S-23

3.6K 509 96
                                    

Silakan di baca. Feepnya hancur kayanya.

..

Surat cerai di depan mata. Yoongi yang memegang surat itu hanya menatapnya. Sudah yakinkah dia ingin melepas istrinya?

Kalimat yang di ucapkan anaknya beberapa waktu lalu kini memenuhi otaknya. Hingga dia harus berpikir ulang untuk melanjutkan rencananya.

"Sayang?"

Yoongi segera menyembunyikan surat itu ke dalam laci. Istrinya masuk ke ruang kerjanya membawa secangkir kopi.

Irene meletakkan kopi itu di atas meja. Lalu, duduk di pinggiran kursi yang di tempati sang suami dan mengalungkan kedua tangan di lehernya. "Kapan surat cerainya selesai?"

Yang di tanya hanya menyunggingkan senyum simpul. "Sayang! Kapan?"

"Hem? A,,,  itu,,,  mungkin tidak lama lagi" Bohongnya.

Hei! Ayolah. Untuk apa Yoongi harus berbohong?

"Emm,,, besok libur, kan?"

"Ada apa, hem?"

"Bagaimana kalau kita belanja. Ayolah! Sudah lama sekali aku ingin belanja berdua denganmu"

Yoong tersenyum. Tangannya terulur mengusap lengan istri muda. "Baiklah! Untukmu, apapun itu"

"Terima kasih, sayang!"

Cups

Irene mengecup pelipis sang suami. Bahagia sekali ya, menjadi Irene?

"Ayo tidur! Sudah malam" Yoongi berdiri dan mengajak istrinya.

Setibanya di kamar, Irene segera memeluk suaminya dari belakang. Senyum cerahnya menunjukkan bahwa dia sangat bahagia. "Aku tidak menyangka sebentar lagi akan resmi menjadi istrimu"

Deg

Yoongi terdiam. Raut wajahnya berubah datar dan sulit di artikan.

..







Pagi menjelang. Rae Na tampak terlihat sibuk dengan makanan sarapannya. Kini setiap pagi hanya di lalui berdua dengan bungsunya.

"Ibu?"

"Ada apa?"

"Ibu sekarang berubah" celetuk Kihoon.

"Berubah bagaimana menurutmu?"

"Ibu berdandan seperti orang kaya di luar sana. Uang siapa yang ibu pakai?"

Rae Na yang tadinya berdiri, kini duduk di sebelah anaknya. "Kihoon-"

"Apa ini karena ayah dan bibi itu? Atau karena paman Hoseok itu?"

"Kihoon-"

"Ibu, aku tidak suka penampilan ibu sekarang. Ibu jadi seperti orang jahat yang ingin balas dendam"

"Kihoon, bukan begitu maksud ibu. Ibu hanya ingin orang tahu bahwa ibu baik-baik saja. Kau tahu, nenek pemilik toko? Dia yang meminta ibu untuk merubah penampilan. Katanya, makin hari wajah ibu makin berantakan. Jadi, dia menyuruh ibu melakukan sedikit perawatan" ujar Rae Na. Jujur, ucapan anaknya sampai kehatinya. Seperti anaknya ini tahu jalan pikirnya.

"Oh, ya. Ibu hari ini akan pergi belanja. Kau mau ikut?"

"Tidak. Aku di rumah saja"

"Kihoon, jangan mengurung diri. Kau hanya pergi ke sekolah. Jika kakakmu tahu, dia pasti sedih"











"Aku ingin bertemu kakak"

..




Pusat perbelanjaan.

Inilah tujuan Rae Na. Dengan percaya diri dia melangkah menghampiri setiap gerai yang ada di dekatnya. Tak peduli berapa banyak uang yang akan di keluarkan. Dia hanya ingin bersenang-senang sekarang. Tanpa melupakan sang anak yang memilih di rumah.

Kini, kedua tangannya sudah penuh dengan belanjaan. Saatnya kembali pulang.

"Nona, bisa ku bantu?" Sapa seorang pria yang tidak di kenal.

"Em? Tidak perlu. Aku bisa sendiri"

Rae Na segera berlalu dari sana. Tanpa peduli orang yang menyapanya. Cukup tahu dia hanya menggoda.

.







Cukup jauh Rae Na melangkah. Bahkan hampir sampai di pintu keluar. Namun langkahnya tiba-tiba berhenti. Dua orang yang berdiri tidak jauh di depannya tengah menatapnya.

Min Yoongi dan Bae Irene. Mereka seolah tidak percaya dengan apa yang ada di hadapannya. Terlebih Yoongi. Dia bahkan tidak berkedip memandangnya.

"Kau?" Yoongi hanya mampu bergumam pelan. Bagaimana mungkin istrinya bisa berubah seperti ini.

Rambut ikal yang di biarkan tergerai ke depan. Dengan sentuhan warna coklat kemerahan. Pakaian dengan panjang selutut dan riasan wajah yang natural. Namun, terlihat lebih muda.

"Ada apa, Min Yoongi?" Tanya Rae Na, dingin.

"Sedang apa kau-"

"Kau terkejut? Ya, uangku memang tidak banyak. Tapi, untuk sekedar berbelanja sepertinya masih cukup"

Tak ingin berdebat lagi. Rae Na melangkah melewati mereka. Namun, tangannya di raih oleh sang suami.

"Bisa kita bicara?"

Rae Na sedikit melirik suaminya. "Maaf, Min. Aku harus menjaga toko"

Segera Rae Na menarik tangannya. Kemudian, mempercepat jalannya. Yoongi menatap tidak percaya. Sang istri menepis tangannya.

Di persimpangan jalan, Rae Na berhenti melangkah. Mengusap air matanya yang hampir terjatuh. "Aku bisa. Akhirnya aku bisa"




Bersambung--

Yolaww,,,  ngetik kaya gini aja lamanya. Ohya, part lalu ada kata yg kurang ya. Harusnya "tidak bisa" tp "tidak"-nya ketinggal.

Hehehe

Hancur kan?

Lavyu

Ryeozka

SEESAW / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang