Piece39 each other

1.5K 111 9
                                    

Lelah, ia lelah terus menganggap dirinya paradoks.

Nyatanya tidak. Sejak awal semua dalam hidupnya sudah salah. Pandora tidak bisa lagi memutuskan apa yang harus ia lakukan. Gadis itu ingin menghapus fragmen-fragmen masa lalunya, meskipun toh ia tahu itu tidak mungkin. Sesungguhnya keinginan itu tetap ada, berusaha ia pendam jauh demi menjadi seorang wanita yang kuat. Yang mampu menghadapi segala hambatannya.

"Pandora! " seru Anneth di ambang pintu.

Kemudian kedua temannya itu berlari padanya. Berusaha menghentikan tangannya yang memotong rambut rose gold keriting kesukaannya.

"Kamu ngapain sih?! " Anneth berusaha merebut gunting itu.

Neta pun juga. "Jangan, Pandora. Kenapa kamu potong rambut kamu? "

Gadis itu tetap mengarahkan gunting pada rambutnya. Hingga helai demi helai rambut itu jatuh tak berdaya di lantai. Anneth dan Neta memegang tangannya erat dan berusaha merebut gunting itu. Tetapi Pandora memiliki tenaga yang jauh lebih kuat. Tentu saja karena Pandora suka berolahraga.

Ctak...

Gunting itu dilempar asal oleh Neta begitu ia berhasil mendapatkannya.

Ketika keduanya bisa menghentikan aksi Pandora, rambut gadis itu sudah benar-benar pendek. Hanya beberapa cm di bawah telinganya.

"Kamu ngapain sih, ha?! " seru Neta. Ia sudah lama tidak berteriak sekencang ini.

"Pandora, kamu kenapa? " tanya Anneth sambil memegang kedua bahu temannya itu. "Jawab kita! "

Bukannya menjawab, Pandora malah mulai meneteskan air matanya. Ia terisak-isak. Bahunya bergetar hebat sementara tangannya mengepal erat. Gadis itu menunduk tidak sanggup melihat kedua temannya.

"Kamu anggap kita apa, Pandora? " tanya Anneth. "Kalau kamu anggap kita teman, seharusnya kamu cerita. Kita selesaiin sama-sama. Itu gunanya teman kan? "

"Bukan kaya' gini caranya menyelesaikan masalah. " suara Neta melembut.

Diantara isakannya gadis itu menjawab. "A-aku pengen ja-di Pandora yang baru. "

Keduanya nampak tidak mengerti akan ucapan temannya itu. Namun dengan sedikit perkiraan, kiranya mereka benar. Pandora mungkin ingin melupakan semua yang telah terjadi dan memulai lembaran baru sebagai Pandora yang baru.

"Tapi kenapa kamu potong rambut kamu? "

"Ka-rena ini bagian da-ri masa-lalu. "

"Oh. Udah tenang aja. Kita bakalan selalu ada buat kamu. "

"Padahal kamu cantik banget karena rambutmu itu. " kata Anneth berusaha mencairkan suasana.

Lalu entah kenapa ketiganya terkikik. Meski aliran air matanya sudah berhenti, hidung dan mata Pandora masih merah.

"Gimana kalau kita ke salon sebentar buat ngerapiin rambut kamu? "

Awalnya Pandora menggeleng.

"Dengan muka kaya' gini? " katanya

"Udah, santai aja sama gue mah. " tarik Neta.

"Bentar tapi, ya? " tanya Pandora lagi lebih pada penekanan untuk teman-temannya. "Habis ini aku harus ke rumah sakit. "

"Siap deh. "

Ketiganya pun beranjak dari sana. Tidak ingin terjebak suasana yang murung itu lagi. Mereka akan berbahagia hari ini. Menangis bersama sampai tidak bisa berhenti tertawa. Semuanya sesingkat mungkin.

the Edge.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang