9. Gak Peka

474 20 2
                                    

Happy reading :*

Typo bertebaran dimana-mana :*

***

"Kebahagiaanku ialah selalu ada di sampingmu. Jadi jangan pernah sekalipun kamu pergi. Karena aku selalu mencintaimu dengan semua kekuranganmu."

***

Hari ini aku masuk kuliah siang, masuk pun jam dua. Sedangkan Tyra, dia sudah pulang dari tadi. Malahan dia pamit kepadaku. Aku berjalan ke arah kelas. Kelasku berada di lantai dua, jadi aku harus menaiki anak tangga.

Kepalaku terangkat mendengar seseorang yang sedang menuruni anak tangga. Ternyata orangnya ialah Arnold. Aku nggak ada niatan mau menyapanya, karena aku yakin dia nggak akan menyapaku sekedar berkata, "Hai," atau "Masuk kelas siang ya?" jadi aku nggak terlalu berharap lagi sama Arnold. Jadi aku akan diam-seolah gak saling kenal, biar dia saja yang lebih dulu menyapaku.

Saat kami berpapasan Arnold menghentikan langkahnya, lalu menatapku sambil tersenyum. Ya itu kebiasaan Arnold, kalau kami berpapasan Arnold cuma tersenyum saja setelah itu ya... Langsung pergi begitu saja.

Nyesek gak sih?

Ah aku sudah terbiasa, malahan sudah menjadi makanan favoritku.

"Al tungguin!"

Setelah saling tatap-menatap Arnold melangkahkan kakinya lagi, meninggalkan aku. Malahan nggak ada kata yang dia ucap seperti, "Aku duluan ya,"

Ah jangan berharap lebih lagi!

Aku tersadar ternyata Kak Naomi mengejar Arnold yang sekarang sudah pergi-entah ke mana, terburu-buru.

Aku melanjutkan lagi menaiki anak tangga. Aku berpapasan lagi dengan Kak Naomi, tetapi Kak Naomi malah memutarkan kedua bola matanya. Melangkahkan kakinya terburu-buru mengejar Arnold ... Mungkin.

Kenapa tuh anak?

Aku mengerut kening kenapa kak Naomi jadi jutek begitu ya? Oh mungkin dia sudah terkena virus oleh seonggok Arnold. Bahkan mungkin sudah tersebar virusnya ke dalam tubuhnya.

"Al tungguin aku ih!" teriak Kak Naomi.


Aku mendengarnya hanya cengengesan saja. Yang sabar iya kalau lagi menghadapi Arnold. Arnold itu harus dikasih beng-beng deh biar peka.

Terkadang aku kesal, kenapa aku harus cinta sama seonggok Arnold yang dinginnya kayak kutub utara, tetapi kayaknya kutub utara juga kalah deh sama dinginnya Arnold. Dibalik sikapnya yang dingin seperti itu, Arnold itu baik meskipun dia orangnya nggak peka.

Susah banget ya kalo punya pacar kayak gitu?

Tadi juga berpapasan seperti nggak saling kenal kan? Tuh kan merasa pacar seperti musuh aja, iya kan? Aku tahu Arnold itu paling nggak suka pacaran diketahui oleh banyak orang, cukup orang terdekat saja yang tahu. Dia juga nggak suka mengumbar kemesraannya di sosial media. Meskipun Arnold seperti itu, aku tetap cinta kepadanya. Ya meskipun dinginnya kayaknya kutub utara.

Aku masuk ke dalam kelas, ternyata Resa dan Natasya sudah datang. Aku kira mereka belum datang.

"Hai, Shafiya," sapa Resa dan Natasya hampir barengan.

Pergi Untuk Kembali [Completed] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang