Part 4 Insiden

41.1K 2.8K 288
                                    

21++

Louisa mengerang saat Darell mendorong lembut tubuhnya ke atas ranjang. Tubuh telanjangnya menggelinjang menahan sensasi halus seprai satin yang membentur bagian belakang tubuhnya. Tubuh Louisa bergetar hebat saat wajah iblis rupawan Darell merunduk begitu dekat pada wajahnya. Wajah itu menyeringaikan senyum terbaiknya. Seringaian licik berbalut pemujaan yang sangat kentara.

Louisa tersentak saat kejantanan Darell menggesek permukaan perutnya dan seketika itu juga menghasilkan kejutan listrik yang menjalar ke bagian bawah tubuhnya.

"Sialan..."

Louisa mengeluarkan sumpah serapahnya dan seketika Darell menegang. Geraman keluar dari mulutnya bersamaan dengan dirinya yang masuk begitu cepat. Louisa menjerit. Mendamba. Menginginkan kekasaran yang melebihi apapun yang dilakukan oleh Darell sekarang. Mengabaikan rasa sakit yang menderanya seiring kegadisannya yang terkoyak.

Mereka saling tatap. Darell menggeram berulangkali, membiarkan napasnya terengah dan miliknya diliputi kehangatan. Dia yakin dia tidak akan bisa berhenti sekarang. Sekalipun dia tahu, dia melakukan hal yang sangat besar pada Louisa.

"Bergeraklah, bodoh!"

Louisa beringsut, menghasilkan gerakan pinggul yang membuat Darell merutuk. Darell menarik dirinya sangat perlahan. Lalu menusuk sama perlahan penuh kemenangan. Dia bertekad tidak akan membiarkan ini berakhir dengan mudah untuk Louisa. Darell sangat menikmati rona putus asa dan tak sabaran yang menggelayut di wajah Louisa. Sangat cantik.

"Bergerak, Darell..." Louisa mengerang. Tangannya mencengkeram lengan Darell dan sesaat dia yakin dia sudah melukai Darell dengan kukunya. Tangannya lalu bergerak menarik leher Darell hingga turun begitu dekat dengan bibirnya.

"Bergerak dengan benar atau aku akan mengebirimu sekarang juga..."

Ancaman yang membuat sang iblis nan mempesona itu menyeringai. Bibir Darell memagut kasar bibir Louisa. Berharap mulut tajam itu mengeluarkan sumpah serapah yang justru membuat gairahnya semakin meluap. Darell bergerak intens. Lalu perlahan. Begitu berulangkali hingga Louisa menggeram.

"Oh...shit! Apa yang kau lakukan? Aaaaargh...." Darell menyurukkan wajahnya ke ceruk leher Louisa saat merasakan dirinya menjadi ngilu luar biasa. Louisa menariknya hingga miliknya terasa kencang. Darell berusaha mengatur napasnya yang terengah dan putus-putus. Dirinya serasa tersedot dalam pusaran yang membuatnya pening. Darell menggeram saat Louisa mengangkat kedua kakinya dan menggoyangkan pinggulnya. Senyum kemenangan terbit dari bibir Louisa saat Darell mau tidak mau mengimbanginya. Bergerak semakin intens. Oh...seandainya Darell tahu...

Louisa berpikir dia serasa ditunggangi oleh seekor banteng yang perkasa...

Semua ini terasa benar. Terasa pas. Dan sudah seharusnya.

Mereka bergerak intens. Mengerang. Mencabik. Menggigit gemas. Menekan penuh amarah. Seakan semuanya menjadi serba salah. Serba kekurangan. Mereka berusaha meraup dan mengumpulkam nikmat hingga maksimal. Darell mengangkat tubuhnya. Pemandangan dirinya yang keluar masuk dalam diri Louisa adalah pemandangan paling menakjubkan yang pernah dia lihat. Melihat payudara Louisa terguncang karena gerakan mereka adalah sebuah lecutan yang kian membakar gairah Darell.

Lenguhan tertahan. Erangan bak serigala yang menegaskan wilayah kekuasaannya. Gerakan intens. Semburan hawa panas mengiringi Darell yang menggeram mencapai puncaknya. Tembakan terputus klimaksnya membuat Louisa lunglai. Rambut kecoklatannya menyebar tak tentu arah. Matanya sayu menatap tak percaya mahkluk tampan yang semakin tampan dengan wajahnya yang menjadi merah dan keringat turun dari pucuk-pucuk rambutnya yang berantakan. Mahkluk tampan dengan jenggot tak dicukur yang baru saja menggagahinya dengan perkasa dan sekarang masih bergerak perlahan menusukkan sisa kenikmatan ke dalam dirinya. Bunyi kecipak dan aroma percintaan menguar kuat dan menguasai ruangan itu hingga ke sudut-sudutnya.

HOLD ME DOWN ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang