32. Kedatangan Oma Ani

274 12 0
                                    

Happy reading :*

Enjoy, typo bertaburan :*

Btw, ini part paling panjang yang saya ketik. Semoga kalian suka ya :*

***

"Ternyata salah, kedatangan mereka semuanya malah semakin rumit. Indah kabar daripada rupa.

***

Pintu rumah Arnold pun terbuka, ternyata Bi Inah yang membukanya. Bi Inah mempersilahkan aku masuk. Aku duduk di sofa, menatap sekeliling rumah sangat sepi. Bi Inah membawa nampan di atasnya segelas teh manis hangat dan beberapa camilan. Bi Inah tahu kalau aku suka teh manis. Nggak terlalu manis. Karena apa? Karena aku sudah manis, jadi teh nya jangan terlalu manis. Takutnya diabetes.

"Bi kok sepi banget ini rumah?" tanyaku heran.

"Nyonya pergi ke supermarket. Den Arnold kuliah, kalo Den Alshaf masih di kamarnya."

"Alshaf belum bangun?"

Bi Inah mengangguk. "Iya Non. Tadi juga gak ikutan sarapan bareng."

Aku menggelengkan kepala tak percaya, Alshaf jam segini masih belum bangun? "Kebiasaan tuh anak," gumamku.

"Maklum Non Shafiya, lagi libur kuliah."

"Iya Bi betul banget. Shafiya juga suka gitu kalo libur kuliah. Bermalas-malasan di kamar. Shafiya juga ke sini soalnya bosen di rumah terus," ucapku panjang lebar.

Bi Inah hanya menampilkan senyumannya, lalu menoleh ke arah jam dinding. "Sebentar lagi juga Nyonya bakalan pulang."

Bi Inah pergi ke dapur, meninggalkan aku di sini sendirian. Bi Inah ingin melanjutkan memasak lagi, katanya.

Sendirian? Udah biasa gue selalu ditinggal sendiri.

CURHAT NIH YE?!

Aku mendengar suara mesin mobil terparkir. Bi Inah berjalan yang akan membuka pintu. Aku mengekori Bi Inah dari belakang. Aku melihat Tante Rina membawa banyak kantong kresek besar berwarna putih, dibantu oleh Bi Inah.

Tante Rina terkejut melihat keberadaanku, namun beliau langsung tersenyum. Aku membantu Tante Rina membawa belanjaan.

"Kamu udah lama?" tanya Tante Rina.

"Baru aja kok Tante."

"Ini belanjaan banyak banget. Ada acara apa Tante?"

Tante Rina menyimpan belanjaan di atas meja. Tante Rina menyerngit heran. "Loh memangnya Arnold gak kasih tahu kamu?"

"Apa Tante?" tanyaku heran.

"Adik sama Mamanya Om Rian ke sini."

"Maksud Tante, Om Andry sama Oma Ani ke sini?" ucapku memastikan takut salah.

"Kamu tahu Andry sama Oma-Nya Arnold?" tanya Tante Rina heran.

Aku mengangguk. "Waktu itu Shafiya pernah ketemu sama Om Andry, tapi cuma sekali sih. Kalo sama Oma dua kali , tapi itu juga cuma nyapa aja gak ngobrol."

Pergi Untuk Kembali [Completed] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang