23. putus?

348 28 5
                                    

Aristo masih mencium kening Fatimah saat gadis itu sudah mulai kegerahan dengan pose mereka saat ini, tapi entah mengapa Fatimah begitu merasa nyaman. Fatimah teringat kembali masa dimana Aristo selalu menjadi penolongnya dan malaikatnya saat Rafael melukai hati Athaya, Aristo yang selalu jadi pelindung dan tameng untuk Athaya dulu. Candaan, gombalan Aristo yang membuat Athaya selalu tertawa lepas dan melupakan semua kepenatan hidup. Namun tiba-tiba, BUKK!!

"Itu pukulan karena kamu beraninya balik lagi ke kehidupan aku!!" Rafael menonjok Aristo sampai tersungkur ke tanah, lalu Rafael menarik lagi kerah baju Aristo dan menyuruhnya berdiri. Bukkk!!

"Itu pukulan karena kamu udah berani ngajak jalan Fatimah!!" pukulan kedua berhasil mengenai hidungnya kali ini.

"Rafael udah!!" Fatimah menangis saat melihat darah keluar dari hidung Aristo.

Tapi Rafael tak berhenti, ia tak menggubris rengekan Fatimah. BUKK!!

"Dan itu pukulan terakhir karena kamu udah berani sentuh Fatimah, anjing!!" mungkin itu adalah pukulan Rafael yang paling parah sehingga sisi bibir Aristo sobek, namun Aristo tak melawan atau berbicara sepatah kata pun.

"Rafael!!" PLAKK!!

Kali ini Fatimah menampar Rafael kencang dengan amarah dan tangisan, tamparan itu yang membuat Rafael terdiam dan hanya menatap Fatimah yang menangisi Aristo.

"Ar kamu gak apa-apa?" tanya Fatimah lembut, sementara Aristo hanya menggeleng tanda ia baik-baik saja walau lukanya terlihat parah.

"El ikut aku! Ar kamu tunggu dulu disitu," perintah Fatimah.

"Selesain semuanya Fa," jawab Aristo tersenyum, Fatimah heran padanya walau sedang keadaan tegang seperti ini bisa bisanya dia tetap tersenyum?

........

Fatimah mengajak Rafael ke samping butiknya dimana tidak akan ada orang yang mendengarkan pembicaraan mereka, apalagi Aristo.

"El kamu apa-apaan sih bertindak kayak tadi?" sentak Fatimah.

"Apa-apaan kamu bilang? Gimana rasanya kalau kamu ngeliat aku cium cewek lain hah?" Rafael tak kalah sewot.

"Tapi gak semua masalah bisa diatasi dengan otot kan? Kapan sih kamu dewasa El? Kamu udah mau berkepala tiga dan pemikiran kamu masih kayak gini?" hardik Fatimah kesal.

"Dia itu gak bakal mempan kalo cuma dimarahin, harus dihajar orang kayak gitu!"

"Kamu itu ngancurin semuanya tau gak?" Fatimah tambah kesal.

"Maksudnya?"

"Aristo gak tahu kalau aku adalah Athaya! Dan kamu harusnya mikir dong apa yang ada di pikiran dia saat dia pikir seorang Rafael yang harusnya udah nikah sama Athaya ternyata ada di Mesir dan cemburuan sama Fatimah? Dia cuman singgah di Mesir El, dan dia kenal aku sebagai Fatimah. Bukan Athaya, " jelas Fatimah.

"Tapi gak menutup kemungkinan  dia juga naksir kamu sebagai Fatimah kan?"

"Gak mungkin! Dia masih cinta Athayanya. Dan ciuman tadi? Dia cium aku karena salam perpisahan, dan rasa terimakasihnya karena aku udah nemenin dia jalan di Mesir. Lagian dia juga tahu kalau aku punya tunangan, " tambah Fatimah.

"Tapi sekarang semuanya ancur! Aristo bisa curiga. Kamu mau jawab apa saat dia nanya hubungan kita hah? Kamu mau bilang aku adiknya Athaya?" Fatimah tersenyum licik.

"Rasa terimakasih dan perpisahan apa harus dengan cium?" tanya Rafael sinis.

"Kamu harusnya ngerti karena dia bukan muslim!"

Adam dan Hawa (About Athaya2)✔ #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang