Happy reading :*
Enjoy, typo bertaburan :*
***
"Bukan ekspresi keterkejutanmu yang aku harapkan. Yang aku harapkan adalah senyumanmu yang selalu aku rindukan."
***
Hari ini adalah hari pertama aku masuk perguruan tinggi di Universitas Harapan Bangsa. Universitas ini merupakan perkuliahan yang sangat populer sekali dan bahkan sangat susah untuk masuk ke sini, karena diteliti terlebih dahulu dari nilai Ujian Nasional waktu Sekolah Menengah Atas. Hari ini juga merupakan hari pertama Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau sering disebut dengan OSPEK. Ospek merupakan kegiatan awal bagi setiap peserta didik yang menempuh jenjang perguruan tinggi.
Mungkin ini hari pertama Ospek dan kebetulan juga hari paling sial buat aku. Aku dan Tyra kesiangan, telat lima menit. Aku dan Tyra dihukum oleh Kakak Senior. Hukumannya adalah jalan bebek di lapangan. Jadi aku dan Tyra harus mengelilingi lapangan yang sangat luas ini. Bayangkan saja aku dan Tyra harus jalan bebek tiga keliling.
Tiga keliling? Satu keliling aja kaki gue kayak mau copot. Apalagi ini tiga keliling, bisa-bisa cuma tinggal sepatunya aja yang ada.
Tak cukup sampai disitu. Semua mahasiswa baru harus meminta lima puluh tanda tangan kepada Kakak Senior dalam waktu lima menit.
Mereka kira itu gampang?
Aku dan Tyra melaksanakan tugas itu, meminta tanda tangan kepada kakak senior sekitar koridor kampus. Tak peduli itu Kakak panitia atau bukan, yang penting lima puluh tanda tangan ada. Malahan ada juga Kakak Senior cowok yang suka meminta jaminannya. Kalau boleh jujur sih aku malas menanggapinya, apalagi menurutinya. Tapi mau gimana lagi? Mau nggak mau harus dituruti, karena sekarang keadaannya sangat darurat-banget.
Aku sangat bersyukur sekali tinggal dua tanda tangan lagi yang masih kosong. Ini juga berkat mulut lemesnya Tyra. Ya semenjak tadi minta tanda tangan, Tyra selalu merayu ke Kakak Senior. Entah itu pada Kakak Senior cewek atau cowok.
Dan dengan seenak jidatnya Tyra yang luas kayak lapangan sepak bola, dia bela-belain menurunkan harga dirinya dengan menembak salah satu Kakak Senior cowok yang penampilannya sih lumayan ... Tapi itu cowok ganjen banget. Awalnya Tyra nggak mau, gengsi. Ya pastilah nggak mau, apalagi ini masalah harga diri sebagai cewek merasa direndahkan. Benar nggak?
Tapi karena keadaannya sangat genting akhirnya Tyra mengangguk pasrah, mengabulkan permintaan cowok itu.
"Mau gak jadi pacar saya?" ucap Tyra.
Dia nembak Kakak Senior to the point banget. Harga diri Tyra sudah turun ternyata.
Ketawa jahat. Hahaha.
Dan setelah itu apa yang terjadi? Kakak Senior itu langsung mengumumkan kepada teman-temannya.
"Akhirnya gue gak jomblo lagi bro. Ada Adek junior gemes nembak gue."
Aku masih ingat perkataan temannya yang kebetulan sedang bersamanya.
"Padahal jangan nembak dia Dek. Adek masih sayang nyawa kan?" tanya salah satu teman cowok yang tadi Tyra tembak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi Untuk Kembali [Completed] ✔️
Roman pour AdolescentsSudah melupakannya? Aku rasa setelah tiga tahun nggak bertemu dengannya, aku yakin sudah melupakannya. Tapi terkadang bayangan masa lalu selalu mengahantuiku disaat aku mau mulai mencoba membuka hati, sampai aku benci pada perasaanku ini. Aku selal...