Miankeun tadi malam ketiduran.
..
"Ibu?"
"Kiyoon? Kenapa kau ke sini?"
"Hanya ingin melihat ibu"
"Bagaimana? Kau di terima, kan?"
"Masih ujian masuk, bu. Pengumumannya masih lama"
"Ya, sudah. Em, kau mau?"
Rae Na menyodorkan buah stroberi ke depan wajah anaknya.
Ah, ya. Kiyoon sengaja menghampiri ibunya yang tengah bekerja memanen buah stroberi. Tak ada pekerjaan lain. Bukan, bukan tidak ada pekerjaan lain. Hanya saja, Rae Na memilih pekerjaan ini. Mudah, dan tanpa syarat.
Ya, mungkin hasilnya tidak seberapa. Tapi, cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk sekolah Kiyoon dan Kihoon, tentu Rae Na bisa menyisihkannya.
"Enak"
"Pulanglah! Adikmu sebentar lagi pulang. Nanti ibu bawakan"
..
Ini sudah hari kesepuluh di mana Yoongi belum mengetahui keberadaan istri juga anak-anaknya. Tidak ada yang tahu kemana mereka pergi. Bahkan Hoseok sekalipun. Saat di tanya, Hoseok justru terkejut dan langsung khawatir.
Kini Yoongi sering memilih lembur atau pulang ke rumah lamanya. Membiarkan istri barunya begitu saja. Kurangajar, bukan? Yoongi benar-benar menjadi pria yang tidak bertanggung jawab.
"Jadi, kau belum menemukan mereka?" Tanya Jimin.
"Aku tidak tahu lagi harus mencari mereka kemana"
Jimin hanya tersenyum mengejek melihat raut pria di depannya. "Sekarang kau baru menyesal? Apa ku bilang?"
"Jangan membuatku semakin kacau, Jimin!"
"Daripada kau bingung begitu, lebih baik kau pikirkan apa yang akan kau lakukan jika bertemu dengan mereka"
"Sudahlah. Aku mau pulang"
Yoongi beranjak. Meninggalkan Jimin yang hanya tersenyum tidak jelas.
Ddrrt
Tak lama ponsel Yoongi berdering. Segera dia mengambil ponsel dalam sakunya dan menjawab panggilan dari orang yang tertera di layar.
"Sayang, kau lembur lagi? Kenapa belum pulang?"
"Hmm"
Ttuut
Yoongi yang tidak ingin mendengar istri barunya langsung menutup panggilan sepihak. Segera dia mengendarai mobilnya dengan cepat. Ya, kebiasaan Yoongi akhir-akhir ini. Melaju dengan kecepatan lebih.
..
Malam yang semakin dingin. Rae Na duduk di tepi ranjang. Air matanya meleleh begitu saja. Sesekali terdengar isakan dari bibirnya. Ingatan akan kebahagian bersama sang suami membuatnya semakin terluka.
Kiyoon yang tak sengaja mendengar isakan sang ibu langsung masuk dan duduk di samping sang ibu. "Ibu? Ibu mengingat ayah?" Tanyanya lembut.
"Kiyoon?"
Sadar jika ibunya sedang terluka, Kiyoon ikut berkaca-kaca. Kiyoon bisa ikut sakit jika begini.
"Ibu? Apa aku harus menemui ayah?"
"Tidak, nak. Ibu tidak apa-apa. Ayahmu sudah bahagia sekarang. Kita juga harus bahagia. Em?"
"Tapi, bu? Ibu tidak bahagia. Ibu tidak terlihat baik-baik saja. Ibu tidak bisa membohongiku, bu"
"Kiyoon, jangan pikirkan ibu. Pikirkan pendidikanmu. Walaupun ibu tidak bahagia. Setidaknya, ibu tenang sekarang"
"Tenang? Ibu yakin? Aku bahkan tidak melihat ada ketenangan dalam diri ibu" Kiyoon mengambil jeda. "Ibu? Apa ibu merindukan ayah?"
Rae Na terdiam. Satu tetes air matanya kembali mengalir. Segera di rengkuh tubuh di depannya. "Kiyoon, ibu merindukannya. Ibu merindukan ayahmu. Tapi, ibu tidak mau bertemu dengannya, Kiyoon. Ibu harus bagaimana?"
..
Yoongi membaringkan tubuhnya di ranjang. Kosong, rasanya kosong sekali. Tidak ada kehangatan sama sekali. Semua terasa hambar tanpa rasa. Haruskah Yoongi mengaku kalah dengan dirinya sendiri?
"Kemana aku harus mencari kalian?" Gumam Yoongi dengan nada pasrah.
Rumah yang terlihat sederhana, kini terasa begitu besar dan luas. Namun, sedikitpun tak memiliki kesan sama sekali.
Andai, andai hari itu Yoongi tidak bertemu dengan model itu. Andai hari itu Yoongi tidak bertemu dengan wanita bernama Irene, atau Bae Joohyun. Andai, andai, semua hanya pengandaian yang sia-sia. Karena semua sudah terlanjur.
Bersambung--
Hehehe pendek ya?
Bodo ah.
Oh ya kebayang gak sih keadaan rae na sekarang? Kalo gue jadi yoongi liat istrinya tiba-tiba cuma jadi petani gitu udah ngilu hati pokoknya. Kerja banting tulang buat hidup sama pendidikan dua anaknya. Udahlah sakit banget kalo gue mah.
Part berikutnya kita coba flashback pertemuan yoongi sama irene ya. Semoga sih bisa.
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
SEESAW / END
General FictionIni bukan LMKM, bukan pula FIX! LOVE. Dengan pemain yang sama, saya ingin membuat cerita yang berbeda. Akan banyak karakter yang berubah dalam cerita ini. Dengan penuh harap, lepaskan bayang-bayang tentang LMKM ataupun FIX! LOVE. Saya akan membuat g...