Happy reading :*
Enjoy, typo bertaburan :*
Jangan lupa bahagia yaa!!
***
"Jika ada teman yang selalu nyerocos nggak jelas, bisa jadi dia sedang lapar."
***
Aku menyimpan wadah berisi air hangat beserta handuk di atas meja kecil di samping ranjang milik Alshaf. Aku mencelupkan handuk ke dalam wadah. Lalu aku tempelkan di keningnya Alshaf yang sedang berbaring sambil menatapku.
"Enak ya Al kalo punya pacar. Kita sakit pasti ada yang perhatian. Makanya Al, lo harus cari pacar biar ada yang merhatiin ke lo."Alshaf menatap tajam ke arah Boni.
"Gue cuma mau ngasih tahu aja kok Al, tapi..."
Kryuk kryuk!
Aku langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut. Boni menyengir tanpa dosa. Aku terkekeh pelan ternyata sumber suara itu dari perut Boni.
"Pantes aja lo ngomel gak jelas, tahu nya laper," ketus Alshaf.
"Aduh ... Duh nak." Boni mengusap perutnya. "Kamu malu-maluin ayah sih. Kalo laper bilang dong nak, ya!" Boni mendongakkan kepalanya. "Al, gue mau makan dulu ya. Kasian anak gue turus aja ngomel-ngomel." Boni menunjuk perutnya.
"Sana. Sekalian aja gak usah balik lagi."
Boni mangut-mangut. "Ok. Eh lo mau ngapain sama si Shafiya huh? Jangan diapa-apain, ini anak orang, Al."
Alshaf melempar bantalnya. "Ngomong apa sih. Mending lo cepat makan deh, bikin kepala gue pusing aja."
"Alesan." Boni langsung berjalan ke arah pintu kamar Alshaf dan langsung membukanya. "Awas ya Al, lo gak boleh ngapa-ngapain si Shafiya. Apalagi bikin cucu buat gue."
"Bacot lo!" Alshaf melotot ke arah Boni.
Boni langsung keluar dari kamar Alshaf.
Dan sekarang hanya aku dan Alshaf di sini berdua. Berdua? Yang benar saja. Suasana pun mendadak menjadi canggung. Aku melihat Alshaf yang tengah berbaring sembari menutup matanya, tetapi tubuhnya tidak bisa diam. Kadang menghadap ke kanan, kadang ke kiri.
"Lo tidur gak bisa diem ya? Itu handuknya jadi jatuh kan. Apa perlu gue tempelin byebye fever biar tetap nempel terus di jidat lo?"
"Emangnya gue orok apa."
"Lo udah makan?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.
Alshaf menganggukkan kepalanya.
"Bohong. Kata Bi Ipah, lo belum makan dari pagi."
"Kalo lo tahu kenapa nanya lagi?" ketusnya.
Tok tok tok
Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar dari kamar Alshaf. "Masuk!" ucap Alshaf.
Tak lama kemudian muncul Bi Ipah dengan membawa nampan yang di atasnya segelas air putih dan semangkuk bubur. Alshaf langsung terduduk di ranjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi Untuk Kembali [Completed] ✔️
Novela JuvenilSudah melupakannya? Aku rasa setelah tiga tahun nggak bertemu dengannya, aku yakin sudah melupakannya. Tapi terkadang bayangan masa lalu selalu mengahantuiku disaat aku mau mulai mencoba membuka hati, sampai aku benci pada perasaanku ini. Aku selal...