Goyahnya perasaan

368 28 2
                                    

Hy assalmualaikum... Gimana kabarnya guys? Aku harap sih sehat dan dalam keadaan bnyak kuota supaya bisa baca trus lanjutan kisah Fatimah sama Rafael gkgkgk.

Ok deh lanhsung aja selamat membaca ya guysss :*
.
.
.
.

Disinilah Fatimah, sedang duduk manis di kasir butiknya sedang menunggu kehadiran sosok yang pernah ia lupakan. Fatimah rela meninggalkan Rafael yang masih terlelap tidur di apartemen Willy karena sebuah pesan masuk dari Aristo, dan kali ini Fatimah harus menyudahi semuanya, ia wanita yang sebentar lagi akan bersuami! Tidak sepatutnya ia masih bertemu dengan pria lain seperti yang ia lakukan saat ini. Cukup ini yang terakhir, Fatimah tidak boleh lagi bertemu Aristo!

"Fa." suara itu mengagetkan lamunan Fatimah, kepalanya terangkat berusaha mencari arah suara.

"Ternyata kamu El," jawab Fatimah.

"Emang kamu berharap siapa yang dateng?" Rafael mulai memperlihatkan sikap negative thingking nya.

"Ya nggak, aku cuman kaget aja. Aku kira pelanggan," jawab Fatimah asal.

Dalam hatinya ia bertanya kemana Aristo? Apa dia lupa akan ke butik Fatimah seperti dalam pesan yang ia kirimkan? Apa dia tidak jadi datang? Apa dia lupa? Sudah lama sekali Fatimah menunggu kehadiran pria itu, rencananya ia akan bertanya darimana sebenarnya Aristo mengetahui no hp nya dan butiknya.

"Kamu ngelamunin apa sih?" tanya Rafael kesal.

"Omset toko menurun El." jujur setelah jawabannya itu Fatimah ingin sekali berteriak pada tuhan agar mengampuni kebohongannya.

"Eh El aku lagi buat design baju lagi, kira-kira menurut kamu bagus gak?" Fatimah mengalihkan pembicaraan sambil memperlihatkan karyanya.

"Aku gak ngerti kayak beginian Fa, tapi kalau kamu yang pake sih kayaknya bakal bagus."

"Iiih Rafael orang minta saran malah ngegombal," gerutu Rafael.

"Itu bukan gombal, tapi pujian."

"Aku gak butuh pujian," goda Fatimah.

"Terus?"

"Yang aku butuhin kamu hahah."

"Nah kalo yang itu baru gombal," tambah Fatimah bernada mengejek.

"Ih dasar nyebelin kamu yah, aku kira beneran ternyata ngegombal." Rafael menggelitiki pinggang Fatimah yang memantulkan bunyi tawa di butik itu.

"Tapi bener El aku akan selalu membutuhkan kamu, karena aku selalu mencintai kamu." nada bicara Fatimah mendadak serius.

"Dan itu bukan gombal," tambah nya sambil mengusap pipi El.

"Tapi janjiku." Fatimah memeluk erat leher Rafael dan pria itu membalas pelukan calon istrinya sambil tersenyum.

"Kamu percayakan?" tanya Fatimah berkaca-kaca entah apa yang sedang ia pikirkan.

"Ia sayang aku percaya," jawab tegas Rafael sambil menepuk nepuk pundak Fatimah pelan.

........

Ternyata sampai Fatimah menutup butiknya pun Aristo tidak kunjung datang menemuinya, apa terjadi sesuatu dengan pria itu? Ah kenapa juga Fatimah masih harus mengkhawatirkan pria yang telah membuatnya dilema beberapa hari belakangan ini. Tadinya ia berniat untuk menelpon Aristo, tapi ia urungkan karena takut pria itu tahu bahwa seharian ini Fatimah benar-benar menunggunya. Biasa kebiasaan cewek, gengsian wkwk.

Akhirnya daripada memikirkan hal yang tak sepatutnya untuk dipikirkan, Fatimah lebih baik pulang dan melupakan seseorang yang ia tunggu hari ini. Atau syukur kalau pria itu ternyata sudah pulang ke Indonesia, sepanjang jalan menuju rumah pun Fatimah isi dengan memikirkan Aristo yang tak jadi datang hari ini.

Adam dan Hawa (About Athaya2)✔ #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang