Mari flashback...
..
Yoongi itu dulu manis sekali.
Setidaknya, menurut Rae Na.
Hari itu sudah sangat petang. Yoongi masih setia menunggu kekasihnya sampai kelas usai. Lama menunggu, akhirnya Rae Na datang dengan berlari-lari.
"Kenapa lari-lari?"
"Aku takut kau lama menunggu" begitu jawaban Rae Na dengan napas tersengal-sengal.
"Jangan lari lagi. Kau bisa kehabisan napas"
"Kenapa bisa?"
"Kau tidak perlu lari padaku. Aku yang akan mengejarmu. Kalau kau kehabisan napas. Siapa yang akan menjadi napas hidupku"
Rae Na menunduk, menyembunyikan senyumnya. Bukan Yoongi namanya kalau tidak tahu gadisnya ini tersipu. Itu sebabnya, Yoongi sangat senang menggodanya.
Rae Na itu introvert.
Mendapatkan gadis satu ini benar-benar butuh perjuangan. Itulah yang membuat Yoongi memperjuangkannya. Hingga akhirnya, Rae Na mulai menunjukkan sisi manja dan cerewetnya. Itu justru semakin membuat Yoongi gemas dan semakin menggodanya.
"Naik!" Yoongi sudah merendahkan tubuhnya. Mencoba menawarkan punggungnya.
Berakhirlah Rae Na di gendongan sang kekasih. Sepanjang perjalanan mereka tak bisa diam ada saja yang mereka bicarakan.
"Kau tahu kenapa aku mencintaimu?" Yoongi memulai aksinya kembali.
"Kenapa?"
"Karena tidak ada pria lain yang akan mencintaimu"
"Jadi, menurutmu aku tidak laku, begitu?!" Pekik Rae Na tidak terima.
"Bukan"
"Lalu apa?!"
"Karena, mereka tahu Jang Rae Na hanya milik Min Yoongi"
Aargh!
Yoongi berteriak saat telinganya di gigit oleh gadis yang ada di punggungnya. "Kenapa di gigit?!" Giliran Yoongi yang memekik.
"Kau menyebalkan!"
"Bagaimana kalau aku tidak bisa mendengar keluh kesah dari bibir manismu itu?!"
"Lebih baik seperti itu!"
"Baik. Kalau begitu, jangan mengeluh. Jangan merengek, jangan merajuk. Jangan minta apapun padaku. Jangan menyuruhku. Lakukan semua sendiri"
"Tidak begitu juga. ISshh! Menyebalkan!"
.
Yoongi benar-benar sabar dan telaten menghadapi gadis bermarga Jang ini. Nyatanya dia rela menemaninya belajar walaupun matanya sudah tidak bisa di ajak kompromi.
Sesekali dia menyuapkan makanan ke mulutnya. Yoongi bilang, "Walaupun belajar bukan berarti kau lupa makan"
"Lalu, bagaimana aku makan? Tanganku di kugunakan untuk menulis"
"Kalau begitu tinggalkan dulu"
"Tidak. Itu membuatku malas"
Yoongi menghela napas kesal. Dan justru mendapat perintah.
"Suapi! Kau, kan tidak ada kerjaan. Jadi, suapi aku saja"
Sambil tangan kirinya menumpu kepala, tangan kanannya mengarahkan sendok pada mulut gadisnya. Sesekali matanya mengerjab kerena kantuk. Bahkan, kepalanya yang di topang berkali ingin jatuh. Sementara, gadisnya sibuk sendiri sambil mengoceh tidak jelas.
"Lagi!" Pintanya yang tetap fokus pada buku. Dengan besar hati Yoongi tetap melakukannya. Dari pada dia tidak makan. Lalu, sakit?
"Minum. Ambilkan aku minum!"
"Ambil sendiri!"
"Tidak bisa"
"Ck!"
