Part 13 Penelusuran DNA

21.6K 2K 83
                                    

Tentang hirarki sebuah jabatan dan kepemimpinan.

Sebesar dan sekuat apapun Darell mengatakan pada Dwyne, bahwa dia boleh saja pensiun dan hidup makmur di manapun dia mau tinggal, Dwyne tetap menggeleng, dan mengatakan bahwa dia akan pergi dari sisi Darell kalau dia sudah berada di dalam sebuah peti mati.

Darell sudah menyerah sejak setahun lalu dan memilih mempertahankan Dwyne seperti yang pria itu mau. Dengan sebuah catatan, bahwa Darell sudah menganggapnya sebagai orangtuanya sendiri, mengingat sejarah perjuangannya dalam keluarga Bareskoviv.

Namun Dwyne selalu memegang teguh hirarki sebuah kepemimpinan. Dia menghormati Darell layaknya pemimpin di mana dia bekerja, sekalipun Darell jauh lebih muda darinya. Kadang Darell berpikir, Dwyne yang seorang veteran perang masih terbayang hidupnya sebagai tentara di masa mudanya. Hingga dia selalu mempunyai peraturan hidup untuk dirinya sendiri sama dengan hidupnya selama berada di militer. Termasuk tentang sebuah hirarki kepemimpinan, di mana seorang bawahan harus menghormati pimpinannya sekalipun pemimpinnya lebih muda darinya. Dwyne juga berkerja ala militer yang teliti, walaupun dengan gerakan tubuh yang lebih kalem.

Seperti yang terlihat dua hari setelah kedatangan Breana. Dwyne sigap mengurus semuanya. Tanpa mengendurkan pengawasan, Dwyne sendiri yang mengawasi semua gerak gerik Breana, walaupun kenyataannya, Breana selalu nampak berwajah ketakutan dan bergerak kaku selama di dalam rumah. Breana bahkan seringkali terkaget dengan sendirinya hanya oleh sebuah gerakan pelayan yang melangkah pelan di sampingnya. Dan yang lebih menyedihkan, Breana bahkan dengan mudah terkaget oleh pergerakan dua ekor kucing yang merupakan peliharaan Dwyne yang hampir pasti selalu dibawa kemanapun Dwyne pergi.

Randall datang bersama dengan asistennya dan seorang temannya. Seorang psikiater yang memang diminta oleh Darell untuk memberi penanganan pada Breana. Darell sendiri belum banyak bicara pada gadis itu. Dia bahkan masih merasa aneh dengan kehadiran Breana yang tiba-tiba. Hatinya berkecamuk lebih sering dibandingkan saat dia bertemu dengan Mateo. Mereka jelas satu darah, tapi terhadap Breana, Darell seperti...dia merasa dirinya perlu bersikap lebih keras pada dirinya sendiri dan menolak mengendurkan kewaspadaan. Apapun bisa terjadi. Bisa jadi kehadiran Breana adalah salah satu bagian dari rencana mereka. Terkadang penjahat memang melakukan hal rumit dengan kejahatan mereka, tapi sesuatu yang semudah dan sesimpel itu adalah sebuah kemungkinan. Simple as that.

"Aku harus menanyakan sekali lagi pada Isabela dan Mateo dimana keberadaan Louisa. Mustahil mereka tidak tahu dan sialnya mereka memilih bungkam. Apa yang ada dalam pikiran mereka? Mereka pikir aku predator berbahaya yang mengincar sepupu mereka atau apa?" Darell menyesap kopi hitamnya perlahan. Dia menatap Dwyne dan Randall bergantian seakan mencari dukungan.

Nihil.

Dwyne bahkan tidak mengubah air mukanya. Randall terlihat menghela napas setengah mendengus. Jadi bisa Darell pastikan bahwa mereka, menganggap dia predator. Bagus!

Darell mendengus. Sesuatu yang amat sering dia lakukan akhir-akhir ini, saat semua nampak berantakan di matanya. Segala urusannya berantakan, ditambah lagi kehadiran Breana yang membingungkan. Dia cukup kaget dan kesal, semua berjalan sedikit di luar kendalinya.

Atau...semua baik-baik saja dengan Dwyne yang menjalankan semuanya. Dan yang berantakan adalah hatinya?

Darell beranjak dan dua pria di dekatnya yang baru menikmati sarapan itu tak mendongak sedikitpun. Darell melangkah ke luar dan menaiki mobilnya yang sudah siap di halaman depan. Dia cukup sibuk hari ini dan harus berada di pusat kota Napoli untuk setengah hari ke depan. Di dalam mobil, Darell membuka komputer jinjingnya dan memeriksa beberapa file.

----------------------------------

Waktu menjadi begitu cepat bergerak seakan mengikuti ritme kerja para pekerja di pusat kota.

HOLD ME DOWN ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang