Happy reading :*
Enjoy, typo bertaburan :*
***
"Andaikan waktu bisa diulang seperti video yang bisa direplay. Aku ingin kembali lagi pada waktu itu. Di mana aku akan mencegah semuanya."
***
Seorang gadis kecil yang masih berumur empat tahun berlari mengejar seorang bocah laki-laki yang akan masuk ke dalam mobil pribadinya.
"Ano jangan tinggalin Aya di sini! Ano. Ano jangan tinggalin Aya!"
Bocah kecil itu yang sering di panggil Aya terus saja mengejar temannya, sesekali mengelap ingusnya dengan punggung tangannya.
Aya terjatuh karena tersandung, membuat tangisnya pun semakin pecah. "Huaaaa! Papa!"
"Sakit. Aya sakit. Papa... Papa, tolongin Aya!"
Aya terus saja menangis meskipun tidak ada luka di sekitar tubuhnya.
"Kamu kalo jalan itu liat-liat. Nggak papa kan?" ucap bocah lelaki yang se-usia dengan Aya.
Aya mendongakan kepalanya, mengelap ingus dengan ujung bajunya.
Aya tersenyum melihat siapa yang ada di hadapannya. "Anooo!!" teriak Aya senang.
Bocah lelaki itu yang sering di panggil Ano oleh Aya, tersenyum. Mereka berteman sejak dua minggu yang lalu. Awal mereka bertemu di taman ini, dan sekarang mereka harus berpisah di tempat yang sama juga.
Ano tersenyum senang. Aya menghentikan tangisnya. Ano mengusap puncak kepala Aya.
"Mana yang sakit?" tanya Ano.
Aya menggelengkan kepala. "Gak ada yang sakit kok. Tuh liat, gak apa-apa kan?!" Aya menunjuk lututnya yang hanya sedikit tergores, meskipun tidak terluka tetapi kalau terkena air pasti akan mengakibatkan rasa perih yang sangat luar biasa.
Ano sangat senang ternyata sahabatnya ini sangat kuat. Jika saja ia tidak ikut pergi bersama Papa-Nya, Ano akan tetap di sini bersama Om-Nya yang bernama Aka. Sayangnya ia harus pergi, dan harus meninggalkan Aya-sahabatnya di sini.
"Ano gak akan tinggalin Aya di sini kan?"
Ano berdiri, lalu mengulurkan tangannya agar Aya berdiri. Aya pun menerima uluran tangan Ano.
"Ano gak bakalan tinggalin Aya kan? Ano akan tetep tinggal di sini kan, ama Om Aka?"
Ano hanya terdiam, menatap Aya yang terus saja nyerocos. Ano sangat suka sama perempuan yang suka nyerocos seperti Aya ini. Ia sangat bahagia bisa bertemu sama Aya, dan ia sangat bahagia sekali bisa berteman dengan Aya, meskipun mereka baru bertemu. Aya tak sungkan-sungkan memberi tawaran untuk menjadi temannya. Ano pun tak menolak dengan tawaran itu, malahan ia menyambutnya dengan semangat.
"Ano dengel gak sih Aya ngomong? Ano bakalan tetep di sini kan."
Ano mengambil tangan Aya, menggenggamnya. "Ano yakin suatu saat nanti kita bakalan ketemu. Aya jangan lupain Ano, ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi Untuk Kembali [Completed] ✔️
Roman pour AdolescentsSudah melupakannya? Aku rasa setelah tiga tahun nggak bertemu dengannya, aku yakin sudah melupakannya. Tapi terkadang bayangan masa lalu selalu mengahantuiku disaat aku mau mulai mencoba membuka hati, sampai aku benci pada perasaanku ini. Aku selal...