Part 20 Jerk!

22.5K 1.9K 58
                                    

21++

"Kau gila!" Louisa berteriak tertahan dan Darell bahkan terlihat...dia tidak ingin menghentikan kegiatannya. Menghunjam dengan bersemangat. Dia bahkan tidak memperdulikan peluhnya yang sudah menetes berulangkali membasahi bahu Louisa.

"Kau sedang sakit, Darell."

Darell berhenti bergerak. Dia menatap Louisa lembut. Dan bersamaan dengan kedipan mata Darell, Louisa merutuk. Darell jelas berhenti bergerak, tapi tidak dengan yang di bawah sana. Bagaimana Darell mampu membuat Louisa menggeram kesal.

"You jerk!"

Darell tertawa dan kembali bergerak.

"Aaah...Lou...come on. Kau curang. Kau sampai jauh sebelum aku. Jadi, aku akan membuatmu kembali di awal."

"Oh...shit!" Louisa merutuk saat Darell justru bergerak sangat pelan. Menarik dirinya begitu perlahan lalu menghunjam sama perlahan. Hal seperti itu membuat Louisa menggeleng kesal. Dia jelas tidak bisa membendung gairah yang kembali tersulut oleh tindakan Darell itu. Dia bisa merasakan Darell begitu utuh.

"Aaaarrgh..." Darell berteriak keras saat Louisa seakan membalas dendam dengan mencengkeram dirinya begitu kuat. Panas.

Mereka bergerak. Melupakan kenyataan bahwa Darell sedang babak belur. Darell bahkan terlihat sangat menikmati kesakitan yang dia rasakan. Dia bahkan tertawa saat Louisa mencengkeram lengannya yang memar-memar. Dia menyukai sensasi sakit yang bergerak bersamaan dengan nikmat yang dia rasakan. Keduanya--sakit dan nikmat itu-- melaju kejar mengejar di kapiler darahnya. Bergerak ke atas dan membuncah di kepalanya. Begitu berulangkali. Seperti sebuah siklus yang tidak terputus. Darell berulangkali menggeram. Dia merasa dia akan menghancurkan Louisa yang terlihat ringkih di bawahnya. Tapi dia tidak bisa kehilangan sensasi nikmat itu sekarang.

"Uuuh...uh...Lou. Are you okay? Aku tidak bisa berhenti." Darell berkata dengan terengah. Dia berusaha kuat mengatur napasnya yang terputus-putus.

"Ja..ngan berhenti!" Louisa menggeleng. Dia merasakan tubuhnya gemetar. Dia bahkan merasa dia tidak akan sanggup berjalan setelah ini. Darell benar-benar menghancurkannya. Mengoyaknya begitu keras hingga Louisa merasa lututnya begitu lemah.

"Oooh...ooooh...Darell. Aku..."

Louisa menarik napasnya dalam dan wajahnya memerah. Dia berusaha kuat mengangkat kedua kakinya dan memenjarakan pinggang Darell yang terus bergerak cepat.

Darell tersenyum. Gerakannya semakin cepat dan dia mengumpat saat Louisa mengangkat kakinya. Dia merasakan sebuah kebebasan.

"Aaaaargggh....Lou...ini..gila." Darell menghentak begitu keras membuat Louisa menjerit dan meredam jeritannya dengan menggigit bahu Darell. Louisa menangis. Dia bahkan tidak sanggup menjabarkan apa yang dia rasakan sekarang. Sebuah kenikmatan, rasa kesal kenapa harus mengalami kebingungan seperti ini? Rasa tidak rela kenapa ini harus berakhir.

Darell menghentak semakin cepat dan luruh beberapa detik kemudian dengan seringaian yang entah mengapa terlihat begitu menawan di mata Louisa.

Darell menggeram dan menarik dirinya perlahan. Louisa mengamati setiap lekuk tubuh Darell. Luka memar ada di mana-mana. Bahu, lengan, wajah. Darell benar-benar babak belur dan mengenaskan.

Darell berguling dan Louisa bergerak menghadap ke arah Darell membuat Darell terpaku.

"Aku mencintaimu."

"Aku lebih mencintaimu, Lou."

Louisa mengusap bibir Darell lembut.

"Masih sakit?"

HOLD ME DOWN ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang