Happy reading :*
Enjoy, typo bertaburan :*
***
"Dalam setiap langkahmu, aku selalu mengikutimu. Mengejarmu adalah sebuah mustahil, karena kamu mengabaikanku."
***
Menjadi seorang mahasiswa itu benar-benar harus punya sabar. Sabar menghadapi tugas, sabar menghadapi dosen yang super duper bawel, mengomel-ngomel tidak jelas sampai itu air liurnya tuh kena ke wajah. Jijik banget dah. Untung kalau air liurnya bisa menghilangkan jerawat, membuat wajah menjadi cerah. Nah ini? Jerawat yang tadinya tidak ada menjadi banyak.
EMANGNYA DOSEN PENYEBAR BAKTERI APA?
Bukan, yang jelas penyebar virus yang selalu bergentayangan setiap malam. Sudah lah lupakan! Gak bakalan mengerti kan?
"Shafiya," panggil seseorang.
Langkahku mendadak terhenti. Dari kejauhan aku melihat Alshaf berjalan-menghampiriku dengan satu tangan megang tali tas punggungnya dan satu tangan dimasukkin ke saku celana.
Dia berhenti tepat di hadapanku. Aku hanya menatapnya bingung.
"Gue mau ngomong sama lo!"
Aku mengerut kening bingung. "Ngomong aja."
"Gak di sini."
"Terus?" tanyaku heran.
"Ikut gue!" Alshaf berjalan melewatiku. Nggak tahu dia mau membawaku ke mana?
KEPELAMINAN KALI FIYA?
Aku mengangguk, mengikuti langkahnya di belakang. Aku tidak mau beriringan dengannya karena takut disangka aku ini pacarnya. Lebih baik dikira jadi pembantunya daripada dikira jadi pacarnya Alshaf.
🍰🍰🍰
"Kenapa di rumah lo?" tanyaku.
"Katanya lo mau ngomong sama gue?" ucapku kesal. Kesal karena Alshaf membawaku ke rumahnya. Apa susahnya sih dia bilang? Kalau pun itu penting, kenapa tidak di taman kampus saja? Atau di restoran, biar sekalian bisa makan-makan. Iya nggak?
ITU MAH LO YANG MAU SHAFIYA!
"Turun!" titahnya tanpa menoleh ke arahku.
Aku hanya mendelik kesal, lalu aku turun dari motornya.
Aku melihat ada sebuah mobil sport berwarna hitam terpakir di depan rumahnya. Entah siapa yang datang, aku malas menanyakan tentang itu. Lagian itu nggak terlalu penting.
Tepat di depan pintu tiba-tiba pintu terbuka, ternyata Bi Ipah yang kebetulan membuka pintu. Namun, beliau tampak terkejut melihat kedatangan kami tiba-tiba. Bi Ipah melirik ke arah Alshaf, kemudian ke arahku dengan tersenyum kikuk.
"Ah Mas Alshaf udah pulang. Masuk Mas Al!" Bi Ipah membuka kan pintu lebar-lebar untuk kami.
Aku mengekori Alshaf dari belakang. Alshaf sepertinya sedang mencari seseorang. Aku tahu dari gerak-geriknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi Untuk Kembali [Completed] ✔️
Teen FictionSudah melupakannya? Aku rasa setelah tiga tahun nggak bertemu dengannya, aku yakin sudah melupakannya. Tapi terkadang bayangan masa lalu selalu mengahantuiku disaat aku mau mulai mencoba membuka hati, sampai aku benci pada perasaanku ini. Aku selal...