CHAPTER ENAM BELAS

45 13 0
                                    

"Klaraaaa!" Teriak Rini

"Frendyyy!" Teraik Aldo

Kedua remaja dan kedua guru tersebut masih setia mencari keberadaan Frendy dan Klara.

Sampai akhirnya ponsel Aldo bergetar tanda ada sebuah pesan masuk.

Klara:
Kita ada dideket air terjun. Kita juga baik baik aja.

"Pak pak Klara mengirim pesan. Ini sekitar satu jam yg lalu tapi masuknya sekarang" ujar Aldo

"Sinyalnya mungkin. Klara ngomong apaan?" Tanya Rini

"Dia bilang mereka ada disekitar air terjun"

"Bagus setidaknya mereka memberika petunjuk kemana kita harus mencari mereka" ujar pak Hendra

"Tapi dimana air terjunnya?" Gumam pak Eko

"Saya tadi dengar sedikit gemuruh air jatuh pak. Tapi sekitar dua puluh menit yg lalu saat diperjalanan. Mungkin kita kejauhan sedikit" kata Rini

Pak Hendra pun mengangguk sebagai respont

"Yasudah kita kembali ke jalan yg tadi"

Mereka menyusuri jalan dan mencari air terjur. Sanpai di sana mereka mencari keberadaan Klara dan Frendy.

Aldo mencoba untuk mencari dan dia menemukan mereka dibalik batu besar. Mereka sedang tidur

"Heh kecoa. Bangun lo" teriak Aldo sambil mengguncang guncang badan Frendy.

Frendy menguap dan menggeliat. Melihat sesaat temannya yg melihatnya dengan wajah datar. Frendy pun cengengesan

Aldo menonyor kepala Frendy
"Dicariin juga sampe ke ujung hutan ternyata disini lo. Cuma ber dua lagi. Ngapain lo?" Tanya Aldo sambil menatap Klara sekilas yg masih tidur

"Gue sama Klara gak tau jalan pulang. Kita capek dari pada muter muter hutan nanti makin jauh yaudah disini aja" jelas Frendy

Pak Hendra, pak Eko dan Rini menghampiri mereka bertiga

"Kalian tidak apa apa kan?" Tanya pak Eko

"Kami baik baik aja kok pak" ujar Frendy

"Yasudah ayo kita kembali ke perkemahan"

Frendy melihat kesamping. Senyumnya pun terlihat saat melihat Klara tidur dibahunya.

"Klara ayo bangun. Kita balik ke perkemahan"

Tak ada sautan

Frendy mulai bingung. Senyumnya pun mulai pudar. Diangkat kepala Klara dan dia selipkan beberapa rambut Klara yg menutupi wajahnya

Klara terlihat pucat. Frendy mengentuh dahinya pun terrasa hangat

"Eh Al. Badan Klara panas nih"

Aldo berbalik dan melihat kedua temannya. Diikuti semua orang yg berada di air terjun tersebut.

Frendy pun menggendong Klara sampai ke perkemahan.

***

Frendy terus menemani Klara di tenda guru. Wajah Klara masih terlihat pucat

"Dy makan dulu yuk" teriak Aldo dari depan tenda

"Gue nanti aja. Nunggu Klara sadar dulu"

"Lo dari kemarin malem belum makan"

"Gapapa bentar lagi Klara juga bangun"

Tangan Klara bergerak. Matanya pun mulai terbuka. Dilihat Frendy duduk disampingnya.

"Bangun juga lo. Gue lama nungguin lo" ujar Frendy

Klara tersenyum melihat Frendy.

"Nih minum dulu obat magh lo" Frendy menjulurkan obatnya dan membantu Klara untuk meminumnya.

Frendy juga membantu Klara untuk makan.

"Lo udah makan?" Tanya Klara disela sela Frendy menyuapinya

"Belom. Nanti aja abis lo"

Klara keraih piring yg ada di tangan Frendy lalu menaruhnya diatas meja

"La kenapa?" Tanya Frendy bingung

"Sana lo ambil makanan trus lo kesini lagi. Kita makan bareng" tegas Klara

"Udah nanti aja. Sekarang yg penting lo makan dulu supaya cepet sembuh"

"Kagak mau. Lo makan atau gue juga gak makan" ancam Klara

"Ni bocah. Susah banget sih dibilangin. Dasar cewek maunya menang sendiri" ujar Frendy sambil melangkang keluar untuk mengambil makanan.

Klara pun tersenyum melihat Frendy yg akhirnya menuruti kemauannya. Ya kalik dia makan sendiri sementara sahabatnya kelaperan.

Ponsel Klara pun berbunyi. Ada vidio call masuk dari Dimas

"Hallo neng. Sakit lagi lo" sapa Dimas

"Yee sapa yg sakit? Liat nih gue sehat sehat bae" jawab Klara sambil mengangkat lengannya seperti atlit yg memamerkan otot ditangannya

"Dasar kambing. Bibir lo tuh kelihatan pucet kaya mau mati"

"Yee lo doain gue supaya cepet mati?"

"Hmm. Niatnya sih begono"

Klara memasang wajah cemberut

"Ya ampun kakanda. Apakah salah adinda sehingga kakanda berbicara seperti itu hiks"

"Najiss babi" Dimas memasang muka datar

"Wkwkwkwkwkw"

"Dimana Frendy? Lo umpetin atau lo apain dia kok gak kelihatan"

Klara memutar bola matanya malas

"Tadi dia gue karungin trus dibawa mimi peri pulang"

"Woi kambing. Gak kangen gue lo?" Teriak Frendy yg tiba tiba sudah disamping Klara

"Wah wah wah. Lo pada cuma berdua ditenda? Bahaya gaes yg ke tiga setan lohh"

"Iya setannya lo" sembur Klara

"Sudahlah saya kalah lagi. Dua lawan satu ya mampus gue"

"Lo udah sembuh?" Tanya Frendy

"Hmm mendingan nih. Besok gue nyusul dah. Kata pak Eko boleh yey"

"Oke dah sipp. Lo bisa bantuin gue ngurusin nih panda" Frendy melirik Klara sekilas

Klara membalas lirikan Frendy tajam

"Yee gapapa gue yg cantik membahana ini dibilang panda. Toh panda juga imut" ujar Klara sambil mengibas ngibaskan rambutnya

Frendy dan Dimas menatap Klara dengan wajah datar

"Serahh loo dahh"

"Emang cewek slalu benar"

FRESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang