S-35

4K 505 175
                                    

Panjang gaesseu. Tripel pula.

..



Hari sudah gelap. Yoongi tiba di rumah istri barunya. Mendadak dia menghentikan mobilnya di luar pagar. Irene, istrinya telah berani membawa pria lain ke rumahnya.

Bahkan mereka berpelukan sebelum sang pria pergi. Setelah pria itu berlalu, baru Yoongi masuk dan memarkirkan mobilnya. Sementara, Irene masih berdiri di depan pintu.

"Kau pulang?" Ramah Irene seperti biasa.

"Siapa pria yang kau bawa ke rumah?!" Ketus Yoongi. Jauh dari perkiraan Irene.

"Siapa?"

"Siapa pria yang memelukmu tadi?"

Irene terkejut. Bagaimana mungkin suaminya ini tahu?

"SIAPA?!"

"K-kau membentakku? K-kenapa k-kau MEMBENTAKKU?!"

"Kenapa?"

"Dia rekan kerjaku. Kim Taehyung!"

Yoongi tidak lagi melanjutkan pembicaraannya. Dia memilih masuk ke dalam dan di ikuti wanitanya. "Kenapa? Akhir-akhir ini kau tidak peduli padaku. Kau mengabakkanku. Kau bilang lembur. Tapi, apa? Kau pulang ke rumah lamamu. Alih-alih kau peduli padaku. Justru kau memikirkan mantan istrimu. Di mana hatimu, Min Yoongi. Kau juga ingin menyakitiku?"

Tiba di ruang kerja, Yoongi segera mengambil beberapa barang yang di butuhkan. Juga beberapa pakaian yang ada di kamarnya.

"Y-Yoongi? K-kau mau kemana?"

"Aku mau pergi"

"Kemana?" Panik Irene seraya menahan lengan pria di hadapannya.

"Ke luar kota"

"Mencari istrimu"

"Tugas kantor, Bae Joohyun"

Seketika, tangan Irene di tepis. Dia langsung beranjak dari sana. Tanpa pamit, tanpa pelukan, tanpa ciuman, tanpa hal manis lain yang biasa dia lakukan.

Yoongi melajukan mobilnya dengan cepat menuju rumah utama. Di hidupkannya lampu ruang tamu. Kemudian lampu lain yang ada di dalam.

Tiba di ruang makan. Di sana, dulu dia sering bercanda dengan anak-anaknya. Bahkan memeluk istrinya saat masih muda. Tapi, kemana Yoongi yang dulu, sekarang?

Bayangan itu muncul di matanya. Seolah mereka benar-benar ada di depannya. Dulu, saat ada tugas ke luar kota istrinya yang menyiapkan segalanya. Tapi, sekarang? Sekarang semua harus dia siapkan sendiri.

Bagaimana dengan Irene? Selama bersamanya, Yoonhi selalu menolak tugas luar kota ataupun luar negeri. Ini kali pertama setelah bersamanya.









..

"Min Yoongi, bagaimana keadaanmu sekarang?" Gumam Rae Na di kamarnya. "Apa kau bahagia seperti yang kau inginkan?"

"Dia pasti sudah bahagia sekarang. Ah, mungkin saat kita bertemu lagi. Kau sudah punya anak" Rae Na terkikik. Namun, matanya tampak berkaca. Tak dapat di pungkiri, jika Rae Na masih mengingat suaminya. Masih sering merindukannya.
















"IBU! STROBERINYA MASIH ADA TIDAK?"

Untunglah. Kihoon memanggilnya. Segera Rae Na menarik napasnya. Lalu, menghampiri sang anak.

"Ada di kulkas, Kihoon. Jangan teriak-teriak. Sudah malam"

Kihoon hanya menarik setiap sudut bibirnya.

"Kakakmu di mana?"

"Baru selesai mandi"

Segera Rae Na masuk ke kamar si sulung. Benar. Sulungnya sedang mengeringkan rambut dengan handuknya.

"Ibu? Ada apa?"

Sang ibu hanya tersenyum simpul. "Tidak. Bagaimana kerjamu hari ini?"

