S-02

7.9K 725 211
                                    

Hati-hati typo. Rangkaian kata yang buruk.

..

"Sayang, aku pulang" sapa seorang pria kisaran 40 tahun setelah memasuki rumah besar di depannya.

"Hai, sayang! Kau pulang malam lagi." sambut seorang wanita yang terpaut 12 tahun lebih muda dengan manja seraya bergelayut di lengannya.

"Maaf, hem." Sang pria mengusak lembut rambut sang wanita. Terlihat sangat romantis.

Keduanya tiba di kamar. Sang wanita segera melepas dasi yang menggantung di leher kekasihnya.

Kekasih?

Ah! Entahlah! Mungkin istrinya?

"Atau kau pulang ke rumah istrimu, ya?" Sang wanita sedikit mengerucutkan bibirnya.

"Tidak ada yang bisa ku temui, kan di sana?" Jawab sang pria dengan entengnya seraya mencolek dagu sang wanita.

Wanita itu langsung memeluk tubuh tegap pria di depannya. Sang pria pun dengan senang hati membalas pelukan itu. "Aku menyayangimu"

Bruug!

Sang pria langsung membanting tubuh di dekapannya ke ranjang. Mengungkungnya dengan tatapan tajam.

senyum menggoda merekah di bibir sang wanita. "Apa yang kau inginkan, Tuan Min Yoongi?"

..

Waktu telah menunjukkan pukul 11. 30 malam. Tidak sewajarnya seorang pelajar masih terjaga dengan segala kegiatannya. Tangan terampilnya terus bergerak dengan cepat. Meramu dengan telaten minuman yang menjadi kegemaran pelanggan.

Bartender?

Ah, tentu saja bukan. Ini pekerjaan baik. Walaupun bartender juga bukan pekerjaan buruk. Tapi, jika ibunya tahu, pasti akan marah. Jadi, dia memutuskan untuk menjadi barista.

Ya, Barista. Pekerjaan sampingan yang digelutinya sejak beberapa bulan lalu. Walaupun sangat melelahkan. Karena, harus bekerja mulai pukul 8 malam hingga 12 malam. Semua itu dilakukan demi membantu sang ibu.

"Bereskan dan bersiaplah pulang. Sudah malam. Kau juga harus menyembuhkan luka di wajahmu itu." Perintah sang pemilik kedai.

"Baiklah!"






.





Kiyoon,

Anak itu memandang sayu rumah di depannya. Rumah yang tampak gelap dan sunyi dari penghuninya. Sudah biasa dia berada di kondisi seperti ini.

Tanpa pikir panjang Kiyoon memasuki rumahnya. Tak ada sambutan. kecuali, cahaya remang-remang yang menerpa.

Ini sudah lebih dari pukul 12 malam. Wajar ibunya sudah tidur. Dan begitu setiap hari.

Uhuk uhuk

Langkahnya terhenti. Kala mendapati suara sang ibu yang terbatuk. Dia mengintip lebih dulu dari balik pintu sebelum  memutuskan masuk.

"Kiyoon? Kau sudah pulang?" sapa sang ibu dengan suara serak dan mata berkaca-kaca akibat batuk berkali-kali.

Sang anak duduk berjongkok memandangi wajah pucat juga lelah wajah wanita di depannya. Jujur, dia ingin menangis. Tapi, tidak mungkin menangis di hadapan ibunya. Itu sama saja menambah luka.

"Ibu sakit?"

Sang ibu hanya tersenyum pilu. "Tidak, nak. Ibu hanya batuk biasa"

"Apa ibu butuh obat?"

"Tidak perlu. Ibu hanya perlu minum air putih."

Uhuk

"Tapi-"

"Sudah malam. Pergilah tidur. Kau harus tetap sekolah." Tangannya terulur mengusap rambut putra sulungnya.

"Ibu?"

"Ibu tidak apa-apa. Jangan khawatirkan ibu. Khawatirkan dirimu sendiri. Tidurlah! Besok ibu pasti sudah sembuh."

Kiyoon beranjak, meninggalkan sang ibu yang terus saja batuk. Di tempatnya, sang ibu langsung melepaskan air matanya. Terisak pelan dalam keheningan. Tangannya meraba sisi ranjang di mana  dulu sang suami terlelap. Sementara, satunya lagi menahan sesak di dadanya.

"Apa kau bahagia?"


Sebelum masuk ke kamarnya sendiri, Kiyoon menyempatkan diri mengintip sang adik. Berharap dia sudah terlelap. Tapi, seperti biasa Kihoon masih terjaga dengan tatapan kosong. Jika ditanya hanya akan ada dua jawaban.

"Aku terbangun tadi" atau "Tugasku belum selesai"

Kiyoon menutup kembali pintu kayu itu. Berjalan gontai memasuki kamarnya. Dia menjatuhkan diri ke lantai. Menangis frustasi meratapi segala hal di rumahnya. Tidak ada tawa, canda, juga bahagia.







Bersambung••

Udah dapat klu kan dari cerita ini, kan?

Agak mellow ya.

Emang lagi pengen buat yg cem gitu.

Semoga ngefil.

Lavyu

Ryeozka

SEESAW / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang