S-18

3.6K 501 124
                                    

Dabel ya.

..

"Ibu!" Kiyoon berjingkat mendapati ibunya datang menjenguk. Tangannya memegang jeruji besi yang membatasi mereka. wajahnya tampak sedih sekali. Rae Na belum pernah mendapati anaknya seterpuruk ini.

Tapi, sebelum menghampiri anaknya Rae Na menghampiri polisi yang duduk tidak jauh darinya. "Jadi, bagaimana, pak? Sampai kapan dia harus di tahan? Sebentar lagi dia ujian akhir" keluh Rae Na.

"Kami belum bisa memastikan. Tergantung keputusan pengadilan. Tenang saja. Kemungkinan anak anda tetap bisa mengikuti ujian. Hanya saja tetap di dalam penjara"

Rae Na melihat anaknya. Sudah tidak tahu lagi apa yang di rasakan anak itu. "Kiyoon" gumamnya, sendu.

"Baiklah! Silakan temui anak anda. Tapi, waktunya terbatas"

Tak perlu menunggu lagi. Rae Na segera menghampiri anaknya. Tangannya menyelinap di antara tiang besi yang mengurungnya. Memberikan pelukan hangat untuk anaknya.

"Kiyoon, kau pasti pulang. Kau harus bersabar"

"Ibu, aku harus bagaimana?"

"Kau hanya perlu bersabar. Ibu akan selalu menjengukmu. Sekarang ayahmu di rumah sakit"

"Apa ibu membenciku karena melakukan hal buruk?"

"Tidak ada ibu yang membenci anaknya. Jika, mereka membencimu. Ibu yang akan selalu mencintaimu. Sampai kapanpun. Tak peduli sebesar apa kesalahanmu. Apa yang kau perbuat. Ibu akan bersamamu. Kau harus kuat. Ini pelajaran untukmu. Mengerti?"

Kiyoon semakin mengeratkan pelukannya. Lalu, di sambut dengan usapan lembut di kepalanya oleh sang ibu.

.







Klek!

Pintu di mana Yoongi di rawat terbuka. Menampakkan yang sangat dia kenali. Senyum tipisnya merekah. Ternyata, istri pertamanya masih peduli padanya.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Rae Na berdiri di samping tempat tidurnya.

Yoongi diam. Dia justru menatap lekat wajah di depannya.

"Aku datang bukan untuk memintakan maaf atas kesalahan anakku. Aku tahu bagaimana perasaannya. Aku mengerti kenapa dia melakukan itu. Sekarang dia ada di penjara"

Yoongi masih terus menatap wajah dingin istrinya. Jujur, Yoongi tidak tahu harus berkata apa. Begitu mulia hati wanita di depannya. Tapi, terlambat. Yoongi terlambat menyadarinya. Sekarang wanita itu begitu membencinya. Mungkin sudah tidak bisa memaafkannya lagi. Sementara, setengah hatinya juga masih berlabuh pada wanita baru yang telah membuat keluarganya berantakan.

"Kau mungkin membencinya. Tapi, aku tetap menyayanginya. Dia anakku. Jadi, kau tidak perlu malu atas apa yang dia lakukan. Terserah jika kau membencinya. Bahkan teman-temannya sekalipun. Aku tetap menyayanginya. Aku tetap akan membelanya. Tak peduli sebesar apa kesalahannya. Karena, hanya aku yang dia miliki dan hanya dia yang aku miliki bersama Kihoon" Ujar Rae Na yang masih saja tidak mendapat balasan.

"Setelah kau sembuh, kuharap kau segera membawa surat cerainya. Setelah itu aku akan pergi membawa anak-anakku. Aku tidak akan membuat anakku terpuruk dan di anggap buruk di sini. Hanya itu sebenarnya yang ingin kusampaikan. Aku pergi"

Rae Na berbalik dan melangkahkan satu kakinya. Namun, kepalanya kembali di putar. Setelah sebuah tangan menahan pergelangan tangannya.

"Bahagialah dengan istrimu. Jika, dia hamil. Kau harus bertanggung jawab. Jaga dia. Jangan, kau sakiti. Jangan buat hatinya hancur" Rae Na melepas tangan yang menggenggamnya dan kembali melangkah.

Lagi, tangan itu memenahannya. "Bisakah kau tinggal lebih lama?"




Bersambung--

Uye...

Taulah feelnya gimana. Yang nunggu manisnya YoonRae tunggu aja. Nanti ku munculin. Kasian kalian gak pernah senyum sepanjang baca book ini.

Btw mau sampe part berapa?

Lavyu

Ryeozka

SEESAW / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang