21++
"Kau pikir! Perbuatan laknat apa yang akan kau lakukan padaku!?"
Louisa mencoba berontak dari kungkungan Darell. Dia tidak menolak serangkaian cumbuan, karena pada kenyataannya dia sangat merindukan Darell dan nyaris gila memikirkan kemungkinan pria itu akan cepat beranjak darinya dan menemukan wanita idaman lain. Tapi untuk bercinta? Tidak!
"Wow...semakin kasar kata-kata yang keluar dari mulutmu, aku semakin yakin bahwa aku akan memasuki mu dengan kasar dan..." Darell terlihat memikirkan apa yang harus dia ucapkan sementara dia semakin kuat menahan pergerakan kaki dan tangan Louisa. Darell bahkan baru saja merasakan perih di lehernya karena Louisa mencakar nya. Dan sensasi itu membuat Darell merasa gila. Dia merasakan senjatanya berdiri sangat tegak dan dia...tidak akan menahan apapun.
"Apa?!"
Louisa menggeram.
"Sampai dimana kalimatku tadi? Oh..ya...aku akan memasuki mu dengan kasar dan...lama. Yah!"
"Jangan menggesek, Tuan Bareskovic!"
Louisa menyentak Darell dengan menaikkan tubuhnya. Ooh!! Dan itu gerakan yang sangat salah. Nilainya buruk sekali seandainya kali ini Lou sedang mengerjakan sebuah kuis. Bokong Louisa yang terangkat justru membuat mereka semakin dekat. Dan gesekan tak terelakkan membuat Darell mengeluarkan senyum iblis nya.
"Aku akan mati." Louisa mencoba lebih tenang. Dan selanjutnya dia kembali kesal karena sepertinya Darell tidak berniat sedikitpun mengendurkan cengkeramannya.
"Tentu saja tidak." Darell mencium bibir Louisa dan Louisa terdiam tak membalas. Darell melakukan gerakan tiba-tiba dan menangkup dua tangan Louisa ke atas kepalanya. Louisa yang merasa sebuah kesempatan untuk lepas dari Darell baru saja hilang, menjerit kesal. Dan Darell tertawa. Tawa iblis yang terdengar sarat geli itu membuat Louisa mencebik. Dia membuang pandangannya ke samping. Sebuah gerakan yang salah. Lagi? Tentu saja. Itu membuat Darell justru merunduk dan menjilat belakang telinga Louisa sangat pelan. Louisa bergidik. Dia mengejan dan merinding segera saja berbaur dengan keringat yang mulai keluar dari pori-porinya.
"Baiklah! Cukup. Aku tidak tahan..." Tangisan merajuk Louisa berbaur dengan tawa licik Darell. Louisa yang memakai rok terusan di atas paha, memudahkan pergerakan tangan Darell mencabik semuanya.
"Aku hanya harus menahan sakit. Lalu kau akan panik. Kau akan memanggil dokter lalu semua akan tahu. Nenek. Para pelayan. Dan pada akhirnya sampailah berita itu pada Ibu dan Ayahku."
"Kau tidak akan sakit...aaargh..."
"Darell!!" Louisa berteriak dan mencakar punggung Darell. Mencoba melepaskan diri dari Darell. Atau...mencoba melepaskan Darell yang tiba-tiba sudah memasukinya dengan gerakan perlahan...lalu tiba-tiba menghunjam dengan licik saat Louisa mencoba gerakan berkelit dengan memiringkan tubuhnya.
Tentu saja nihil!
Darell bergerak pelan dan Louisa menggeleng. Dia ingin menangis tapi dia juga merutuk suka cita yang sudah memenuhi hatinya. Oooh...terkutuklah iblis paling tampan di jagad raya yang sekarang tengah menyetubuhinya dengan bersemangat itu. Dia...Louisa merasa dirinya diperkosa. Setengah hatinya, bukankah masih tidak rela? Dia takut sakit itu datang nanti. Dia membenci rasa panas dan mual pada perutnya saat alergi itu datang. Dia membenci ruam merah yang akan muncul di seluruh tubuhnya. Dia akan menahan sakit saat intinya tiba-tiba bengkak dan terasa panas. Juga gatal! Louisa membencinya. Kondisi seperti dulu. Tapi dia juga menginginkan pria itu lebih dari apapun.
Membingungkan!
Louisa menggeleng berulangkali. Namun pada akhirnya dia menyerah saat Darell membisikkan kata-kata menenangkan. Pada akhirnya dia bahkan tidak bisa lagi menahan dirinya untuk tidak bergerak mengikuti irama yang sudah dibuat oleh Darell.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ME DOWN ( SUDAH TERBIT )
Romance"Louisa Devonshire alergi dengan sperma-mu Darell..."