"Aku sedang di posisi nyaman. Kalau bergerak, bisa mengganggu konsentrasiku. Kalau konsentrasiku terganggu, aku jadi malas. Kalau malas, tugasku tidak selesai. Kalau tidak selesai, aku tidak mengumpulkan. Kalau tidak mengumpulkan, tidak dapat nilai. Kalau tidak dapat nilai-"
"Ini minum!" Entah kapan Yoongi beranjak yang jelas dia sudah menyodorkan satu gelas air putih.
Rae Na mendongak. "Hehe,,, terima kasih, sayang. Baik sekali"
"Jangan pasang wajah idiotmu itu"
"Ya, ampun! Yoongi! Aku ini pacarmu. Tega sekali"
.
Ingin tahu bagaimana Yoongi melamar gadis aneh itu?
Saat itu mereka berada di dalam bus menuju jalan pulang. Mereka mengambil duduk pada kursi paling belakang. Hanya duduk berdua. Karena, beberapa penumpang sudah turun. Tinggal dua orang di kursi depan.
Tiba-tiba Yoongi memberinya kotak bekal. "Ini!"
"Ini apa?" Bingung Rae Na.
"Menurutmu apa?" Ketus Yoongi.
"Kotak bekal"
"Kenapa masih tanya?"
"Kenapa kau memberiku ini?"
Pluk
Rae Na membuka tutupnya. Dan dia semakin bingung. "Kosong?"
"Makanya, kau harus mengisinya"
"Astaga, bicara yang jelas"
"Tugasmu membuatkanku bekal"
"Hanya itu?"
"Membuat sarapan setiap pagi. Membersihkan rumah. Menyambutku saat pulang kerja. Menjaga anak-anak Dan sebagainya"
"Itu kan tugas seorang istri"
"Kalau begitu jadilah seorang istri"
"Kau melamarku? Tapi, kau kan tidak bersama orang tuamu"
"Tidak perlu. Besok saja dua bulan lagi. Dan tugasmu berlaku tiga bulan lagi"
"Tapi, kan aku belum memberi jawaban"
"Kalau begitu di jawab. Bawakan aku bekal besok pagi dengan wadah ini kalau kau setuju"
"Kalau tidak?"
"Kembalikan dalam kondisi kosong dan aku akan memaksamu mengisi wadah itu"
"Begitu?"
Oh, mari maklumi kepolosan gadis ini.
"Di kertas itu syarat yang harus kau patuhi"
Rae Na mengambil secarik kertas itu lalu membaliknya. Di sana tertulis.
"Jangan biarkan hatiku kosong seperti wadah ini. Kau harus selalu mengisinya"
Rae Na menoleh. Menatap orang di sampingnya.
Bbrrtt
Setelahnya, Rae Na terbahak. "Min Yoongi, apa yang kau lakukan? Kenapa bodoh sekali? Tidak, tidak. Ini lucu. Lucu sekali. Caramu ini terbelit-belit. Kenapa tidak langsung saja. Kau tinggal bilang, Jang Rae Na maukah kau menjadi istriku? Kenapa menggunakan cara bodoh seperti ini? Kau menganut drama dari mana?"
Tak henti-hentinya Rae Na tertawa. Hingga membuat Yoongi menghentikan bus mendadak. Tanpa sepatah kata dia turun. Saat Rae Na ingin menyusul, pintu bus langsung di tutup kasar. Bus pun berjalan kembali.
"Dia marah?"
Bersambung--
Gimana? Udah bikin senyum kan? Part berikutnya kembali ke konteks awal.
Pen gumoh nulis ini. Hoekkk
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
SEESAW / END
General FictionIni bukan LMKM, bukan pula FIX! LOVE. Dengan pemain yang sama, saya ingin membuat cerita yang berbeda. Akan banyak karakter yang berubah dalam cerita ini. Dengan penuh harap, lepaskan bayang-bayang tentang LMKM ataupun FIX! LOVE. Saya akan membuat g...