S-06

4.1K 495 194
                                    

Maafkan kemaren gak bisa dabel. Hehehe...

..

Selang hari berlalu. Kiyoon tahu benar, sang ibu menahan luka. Tapi, tetap berusaha baik-baik saja. Membuat sarapan, membersihkan rumah, juga pergi bekerja.

Pernah beberapa kali Kiyoon mendapati sang ibu menangis tertahan. Namun, Kiyoon tidak berani menegur. Tidak ingin membuat sang ibu semakin tertekan.

Kihoon makin lama semakin pendiam. Mungkin sudah tidak akan seceria dulu lagi. Sementara, sang ayah kembali pergi dan tidak pulang ke rumah.

Ingin sekali Kiyoon menghajar wajah itu. Tapi, sering kali sang ibu berkata. "Bagaimanapun dia ayahmu, Kiyoon." Hal itu sering kali membuat niatnya urung.

"Ibu akan tetap bekerja?" Tanya Kiyoon yang sudah duduk untuk sarapan.

Rae Na tersenyum perih. "Iya. Jangan khawatir, ibu baik-baik saja."

"Tapi, ibu terlihat pucat."

"Ibu tidak sakit."

"Bagaimana-"

"Panggil adikmu dan cepat sarapan."


..

Di lain rumah, Yoongi tengah duduk berhadapan dengan wanitanya. Keduanya makan dengan damai. Tanpa rasa bersalah dia melupakan istrinya. Mencari kebahagiaannya sendiri.

"Sayang?"

Panggil sang wanita. Bae Joohyun nama wanita itu. Atau biasa di kenal sebagai Bae Irene dalam dunia permodelan yang cukup terkenal. Namun, seiring pertemuannya dengan pria bermarga Min ini, dia mengurangi jadwalnya dan memilih menunggu prianya di rumah.

"Hmm?"

"Bagaimana jika aku hamil?" Tanyanya sedikit ragu.

"Jangan berpikir yang tidak-tidak."

"Kenapa begitu? Apa itu artinya kau tidak mau bertanggung jawab?"

Yoongi menghentikan acara makannya. Kemudian, menatap wanita yang sudah lebih dulu menatapnya. "Sayang, kita melakukannya hanya untuk bersenang-senang. Bukan untuk mendapatkan anak."

"Itu yang kutakutkan."

"Apa, hem?"

"Apa yang akan kau lakukan jika itu terjadi?"

Yoongi terdiam. Tidak punya jawaban atas pertanyaan sang model.

"Sayang, aku tidak ingin kita melakukannya hanya untuk bersenang-senang. Aku ingin hubungan kita sah di mata negara. Dan aku punya anak denganmu."

Gila.

Ya, Yoongi memang gila. Telah menikahi wanita lain di belakang istri sahnya. Namun, belum mendaftarkannya ke catatan sipil.

Hanya senyum yang menjadi jawaban. Yoongi sendiri bingung apa yang akan dia lakukan jika itu terjadi.

..

Rae Na termangu dalam duduknya. Mengamati para pejalan kaki yang berlalu-lalang di depan tokonya. Hatinya teriris perih mengingat sang suami. Berkali air matanya akan jatuh. Namun, berhasil dia tahan.

Jujur, Rae Na sangat mencintai suaminya. Terbukti sampai saat ini dia masih setia dengan hubungannya. Masih melindungi harga dirinya. Walaupun hati dan perasaannya sering kali tersakiti.

"Apa yang kau pikirkan?"

Seketika Rae Na berbalik. Mendapati nenek pemilik toko sudah berdiri di belakangnya.

"Tidak ada."

Sang nenek duduk di sebelahnya. Mengamati penampilan Rae Na yang makin hari makin kacau saja.

"Makin hari kau makin lesu saja. Apa masalahmu?"

"Wajah lesu bukan berarti ada masalah, kan?" Jawab Rae Na, malas.

"Kau terlalu pintar menyembunyikan masalahmu."

"Ah, begini saja. Karena nenek ada di sini. Aku titip sebentar. Ada bahan-bahan yang harus ku beli." kata Rae Na mengalihkan pembicaraan. Lalu, beranjak.







..

Empat kantong penuh berisi bahan makanan. Dua di kanan dan dua di kiri. Melangkah cepat di antara riuhnya pengguna jalan.

Ya, Rae Na pulang membawa belanjaannya. Sejenak melupakan sakit dalam hatinya.

Brukk!

Satu kantong barang belanjaannya terjatuh hingga pecah. Tak sengaja dia menabrak seseorang. Lebih tepatnya orang tersebut yang menabraknya. Karena, sejak tadi orang itu sibuk bermain ponsel.

"Maaf."

"Ah, ya ampun, tepungku?"

Ucapnya berasamaan.

Rae Na segera membereskan kembali barang belanjaannya. Diikuti orang tersebut yang ikut membantu.

Merasa bersalah, orang itu menawarkan bantuan. "Begini saja. Akan ku ganti semuanya."

"Tidak perlu, Tuan. Terima kasih."

"Tapi, itu banyak sekali yang tumpah."

"Tidak apa-apa. Aku bisa beli sendiri nanti."

"Tidak. Mari! Aku akan menggantinya."

Atas paksaannya, Rae Na kembali ke toko untuk mengganti tepung yang tumpah. Beruntung telur dan yang lainnya masih utuh.

"Terima kasih." Ucap Rae Na.

"Tidak masalah. Oh, ya! Kenapa nyonya membeli tepung banyak sekali?"

"Aku membuka toko roti di dekat sini. Jangan panggil nyonya. Tidak pantas untukku. Panggil bibi saja."

"Baiklah. Kalau begitu akan ku antar sampai di sana."

Pria yang tidak diketahui namanya ini dengan baik hati membawakan belanjaannya. Cukup meringankan tangan Rae Na yang sudah kebas.

"Terima kasih. Masuklah, mencicipi roti buatanku."

"Terima kasih. Lain kali saja. Aku ada kelas."

"Kalau begitu, mampirlah lain kali."

"Pasti!"






Bersambung--

Lalalalalala,,,

Maaf ya aku ambil irene yg jd selingkuhan yoongi.

Part selanjutnya mewek keanya.

Hayo itu siapa yg bantu raena?

Lavyu

Ryeozka

SEESAW / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang