Budaya kan voted sebelum membaca yak apalagi comment yang membangun pasti semangat deh aku pokoknya😍
"Kita pulang ya sayang, kita ke orang tua aku. Ke Indonesia, kita nikah disana." ajak Rafael menyentuh kan dahinya ke dahi Fatimah.
"Nggak bisa El, ini dunia aku sekarang. Mesir telah melindungi aku dari mereka," ucap Fatimah.
"Mereka siapa?"
"Mereka yang ingin mencoba ngebunuh aku di Indonesia," jawab Fatimah atau Athaya
"Ngebunuh kamu? Siapa? Kenapa?" tanya Gery dan Willy.
"Coba ceritain," tambah Rafael.
"Satu tahun setelah kamu di U.K, ada sekelompok orang yang selalu mencoba ngebunuh aku El, aku gak tahu siapa orangnya, mereka selalu pake topi dan masker. Jumlah mereka sekitar lima orang," Fatimah mulai bercerita.
"Bahkan aku hampir empat kali terbunuh dan empat kali masuk rumah sakit, yang pertama aku hampir meninggal karena tertabrak busway, kedua aku hampir meninggal gara-gara keracunan, terus aku hampir aja meninggal karena rem motor aku blong. Dan yang terakhir adalah percobaan pembunuhan yang sangat hampir menghilangkan nyawa aku, kostan aku dibakar El." Fatimah menceritakan itu dengan raut wajah ketakutan.
"Apa!! Siapa yang berani gangguin calon tunangan keluarga Mahardika!! Mereka gak akan bisa bunuh kamu karena aku yang bakal bunuh dia duluan Ay," hardik Rafael mencaci maki.
"Terus kamu gak apa-apa kan Tha?" tanya Rere.
"Untung aja saat itu Kak Zahra lagi gak ada dirumah, jadi cuman aku yang kena luka bakar. Wajah aku hancur terkena api, tangan aku, kaki, semua kena luka bakar." Fatimah menangis seperti masih merasakan sakitnya luka bakar itu.
"Dan akhirnya dokter menyarankan aku untuk operasi pelastik, tapi abi sama umi gak punya dana buat itu. Jadi mereka jual pesantren yang di Aceh, ladang, perhiasan umi, tabungan Kak Zahra, semua habis untuk biaya operasi aku. Dan sisa uangnya kami gunakan buat pindah ke sini, karena abi takut mereka mau mencoba membunuh aku lagi. Itu sebabnya wajah aku berubah kayak gini El," ucap Fatimah tertunduk.
"Dan disini, aku merubah semua identitas aku. Nama aku, kewarganegaraan, akta kelahiran, semua aku ubah supaya mereka gak nemuin aku disini. Mangkanya aku mohon sama kalian jangan panggil aku dengan sebutan Athaya, aku gak mau semua yang udah aku tutupi rapat selama bertahun-tahun terbuka lagi dan membuat mereka menemukan aku lagi. Aku takut," ucap Fatimah yang langsung dipeluk oleh Rafael.
Rafael merasa gagal menjadi tunangan Athaya, dia merasa tidak berguna. Disaat tunangannya hampir sekarat, ia tak tahu apa-apa. Yang ia tahu Athaya sangat jahat telah meninggalkan dirinya, ia merasa bersalah telah berpikiran negatif pada Athaya. Yang ternyata gadis itu sedang berusaha mempertahankan hidupnya dan melindungi nyawanya. Rafael mengusap puncak kepala Athaya, berharap hanya dengan cara itulah gadisnya itu bisa tenang.
"Kenapa kamu gak cerita sama aku, " tanya Rafael.
"Kalau aku cerita sama kamu, aku takut mereka ngincer kamu juga El. Aku gak mau itu," ucap Fatimah sendu.
"Kamu tahu El, ada yang lebih sedih dari yang ditinggalkan, yaitu yang meninggalkan. Aku berat banget ninggalin kamu, aku tahu kamu pasti berpikiran aku jahat. Aku juga frustasi El, hidup tanpa nama kamu aku kayak orang linglung. Gak tahu arah hidup aku kemana, aku selalu mikirin kamu."
"Aku juga selalu berfatamorgana kamu tiba-tiba ngerangkul aku dan peluk aku kayak gini El," tambah Fatimah.
"Lalu aku tiba-tiba ketemu kamu di sphinx waktu itu, kamu tahu betapa sangat bahagianya aku El meskipun kamu gak tahu ini aku. Aku tetep bahagia meskipun kita cuman sahabatan, tapi aku bahagia banget saat tahu kamu ke Mesir cari aku," Fatimah mengusap air matanya lalu terpaksa untuk tersenyum.
