CHAPTER DUA DUA

33 10 0
                                    

Dewi mengetuk pintu rumah Klara. Tak lama kemudian Klara membukakan pintu

"Hy Klara" sapa Dewi terlebih dahulu

"Hy. Dewi ya?"

"Iya"

"Masuk yuk"

Mereka pun masuk. Klara menyuruh Dewi untuk beres beres barangnya terlebih dahulu dikamar tamu.

Dewi pun menghapiri Klara yg sedang menonton televisi dan duduk disamping nya

"Oh iya. Kata tante kamu udah dijakarta beberapa hari yg lalu. Nginep dimana?" Tanya Klara

"Dirumah temen"

Klara yg tadinya menghadap ke televisi pun kini berhadapan dengan Dewi

"Aa cie udah punya temen dijakarta. Siapa? Kenalin donk! Cewek apa cowok?" Tanya Klara berbondong

"Satu satu aja kalau nanya" geram Dewi

"Heheh maaf. Yaudah jelasin"

"Dia cowok"

"Wuihh temen atau temen tuhh"

"Ya lebih dari temen sih"

"Nah kan bener. Ceritain donk kek gimana?"

"Dia baik sih. Perhatian juga trus kadang juga manja gitu tapi_" ujar Dewi menggantung

"Tapi kenapa?"

"Dia juga udah punya cewek Ra" lanjut Dewi sayu

"Kok kamu mau sama dia kan udah ada yg punya?"

"Jadi gini. Dulu waktu pertama ketemu ya Biasa aja. Lama lama dia buat aku nyaman dan sampai buat aku sayang sama dia. Dia nembak aku. Setelah satu bulan aku tanya tanya dan akhirnya dia jujur kalau dia udah ada cewek dijakarta" jelas Dewi

"Yahh sayang banget. Kenapa gak diputusin dulu aja pacarnya yg lama. Kan kasihan juga kalau diselingkuhin"

"Aku udah pernah bilang. Katanya dia gak tega mutusin pacarnya"

"Trus kamu mau gitu jadi selingkuhan?"

"Jujur sih aku gak mau. Aku gak mau ngerusak hubungan orang. Aku juga punya hati kalau aku diposisi cewek itu pasti ya sakit banget"

"Tapi gimana lagi. Aku udah terlanjur sayang sama dia. Aku juga gak mau kehilangan dia. Kalau sebelumnya aku tau pasti gak berani lah aku suka sama dia" lanjut Dewi

"Hati hati loh buaya" ujar Klara dengan suara mengejek

"Ihh jangan gitu. Semoga dia cepet putusin aja pacarnya yg lama. Aku juga kasih waktu dua bulan buat itu. Mau gak mau kalau dia gak mutusin aku yg bakalan pergi. Aku gak mau jadi selingkuhan selamanya. Aku juga butuh kepastian"

"Bagus deh kalau gitu. Setidaknya gak ada pemikiran buat ngerusak hubungan orang. Toh kalau dia sayang kamu cepet atau lambat dia mutusin pacarnya kok. Kasihan juga kalau lama lama" jelas Klara

"Semoga aja"

"Btw siapa sih namanya. Dari tadi cuma dia dia aja"

"Ada dehh nanti juga bakalan tau"

"Yahh gitu nih mainnya. Gak asik ah"

"Dari tadi aku mulu yg cerita. Kamu gimana? Punya cowok donk pastinya" goda Dewi

"Punya lah. Banyak malah an" ujar Klara sambil tertawa renyah

"Awas kena karma loh kalau punya cowok banyak banyak"

"Enggak enggak cuma temen kok"

"Iya cuma SEBATAS TEMEN" lanjut Klara dengan suara sayu

"Pacar?" Tanya Dewi

"Auk ah lupain. Gak laper apa dari tadi ngomong mulu. Makan yuk" ujar Klara mengalikan pembicaraan

"Yaudah aku juga laper"

***

"Dewi gue berangkat kesekolah dulu. Gapapa kan aku tinggal. Kalau butuh apa apa hubungin gue ya" teriak Klara dihalaman

"Iyaa"

"Woi buruan ah kebiasaan lama lo" teriak Dimas didalam mobil

Kali ini Dimas membawa mobilnya sendiri. Karena Radit sudah pulang mobilnya pun dikembalikan. Kalau naik motor Frendy gimana? Bayangin aja kalau Klara yg ada ditengah

Sekolah enggak. Cakar cakaran iya!

Mereka pun sampai digerbang sekolah

"Ehh ada PR kagak?" Tanya Frendy

"Ada pelajan IPS" jawab Klara

"Aduh gue lupa. Lo pada udah ngerjain?" Tanya Frendy lagi

"Bodo amat. Kata anak anak di grup pak Ikhsan sakit jadi gak masuk. Jadi ya santai aja elah" ujar Dimas

"Lah bisa sakit tuh guru killer?" Ujar Klara

"Bisa lah. Pak Ikhsan kan juga manusia. Yg tebuat dari tanah dan disempurakan oleh Tuhan yg maha esa" jelas Dimas

"Bersabda lo bang?" Tanya Frendy

"Oh tidak tidak. Gue jualan cireng"

"Ngomongin cireng gue jadi laper. Kekantin dulu yuk" ajak Klara

"Udah mau masuk neng"

"Katanya pak Ikhsan kosong. Udah ahh buruan cuyy kantin" Klara menarik tangan Dimas dan Frendy

Mereka pun makan dikansin sambil bersenda gurau. Tak terlalu ramai hanya ada beberapa anak yg bolos pelajaran atay yg disuruh keluar kelas karena masalah tertentu.

Dimas pun bersendawa
"Alhamdulillah kenyang dah perut gue"

"Jorok anjirr" teriak Klara sambil memukul bahu Klara

"Yee biarin"

"Langsung ke kelas aja yuk"ajak Frendy
Dan mereka pun menuju ke kelas

Sampai didepan kelas mereka kebingungan

"Loh kok pintunya nutup sih?" Tanya Klara

"Apa jangan jangan pak Ikhsan masuk?" Frendy pun mulai kebingungan

Dimas yg terlihat santai langsung membuka pintu dan masuk ke kelas

"Assalamualai_" Dimas kaget melihat pak Ikhsan yg sedang menjelaskan materi

"_kum" lanjutnya sambil menelan ludah dengan susah payah

Klara memukul dahinya pelan
"Bego tuh anak"

"Seharusnya sekalian aja kita bolos dua jam biar gak kena omel. Gimana sih katanya pak Ikhsan sakit" ujar Frendy yg masih diluar kelas bersama Klara

Frendy dan Klara pun masuk. Pak Ikhsan menatap mereka bertiga dengan tatapan ganas

"Dari mana kalian" ujar Pak Ikhsan cepat dan dingin

"Itu pak anu" ujar Dimas gelagapan

"Itu anu anu apa?" Bentak pak Ikhsan. Mereka bertiga bahkan semua murid dikelas sampai tersentak kaget

"Kita dari belakang pak. Heeheeh iya belakang" ujar Klara

"Kebelakang kok bertiga. Gak ada alasan. Kalian lari keliling lapangan basket lima kali"

"Aduhh salah ngomong kan lo" bisik Frendy

"Sekarang pak?" Tanya Dimas

"Ohh jadi mau nunggu saya jambak jambul kamu?"

Dimas pun memegang kepalanya sambil geleng geleng kemudian lari keluar kelas diikuti Klara dan Frendy

FRESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang