Darell berdiri tegak di halaman rumah peristirahatannya. Dia menghela napas berulangkali dengan bahu naik turun yang sangat jelas. Dia belum mengambil keputusan apapun bahkan sejak dua jam dia mengetahui kepergian Louisa waktu itu. Darell tahu Louisa sangat keras. Berbicara padanya sekarang adalah percuma. Membiarkan mungkin juga salah, tapi Darell, merasa sisi hatinya terpukul oleh keegoisan Louisa. Dia merasa, Louisa bahkan tidak menghargai usahanya untuk berjuang membuat dia sembuh. Kalau kenyataan berbicara begitu pahit, tidak seharusnya Louisa menyerah begitu saja bukan? Atau paling tidak, seharusnya Louisa mencoba bertahan untuk sekedar menghargainya.
Apa yang ada dalam pikiran wanita itu?
Sudah dua minggu sejak Louisa pergi. Dan Darell menggeleng saat hatinya berteriak bahwa dia merindukan wanita itu setengah mati. Sungguh, ini tidak akan menjadi sebuah drama pencarian dan kejar-kejaran seperti dalam sebuah film. Louisa dan keputusannya. Dia pasti sudah memikirkannya. Sudah pasti dengan sebuah alasan klise, dia tidak ingin Darell bersedih. Oh andai Louisa tahu Darell bahkan sudah pernah merasakan kesedihan luar biasa dan lebih pahit dalam hidupnya.
Darell berbalik saat orang kepercayaannya menyapa. Datang dengan ponsel di tangan.
"Seseorang dengan nama Breana ingin bertemu, Sir. Dia menunggu di pos depan."
"Aku tidak sedang ingin menemui siapapun untuk dua minggu ke depan, Dwyne. Kau bilang padanya."
"Tapi..."
Darell menatap tajam pada Dwyne. Setiap kali menatap pria itu, dia melihat kesetiaan yang tak terbeli dengan harta dunia sebanyak apapun.
"Beristirahatlah Dwyne."
"Tapi, wanita itu mengaku bernama belakang Bareskovic, Sir."
Gerakan tangan Darell menyuruh Dwyne berlalu menggantung di udara. Dia sedikit tertegun sebelum akhirnya menguasai dirinya.
"Kau mengenalnya?"
"Apa yang tidak kutahu tentang Bareskovic, Sir? Bahkan aku tahu apa saja yang dilakukan Ayahmu di masa lalu dan apa yang kau lakukan sekarang adalah tidak benar...Nona Louisa..."
"Oh...tutup mulutmu, Dwyne..."
"Aku berbicara sebagai orangtua sekarang, Darell."
"Aku tahu...aku tahu...sekarang diamlah. Kita bahas Louisa nanti. Sekarang, siapa dia? Wanita kau bilang?"
"Seharusnya kau mengunjungi Ayahmu di penjara agar kau tidak ketinggalan berita." Dwyne meniupkan udara mencemooh. Dan Darell, tentu saja merasa kesal dengan tindakan Dwyne saat ini tapi...lagi-lagi dia harus mengakui bahwa Dwyne benar.
"Bawa kemari."
Dwyne berbalik dan melangkah sembari menyimpan ponselnya ke saku. Darell bahkan tidak sanggup berbalik lagi. Dia jelas sangat penasaran dengan wanita yang mengaku seorang Bareskovic itu.
"Darell...lindungilah aku...tolonglah..."
Darell tertegun saat seorang wanita menghampirinya. Dia menatap wanita yang terlihat ketakutan itu. Dan semakin Darell mempertegas penglihatannya, dia mendadak merasa yakin, dia melihat bayang Ayahnya, Sergei Bareskovic dalam wajah wanita itu.
"Kau..."
"Adikmu. Tolonglah aku. Ayah dan Alexei mencoba menghancurkanmu. Aku tidak setuju dan Alexei mengejarku."
"Dan dengan landasan apa aku harus menaruh kepercayaanku padamu."
"Nyawaku."
Darell sekali lagi tertegun. Kalau benar apa yang dia dengar saat ini, maka itu adalah prinsip seorang Bareskovic untuk sesuatu yang penting. Sama seperti dirinya. Tapi, Darell tidak akan begitu saja percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ME DOWN ( SUDAH TERBIT )
Roman d'amour"Louisa Devonshire alergi dengan sperma-mu Darell..."