"Kemudian datanglah sahabat aku Rere yang tiba-tiba jadi jodoh kamu, dan membuat kamu menyerah cari aku, hati aku mulai hancur lagi El apalagi saat aku denger kamu menerima perjodohan itu. Tapi saat itu aku sadar kamu emang berhak bahagia meski kebahagiaan kamu bukan karena aku. Aku gak boleh egois," tutur Fatimah yang membuat Rere, Gery dan Willy juga bercucuran air mata.
"Maafin aku Tha, aku gak tahu kamu disini. Aku udah lancang mencintai tunangan kamu," jawab Rere.
"Enggak Re, kamu gak salah. Aku tahu kamu bahagia dengan Rafael, kamu wanita baik Re. Itu sebabnya aku ikhlasin Rafael buat kamu dan memilih tidak jujur selamanya tentang identitas aku." kali ini Rere dan Fatimah yang berpelukan.
"Dari situ aku mulai bernadzar pada tuhan, jika kalian menikah aku akan berusaha ikhlasin kamu El." Fatimah menyentuh kedua pipi Rafael yang membasah karena air mata.
"Nggak Ay, nggak. Aku cuman akan menikah sama kamu!" tegas Rafael.
"Aku janji bakal nemuin yang udah bikin kamu celaka, sengsara dan jadi jauh dari aku selama bertahun-tahun Ay, itu sumpah aku." Rafael menegakan badannya tanda ia siap berperang dengan pembunuh itu.
"Dan saat aku tahu kamu Athaya, kamu tahu kan perasaan aku kayak gimana El?" sindir Willy yang sempat menyukai Fatimah.
"Wil," ucap Rafael memelas tanda Willy memang harus mengikhlaskan Fatimah.
Sungguh mencintai Athaya memang butuh pengorbanan yang amat sangat, karena gadis ini entah mengapa selalu saja dicintai juga oleh sahabatnya. Dulu waktu di SMA Athaya disukai Januar dan Bowo, terus Aristo, dan sekarang dilanjut Willyam. Rafael sungguh harus sangat ketat melindungi Fatimah sekarang, apalagi Athaya yang yang saat ini sangatlah cantik dua kali lipat.
"Santai brother, aku udah move on kok." Willy tersenyum tenang.
"Ane yang belum ikhlas El kalo ternyata si cantik ini Athaya nya Ente!" Gery memasang raut sedih.
"Wah kayaknya ente lupa sob gimana waktu itu ane hajar si Bowo yang beraninya suka sama Athayaku," sindir Rafael.
"Buset, ampun ampun deh El,"
Semua orang pun akhirnya tertawa kembali, terkecuali Willyam si serius yang selalu memikirkan sesuatu.
"Tapi tunggu," seru Willy.
"Kenapa Wil?" tanya Rere.
"Berarti masih ada dua rahasia lagi!" jawab Willy.
"Hah?"
"Iya, yang pertama kita harus nemuin siapa pembunuh itu dan kita harus nemuin si pengirim teka-teki." Willyam mengingatkan ada peran penting dari teka-teki itu yang membuat mereka bisa sejauh ini dan menemukan Athaya.
"Iya bener juga, aku harus berterimakasih banget sama si pengirim itu karena dia aku jadi bisa menemukan Athaya, ya meskipun kemadang aku suka kesel sama tuh tembakannya yang susah banget," ucap Rafael.
"Jadi selagi si pembunuh belum ditemukan, jangan pernah bilang sama siapapun kalau Fatimah adalah Athaya. Termasuk pacar dan keluarga kalian, karena siapa aja bisa jadi tersangka." Willyam mewanti- wanti.
"Oke Wil siap!" seru Gery.
Ting tong!! Ting tong!!
Tiba-tiba saja suara bel apartemen Rere berbunyi mengakibatkan semua terpelonjat dari diam mereka karena kaget. Rere segera pamit untuk membuka pintunya, dan setelah dia kembali dia malah menaruh sebuah kertas diatas meja agar semua bisa ikut membacanya.
"Kalian cari aku?? "
Aku adalah revolusi kera berkepala empat 17011971 Kisah buaya dan hiu."
Teka-teki lagi nih guys kayaknya😂😂😂 selamat pusing lagi deh ya, mari kita pecahkan sama2.. Jangan berhenti dipart ini yak
Seeyou
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam dan Hawa (About Athaya2)✔ #wattys2019
Historical Fiction"Ketika aku bukan menjadi diriku lagi, dan kau menemukanku!" Saat dimana kisah peradaban mesir kuno mampu membuat cinta kembali dipertemukan di peradaban modern. Petualangan, teka-teki, rahasia menjadi bumbu pemanis kisah cinta yang berlanjut. Sepe...