"Baik. Aku hanya melayani pelanggan"

"Lalu, bagaimana? Apa kau mendapatkan keringanan dari sekolah?"

Kiyoon menyusul duduk di dekat sang ibu. Menatap mata lelah sang ibu yang sudah seperti panda.

"Tidak tahu. Katanya, beasiswa hanya bagi anak yang berprestasi"

"Tidak apa-apa. Jangan khawatir. Ibu akan bekerja keras untukmu juga adikmu"

Tangan Kiyoon terulur mengusap pipi ibunya. "Ibu jadi tampak lebih tua dari usia ibu" ucap Kiyoon dengan mata sendu.

Rae Na menggenggam tangan anaknya. Memberi sedikit senyum padanya. "Tidak apa-apa. Usia ibu memang sudah bertambah. Apa ibu perlu berpenampilan seperti waktu itu?"

Kiyoon menggeleng pelan. "Tidak. Aku tidak suka"

"Aku juga tidak suka. Ibu jadi seperti orang jahat di film-film"










..

Yoongi sudah tiba di hotel beberapa waktu lalu. Kini, perutnya terasa lapar. Dia pun memutuskan untuk mencari makan.

Ada sebuah cafe tidak jauh dari tempatnya menginap. Dia masuk kesana. Yoongi terkejut, isinya kebanyakan adalah anak muda. Tapi, tidak perlu mempermasalahkan itu, kan?

Dia duduk di salah satu meja. Lalu, memesan beberapa makanan.

"Baiklah. Ada yang lain?"

Yoongi tiba-tiba mendengar sebuah suara yang tidak asing baginya. Dia mencari-cari. Tapi, orang yang ada di pikirannya tidak ada.

"Tuan? Mau pesan apa lagi?" Tegur sang pelayan perempuan.

"Ya? Sudah. Ini saja"

"Baiklah. Tunggu sebentar"

Pelayan itu hampir beranjak. Namun, langkahnya terhenti kala Yoongi kembali memanggilnya. "Tunggu! Apa semua pelanggan di sini anak muda?"

"Tidak juga. Hanya saja kebanyakan memang anak muda. Pelayan di sini juga kebanyakan masih kuliah. Kami hanya bekerja paruh waktu. Ada apa, tuan?"

"Tidak. Tidak ada apa-apa"

Cukup lama Yoongi menunggu. Atensinya terus tertuju pada pelanggan yang keluar masuk di cafe tersebut.

"Baiklah!  Tugasku selesai. Aku ada kelas sore hari ini"

Kembali, pendengarnya menangkap suara seorang pemuda yang tidak asing. Yoongi segera mengarah pada suara itu. Seorang pemuda berlari tergesa keluar dari pintu. Sialnya, dia tidak melihat wajah itu.

Yoongi beranjak. Ingin mengejar pria tadi. Sayang, saat kakinya hampir melangkah pesanannya datang.

"Tuan, pesanannya datang. Anda mau kemana?"

Mendengar interupsi itu, Yoongi kembali duduk. Entah kenapa tiba-tiba dia tidak lapar. Makanan yang seharusnya enak pun terasa hambar. Pikirannya tertuju pada anak laki-laki tadi.

Yoongi merindukan anaknya. Yoongi merindukan keluarganya utuh seperti dulu. Yoongi ingin berjumpa dengan istrinya. Yoongi ingin memeluk mereka semua. Yoongi ingi bercanda bersama mereka. Andai di beri kesempatan, Yoongi ingin memperbaiki semua.

Suapan demi suapan masuk ke mulutnya. Meski tak dapat di pungkiri, bibirnya bergetar dan matanya berkaca-kaca.







Bersambung--

Huft panjang egen. Gak papa.

Mungkin ini keliatan lebe. Masak cowok bapak2 gitu aja nangis. Tapi, coba deh liat. Kalo cowok udah bener2 sayang dan cinta sama cewek pasti dia mudah nangis ato patah hati kalo di tinggal. Ato dia buat salah terus gak di maafin. Kalo menurut cerita yg pernah aku dapet sih gitu. Gak tau kalo di kalian.

Lavyu

Ryeozka

SEESAW / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang