📃 7. Kejaran

414 35 0
                                    

   Rafael tak betah berlama-lama berada di butik milik Fatimah, ia lebih memilih mencari sendiri penjual bensin agar cepat pergi dari toko pakaian itu. Entah mengapa memang semenjak ditinggal pergi Athaya, Rafael seperti menjauhi semua wanita di bumi ini kecuali keluarganya. Bukan membenci, hanya saja Rafael tak ingin terlibat dengan wanita-wanita lain lagi diluar sana. Dan saat mobilnya sudah kenyang karena terisi bensin, Rafael segera menarik kedua temannya untuk segera pulang.

"Waalaikumsalam," ucap Fatimah yang menyindir pada mereka bertiga yang lagi-lagi pergi tanpa mengucapkan salam.

……

Rafael merogoh sebuah amplop dari dalam saku celananya dengan bersemangat, yups! Amplop itu merupakan teka-teki kelima yang Rafael terima dari si pengirim rahasia.

"Betistirahatlah!"
Waktumu sekarang mengetahui istri Ali bin Abi Thalib.

"Preet! Beristirahatlah?" Gery menggerutu.

"Siapa istri Ali bin Thalib Wil?" tanya Rafael.

"Fatimah Az-zahra." Willy menjawab dengan mantap.

"Jadi maksudnya?" tanya lagi Rafael.

"Cari tahu tentang kisah-kisah beliau, mungkin nanti ada hubungannya dengan Athaya." kali ini Willy menjawab tanpa ragu.

"Terus apa yang kamu tahu tentang az-zahra Wil?" tanya Gery.

"Fatimah adalah anak dari baginda Rasulullah SAW, dengan ibunya yang merupakan istri beliau yang bernama Khadijah binti Khuwaild. Dan anaknya bernama Hasan ra dan Husain ra, Fatimah juga adalah salah satu dari empat pemuka surga." Willy mulai menjelaskan.

"Lahir pada 20 Jumadil akhir, tepatnya lima tahun setelah Muhammad diangkat menjadi nabi. Awalnya Fatimah juga dipersunting oleh Khalifah pertama yaitu Abu bakar As sidhiq, dan Khalifah Umar bin Khattab. Namun lamaran mereka ditolak baginda Rasulullah, yang kemudian beliau malah menerima pinangan dari Ali bin Abi Thalib," tambah Willy.

Terlihat Rafael mencatat setiap kata yang diucapkan oleh Willy tadi di buku agendanya, ia yakin ada informasi mengenai Athaya dari kisah anak Rasulullah tersebut.

"Ok!" Rafael berhenti mencatat dan menutup buku agenda yang berwarna coklat tanpa sampul itu.

"Kalau gitu besok aku harus cari-cari lagi referensi mengenai beliau, sekarang aku mau istirahat dulu seperti yang diperintahkan dalam tebakan itu." Rafael merebahkan tubuhnya keatas ranjang miliknya.

Bukannya ia tak bersemangat mencari informasi lagi, tapi kali ini Rafael benar-benar merasa tak enak badan. Semenjak ia menginjakan kaki di Mesir, ia begitu ambisi ingin bertemu dengan Athaya, sampai-sampai ia tak mementingkan tubuhnya ataupun kesehatannya.

"Kamu gak apa-apa El?" tanya Willy.

"Aku beliin obat ya?" tambah Gery.

"obat aku Athaya," jawab Rafael malas.

"Impossible !" celetuk Gery.

"Sorry ya, aku udah banyak nyusahin kalian semua." Rafael berkata.

"Bahagia kamu, kebahagiaan kita juga El." Willy menjawab.

"Tapi kalo perjuangan kita gak berhasil, kalian gak benci aku kan?" tanya Rafael.

"Kenapa kita harus benci? Ya itu berarti kita juga gak becus nyelesain teka-teki nya." kali ini Gery yang menjawab.

"Kalian emang sohib aku," jawab Rafael.

……

"Mau kemana kamu El?" tanya Willy keesokan harinya saat melihat Rafael keluar dari kamar hotelnya.

Adam dan Hawa (About Athaya2)✔ #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang