21++
"Ada apa!" Darell terperanjat dan menatap Louisa yang berlari sambil mencengkeram selimut di depan dadanya. Louisa menggerling menyuruhnya diam. Darell bergerak turun dari ranjang dan menghampiri Louisa.
"Ya ampun. Pakai bajumu, Darell!"
"Tidak."
"Apa maksudmu tidak?"
"Tidak."
Louisa menyerah. Mereka berdiri di depan pintu dan Louisa menempelkan telinganya di pintu dan memasang wajah serius.
"Ada apa?"
"Aku takut Nenek kemari."
"Dia ada kegiatan hari ini. Aku sudah bilang padanya aku akan mengurus diriku sendiri sebagai tamu."
Louisa berdiri tegak seketika.
"Kau tamu yang menggagahi Tuan rumah! Mana ada yang seperti itu!"
Louisa bergerak hendak kembali ke ranjang tapi Darell menahan tubuhnya dan memepetnya ke pintu. Louisa memekik perlahan. Dia khawatir ada pelayan yang berlalu lalang di depan kamarnya.
"Apa yang kau rasakan Lou?"
Louisa terpaku. Dia mengamati dirinya.
"Aku tidak merasakan apapun..." Louisa terperanjat. Darell memepetnya lebih keras. Louisa bahkan bisa merasakan gairah Darell begitu kuat di pagi hari yang sedikit berkabut itu.
"Aku sembuh. Benarkah? Aku tidak merasakan apapun selain...pegal?"
"Dwyne dan mulutnya kotornya benar! Kau sembuh Lou. Kita akan secepatnya memastikan semuanya ke dokter."
Louisa mendongak dan berdiri lebih tegak. Dia menumpukan tubuhnya yang nyaris limbung ke dada Darell.
Dia benar-benar tidak mempercayai apa yang terjadi pagi ini. Dia nyaris tak menyadari semua karena justru begitu dia membuka mata, yang dirasakannya adalah dia lebih khawatir reaksi sang Nenek pagi ini. Khawatir lebih dari apapun. Bagaimanapun juga Neneknya adalah seorang bangsawan. Yah...walaupun kebangsawanan itu mengikut karena dia menikahi Kakeknya, Louisa yakin Neneknya agak sedikit tertib dan kolot dalam pergaulan.Louisa bergumam tak jelas dan dia berbalik menghadap ke arah Darell.
"Kau tidak ingin memastikan?" Louisa mengalungkan lengannya ke leher Darell.
"Memastikan?" Darell segera menangkap apa maksud Louisa. "Tentu saja."
Louisa tertawa pelan dan mengangkat sebelah kakinya agar Darell leluasa memasukinya. Mereka menggeram perlahan. Bergerak terlonjak dan merasakan sensasi baru yang membuat mereka bingung. Louisa yakin bunyi kecipak percintaan mereka dan benturan tubuh mereka ke pintu bisa saja membuat seseorang yang berjalan di sepanjang koridor merasa curiga. Tapi mereka tidak bisa menahan gairah mereka. Mereka terus bergerak dan saling mengisi.
Louisa menggeram saat Darell bergerak menjelajah dengan mulutnya. Louisa menggeleng keras. Mencoba menahan lenguhannya.
Gerakan mereka semakin cepat dan keras. Mereka bahkan terlihat bingung dengan apa yang mereka rasakan. Darell menggeram bersamaan dengan Louisa yang terkulai dalam pelukannya.
Dan mereka tertegun saat terdengar suara gaduh dua orang wanita mendekat ke arah kamar. Louisa mencoba menegakkan tubuhnya tapi tidak bisa. Akhirnya, Darell menopang tubuh Louisa dengan memeluknya erat. Mereka bahkan masih menyatu...
"Ini sudah siang Mom. Dan anak gadis itu masih mengurung dirinya di kamar? Banyak yang harus dia jelaskan padaku, kenapa dia datang kemari dan tidak memberitahu kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ME DOWN ( SUDAH TERBIT )
Romance"Louisa Devonshire alergi dengan sperma-mu Darell..."