hallo"

"Hallo Dit. Ada kabar buruk nih"

"Apaa?"

"Klara sakit. Nanti sore kerumah dia yuk main"

"Sakit?. Sakit apa. Klara ada dimana?"

"Kata petugas uks Klara magh nya kambuh. Dia sama gue di uks"

"Oh cuma sakit magh. Gue kira kenapa"

Hening

Mendengar ucapan Radit membuat hati Klara sakit. Radit seperti tak peduli lagi dengannya.

"Hm nanti sore kita ke rumah Klara yuk. Kasihan dia kalau sendiri. Dia butuh temen. Dia juga butuh lo"

"Gimana ya?"

"Kenapa?. Lo bisa kan?"

"Gue ada janji sama temen gue. Gue gak bisa deh kayanya"

"Klara cewek lo loh Dit. Masak lo gak mau jengukin dia. Udah lama juga kan lo gak ketemu dia"

"Bukan gitu. Ini tugas kelompok. Semua harus hadir"

Hening

Klara mengode Dimas supaya segera mematikan sambungannya

"Hmm yaudah deh nggak pa pa"

"Lo sama Frendy tolong jagain Klara dulu ya"

"Pasti. Yaudah gue tutup dulu"

Selang tiga detik Klara menangis. Dia gak bisa lagi nutupi sakit hatinya. Radit benar benar berubah. Apa Klara mempunyai salah. Klara rasa tidak.

Frendy pun masuk membawakan satu mangkuk bubur dan segelas teh hangat untuk Klara.

Melihat Klara menangis Frendy bingung juga khawatir. Apakah sampai segitu sakit perutnya?

"Lo kenapa Ra?" tanya Frendy dan duduk disamping Klara

Tak ada jawaban. Frendy membiarkan Klara terus menangis. Mungkin bertanya saat dia sudah tak menangis.

Klara memeluk Frendy. Frendy yg menerima tubuh Klara sontak terkejut. Frendy pun membalas pelukan Klara berusaha menenangkan.

"Udah udah lo kenapa?" tanya Frendy lagi

Tak ada jawaban. Frendy mengangkat alis nya. Berusaha meminta penjelasan kepada Dimas. Apakah perut Klara sakit?

Dimas mengode. Dia menggeleng dan bibirnya bergerak mengucapkan satu nama tanpa suara. Radit

Dimas juga mengode nanti saja biar dia jelaskan. Frendy hanya mangangguk sebagai respont. Dan membelai rambut Klara berusaha untuk menenangkan

"Lo makan dulu ya. Nanti sakit nya gak sembuh sembuh" ujar Frendy

Klara hanya menggelengkan kepalanya yg masih terbenam di dada bidang Frendy sebagai respont dengan isakan yg mulai reda.

Frendy hanya menghembuskan nafasnya berat. Dia tau mood Klara sangat buruk. Dan Radit lah yg bertanggung jawab atas itu

FRESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang